Mengenal Bahaya Sleepwalking, Penyakit Gangguan Tidur sambil Berjalan
Cukup berbahaya, cari tahu penyebab dan solusi mengatasi sleepwalking!
Sleepwalking atau dikenal dengan penyakit tidur berjalan merupakan gangguan yang menyebabkan seseorang untuk berdiri dan berjalan dalam keadaan tertidur. Meski dapat dialami siapa saja, namun kondisi ini lebih sering terjadi pada anak-anak.
Biasanya, tidur berjalan menyerang seseorang saat berada di tahap tidur dalam, ke tahap yang lebih ringan, atau bahkan tahap sadar.
Sleepwalking, Penyakit Tidur sambil Berjalan
Nah, jika ingin mengetahui informasi lebih lanjut mengenai sleepwalking, simak pembahasan berikut.
1. Apa penyebab dari sleepwalking?
Perlu diketahui, proses tidur terbagi menjadi dua tahap, yakni non-rapid eye movement atau NREM dan rapid eye movement atau REM. Pada NREM, ada empat siklus hingga seseorang akhirnya bisa tertidur dan bermimpi di fase REM.
Untuk sleepwalking atau somnabulisme sendiri, terjadi pada fase NREM tepatnya di fase N3. Fase N3 merupakan salah satu fase dalam tidur yang terjadi saat seseorang sudah tertidur lelap.
Penyebab penyakit tidur berjalan sebenarnya belum diketahui secara pasti. Tapi, kondisi ini memiliki kecenderungan untuk diturunkan dalam keluarga atau bersifat keturunan. Nggak hanya itu, somnabulisme juga diduga berhubungan dengan sleep terror.
Seorang anak yang anggota keluarganya pernah mengalami sleep terror berisiko lebih tinggi untuk terkena penyakit tidur berjalan.
Seseorang yang memiliki gangguan pada jadwal tidur juga berisiko mengalami penyakit tidur berjalan. Apabila terjadi masalah pada waktu tidur, ada baiknya untuk berbicara dengan dokter ahli.
Walaupun penyebabnya belum diketahui secara pasti, ada beberapa faktor yang bisa memengaruhi seseorang mengalami tidur berjalan.
- Gangguan pernapasan ketika tidur, misalnya obstructive sleep apnea atau OSA. OSA dapat menyebabkan napas penderitanya menjadi tiba-tiba berhenti sehingga terbangun.
- Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti hipotonik atau obat yang digunakan untuk gangguan kejiwaan serta obat sedatif.
- Sering mengonsumsi minuman beralkohol.
- Penyakit asam lambung naik atau biasa disebut gastroesophageal reflux disease (GERD).
- Serangan asma yang terjadi di malam hari.
- Serangan kejang saat malam hari.
- Restless legs syndrome.
- Masalah kejiwaan, seperti gangguan stres pascatrauma, serangan panik, maupun gangguan identitas disosiatif.
2. Tanda dan gejala dari sleepwalking
Penyakit tidur berjalan biasanya muncul pada satu atau dua jam setelah penderitanya terlelap. Kondisi ini dapat berlangsung selama lima hingga lima belas menit tergantung masing-masing individu.
Meski disebut tidur berjalan, aktivitas yang dilakukan oleh penderitanya ini nggak hanya sebatas berjalan kaki saja, nih. Para penderita tidur berjalan bisa melakukan berbagai aktivitas, mulai dari yang sederhana, seperti duduk hingga pose menyetir.
Beberapa orang penderita penyakit tidur berjalan, rasa kantuk saat siang hari mungkin akan sering dirasakan. Jika dibiarkan, masalah tidur berjalan ini bisa membahayakan diri sendiri.
Namun, seperti namanya, gejala dari penyakit tidur berjalan yang paling sering adalah berjalan. Nggak hanya itu, penderita tidur berjalan juga bisa mengalami beberapa gejala lain seperti berikut ini.
- Sulit untuk dibangunkan.
- Tidak dapat mengingat kejadian selama tidur berjalan.
- Berbicara dalam kondisi tidak sadar atau sleep talking.
- Penderita melawan atau merasa bingung saat dibangunkan.
- Mata terbuka, namun tatapan terlihat kosong.
- Tidak merespon saat diajak berbicara.
BACA JUGA: Mengenal Penyakit Mulut dan Kuku yang Mewabah di Indonesia, Ini Cara Pengobatannya
3. Adakah bahaya penyakit tidur berjalan?
Apabila kamu hanya sesekali mengalami tidur berjalan, maka kemungkinan munculnya masalah akan kecil.
Ketika masalah tidur berjalan sudah semakin parah, cara terbaik untuk mengatasinya adalah berkonsultasi dengan dokter yang telah berpengalaman. Biasanya, dokter akan memberikan penanganan yang tepat sesuai dengan keparahan penyakit atau gejala.
Namun, jika sudah dialami cukup parah, kamu mungkin bisa mengalami beberapa masalah seperti di bawah ini.
- Cedera, misalnya terjatuh saat menaiki atau menuruni tangga, mengemudikan kendaraan di jalan, atau mengonsumsi sesuatu yang seharusnya tidak boleh.
