Tongue Tie adalah Kelainan Kongenital | Ini Penjelasannya!
Tongue Tie merupakan kelainan bawaan pada organ oral bayi, simak penyebab dan cara penanganannya!
Kelainan kongenital, atau dalam istilah yang lebih familiar disebut dengan kelainan bawaan, merupakan kekurangan yang melekat pada diri seseorang semenjak lahir.
Lazimnya berupa malformasi pada bagian tubuh tertentu yang menyebabkan fungsinya di kemudian hari menjadi terganggu.
Tongue Tie adalah Salah Satu Kelainan Kongenital
Sudah banyak sekali kondisi yang tercatat dalam sejarah medis sebagai kelainan kongenital. Mulai dari yang terjadi pada organ vital bayi seperti hipospadia, sampai organ oral seperti tongue tie.
Mengenai jenis yang pertama disebut, kamu bisa membaca informasinya di sini. Sementara untuk yang kedua, informasinya dapat kamu peroleh dengan menyimak ulasan ini sampai selesai.
1. Pengertian tongue tie menurut ilmu medis
Dalam istilah medis, tongue tie atau angkyloglossia, dikenal sebagai kelainan yang berkenaan dengan frenulum lidah bayi. Kelainan ini menyebabkan ukuran lidah bayi menjadi lebih pendek dari ukuran pada umumnya.
Pada gilirannya kondisi ini akan membuat organ oral bayi tersebut tidak bisa berfungsi secara maksimal. Bayi kesulitan menyusu, bayi kesulitan bicara, bayi kesulitan makan, adalah beberapa kasus yang menjadi dampak dari kelainan kongenital yang satu ini.
Sementara itu, istilah frenulum sendiri menunjuk pada jaringan tipis di bawah lidah bagian tengah yang menghubungkan lidah bawah dengan dasar mulut.
Pada kondisi normalnya, frenulum bisa meregang cukup lebar sehingga memungkinkan lidah bayi leluasa bergerak. Namun, pada bayi dengan kondisi tongue tie, bagian ini terbilang berukuran amat pendek sehingga terkesan lidah menempel dengan dasar mulut.
2. Mengapa tongue tie bisa terjadi?
Mengenai penyebabnya sendiri, kebanyakan pakar medis menduga bahwa faktor genetik adalah alasan utama yang menyebabkan bayi terlahir dalam kondisi tongue tie. Hipotesis ini muncul karena banyak ditemukan riwayat kondisi serupa yang pernah dialami oleh orang tua si bayi, terutama sang ibu.
Sementara ini, melansir alodokter, faktor lain yang menentukan tongue tie sampai sekarang belum bisa dipastikan.
3. Tanda yang bisa dilihat
Meski begitu, mengetahui tanda-tanda dari kelainan ini terbilang tidak begitu merepotkan. Pasalnya, ia punya gejala yang bisa dilihat oleh mata telanjang.
Berikut ini, merupakan beberapa gejala yang terlihat dari bayi dengan kondisi tongue tie, sebagaimana dipampang oleh alodokter:
- Kesulitan menggerakkan lidah ke atas atau ke samping
- Lidah tidak bisa menjulur melewati gigi depan
- Bentuk lidah tampak seperti hati atau huruf V
- Cenderung mengunyah daripada mengisap saat menyusu
- Berulang kali memasukkan dan mengeluarkan puting payudara sehingga proses menyusu menjadi lebih lama
Pada gilirannya, karena distribusi asi kepada bayi tidak maksimal, sang ibu yang menyusui pun bisa ikut merasakan dampaknya. Beberapa yang lazim dialami oleh mereka, antara lain ialah payudara membengkak, nyeri, dan luka di puting payudara.
4. Diagnosa terhadap kondisi tongue tie
Seperti umumnya keluhan yang bersifat medis, alangkah lebih baik jika dikonsultasikan kepada ahli yang memang kompeten di bidang tersebut, termasuk untuk urusan diagnosa. Ini perlu dilakukan sebab tongue tie bukanlah satu-satunya penyebab masalah dalam menyusui.
Pada praktikya, biasanya, mula-mula dokter akan menanyakan kepada ibu bayi apakah ada masalah dalam menyusui bayinya. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada mulut bayi untuk melihat bentuk dan pergerakan lidahnya.
Pada anak balita dengan kondisi tongue tie, pemeriksaan dokter akan sedikit berbeda sebelum melakukan diagnosa. Ia akan meminta si anak untuk menggerakkan lidahnya, lalu mengucapkan huruf tertentu, semisal R dan L.
5. Beberapa dampak dari tongue tie
Setelah diperiksakan kepada ahli medis, sebaiknya kondisi tongue tie ini segera ditangani sesuai anjuran yang diberikan. Sebab, apabila tidak, ini bisa memberi dampak kesehatan lain yang bisa jadi berjangka panjang.
Dampak tersebut bisa diderita terutama oleh si bayi maupun ibu yang tengah menyusuinya. Beberapa di antaranya, antara lain, seperti masalah saat menyusui, kesulitan anak saat mulai belajar bicara, dan hambatan lain yang berhubungan dengan berbagai aktivitas oral, misalnya makan.
BACA JUGA: Hipospadia adalah Kelainan Organ Vital Pria | Ini Ciri, Penyebab, dan Cara Penanganannya!
6. Sejumlah penanganan medis
Penanganan secara medis sebagai upaya pengobatan tongue tie, akan beragam. Semua prosedurnya akan bergantung dengan keparahan yang dialami oleh bayi atau anak berkenaan dengan masalah organ oral mereka.
Apabila bayi atau anak tidak terganggu untuk melakukan aktivitas makan dengan baik, dokter akan menunggu dan memantau perkembangan kondisinya dalam beberapa waktu ke depan.
Prosedur ini dilakukan untuk melihat perkembangan frenulum lidah, apakah merenggang seiring waktu sehingga memungkinkan tongue tie teratasi dengan sendirinya.
Sementara bila kondisi bayi atau anak sebagai pasien menunjukkan hal sebaliknya, prosedur bedah adalah metode yang akan ditempuh. Jenisnya sendiri bisa bermacam-macam, bergantung tingkat keparahan.
Melansir alodokter, berikut adalah beberapa di antaranya:
- Prosedur bedah pertama untuk masalah adalah frenotomi. Frenotomi merupakan prosedur yang dilakukan pada penderita yang tergolong ringan. Dalam praktiknya, dokter akan memotong bagian frenulum dengan satu sayatan kecil menggunakan gunting steril atau pisau bedah.
- Prosedur berikutnya, ialah frenektomi. Pada frenektomi, seluruh frenulum lidah dipotong dengan pisau bedah steril.
- Jika frenulum di bawah lidah terlalu tebal untuk dipotong, dokter akan melakukan frenuloplasti. Pada prosedur ini, dokter akan memotong frenulum lidah dengan alat khusus lalu menjahit bekas lukanya.
7. Upaya mencegah tongue tie
Mengenai prosedur bedah yang tidak ringan seperti frenektomi dan frenuloplasti, dokter akan memberikan sejumlah anastesi atau bius sebelum memulainya. Untuk benang jahit, kelak ia akan hilang sendiri seiring dengan kesembuahan pacsa-bedah.
Sementara itu, mengenai pencegahan masalah tongue tie sendiri, belum dapat dipastikan apalagi dianjurkan oleh para ahli medis. Karena, penyebabnya yang bisa divalidasi pun baru sebatas faktor genetik semata.
Meski begitu, penanganan terbaik atas pelbagai kasus masalah ini perlu selalu diupayakan. Semuanya demi kelangsungan hidup dengan kualitas lebih baik untuk setiap orang.
Itulah ulasan mengenai kelainan kongenital yang dalam istilah disebut di dengan tongue tie, beserta berbagai gejala dan cara penanganannya. Apakah kamu punya informasi lain mengenai topik ini? Yuk, share, di kolom komentar!
Cari kost eksklusif dengan harga sewa terjangkau? Yuk, kost di Rukita! Rukita tak hanya membuatmu merasa #SenyamanDiRumah, tapi juga berada di lokasi strategis di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, dan Malang. Cek video di atas untuk tahu keunggulan Rukita, yuk!
Unduk aplikasi Rukita di Play Store atau App Store untuk cari kost lebih mudah dan seru. Mau tanya-tanya tentang kost Rukita? Bisa hubungi langsung ke Nikita (customer service Rukita) di +62 811-1546-477 atau kunjungi www.Rukita.co.
Jangan lupa follow Instagram Rukita di @Rukita_indo dan Twitter @Rukita_id supaya nggak ketinggalan diskon dan update terkini!
Bagikan artikel ini