- Gangguan tidur yang berkepanjangan, di mana dapat menyebabkan kekurangan tidur sehingga produktivitas di siang hari menjadi menurun.
- Jarang terjadi, namun biasanya bahaya tidur berjalan adalah bisa melukai orang di sekitar, terutama jika episode berlangsung.
Solusi Mengatasi Penyakit Tidur Berjalan
Umumnya, penyakit tidur berjalan tidak membutuhkan pengobatan karena bisa hilang dengan sendirinya. Namun, saat kondisi sudah membahayakan atau mengganggu diri sendiri maupun orang lain, maka pengobatan sangat diperlukan.
Pengobatan terhadap penyakit tidur berjalan ini biasanya akan disesuaikan dengan penyebab yang mendasari. Beberapa metode pengobatan yang dapat dilakukan, yakni sebagai berikut:
1. Pastikan lingkungan sekitar penderita aman
Untuk mengatasi masalah tidur berjalan, kamu perlu memastikan lingkungan sekitar penderita aman. Langkah ini bertujuan untuk mencegah terjadinya cedera saat penderita mengalami kondisi tidur berjalan.
Beberapa langkah yang perlu dilakukan adalah menutup atau mengunci semua jendela serta pintu saat penderita tidur, mengembalikan benda tajam, dan jangan biarkan penderita tidur di ranjang bertingkat.
2. Menerapkan sleep hygiene
Ketika kamu mengalami kondisi sleepwalking, maka disarankan untuk memperbaiki lingkungan dan kebiasaan tidur yang mungkin kurang baik sebelumnya.
Penderita penyakit tidur berjalan juga dianjurkan untuk memperbaiki pola hidup. Beberapa cara mengubah pola hidup adalah dengan mengelola stres dengan cara yang lebih positif dan lakukan olahraga secara rutin.
Selain itu, penerapan sleep hygiene bisa dilakukan dengan beberapa cara di bawah.
- Buatlah pola tidur yang teratur.
- Hindari konsumsi minuman berkafein atau yang mengandung alkohol berdekatan dengan waktu tidur.
- Buang air kecil terlebih dahulu sebelum tidur.
- Coba buat kamar tidur menjadi senyaman mungkin.
- Lakukanlah aktivitas yang dapat merelaksasikan pikiran sebelum tidur, seperti mandi dengan air hangat atau membawa buku bacaan bertema ringan.
3. Pengobatan psikoterapi
Salah satu pengobatan yang bisa diberikan kepada penderita penyakit tidur berjalan adalah psikoterapi. Misalnya saja psikoterapi, yaitu terapi perilaku kognitif atau biasa disingkat CBT.
Terapi ini bertujuan untuk mengubah pola pikir pasien terkait gangguan tidur yang sedang dialami sekaligus meningkatkan kualitas tidur. Biasanya, psikoterapi dapat membantu mengurangi stres dan membuat perasaan menjadi lebih rileks, nih.
Namun, untuk melakukan terapi ini, biasanya berdasarkan anjuran dari dokter sehingga pastikan berkonsultasi terlebih dahulu. Beritahu dokter mengenai kondisi yang kamu alami agar segera mendapatkan penanganan paling tepat, ya.
4. Menggunakan obat-obatan
Penderita penyakit tidur berjalan bisa disembuhkan dengan memberikan beberapa obat-obatan. Pemberian obat-obatan sendiri bertujuan untuk mengurangi frekuensi terjadinya tidur berjalan saat malam hari.
Jenis obat-obatan yang dapat diberikan, antara lain obat golongan antidepresan atau golongan benzodiazepine, berupa clonazepam. Saat gangguan terjadi di malam hari, cara lain untuk mengatasinya adalah dengan membangunkan penderita 15 hingga 30 menit sebelum gejala muncul.
Apabila anak-anak yang menderita penyakit ini, maka buatlah tambahan pengaman di setiap sisi ranjang untuk mencegahnya turun dari kasur. Jika diperlukan, kamu dapat mengawasi anak setiap malam atau menyewa perawat untuk menjaga anak selama tidur.
Itu dia beberapa informasi terkait sleepwalking yang wajib kamu ketahui. Penyakit satu ini memang umum dialami oleh semua orang, namun apabila gejalanya sudah parah dan mengganggu aktivitas, maka disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter.
Pernahkah kamu mengalami tidur berjalan? Coba share di kolom komentar, yuk!
Cari kost yang nyaman, aman, dan rasanya #SenyamanDiRumah? Coba yuk cek di kost coliving Rukita! Rukita punya sederat kost coliving yang tersebar di berbagai lokasi strategis di Jabodetabek, Bandung, Malang dan Surabaya.
Jangan lupa unduh aplikasi Rukita via Google Play Store atau App Store, bisa juga langsung hubungi Nikita (customer service Rukita) di +62 811-1546-477, atau kunjungi www.rukita.co.
Follow juga akun Instagram Rukita di @Rukita_Indo dan Twitter di @Rukita_Id untuk berbagai info terkini serta promo menarik!
Bagikan artikel ini