9 Langkah Tepat Berteman dengan ODHA | Jangan Dijauhi Melainkan Ditemani
ODHA juga berhak punya teman!
Setiap tahun jumlah penderita baru HIV/AIDS di Indonesia bertambah. Dilansir dari situs Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, ada 338 ribu pengidap baru HIV/AIDS pada Juli 2019 lalu.
Di tengah kemudahan mencari informasi di internet, ternyata stigma masyarakat terhadap pengidap HIV/AIDS sendiri masih jauh dari kata positif.
Banyak yang mengira jika duduk berdekatan bersama Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) bisa menularkan virus HIV. Duh!
Seperti kita ketahui bersama, AIDS dipicu oleh virus HIV yang menyerang sistem imun tubuh. Penularannya terutama berasal dari kontak cairan tubuh seperti darah dan sperma melalui perilaku seksual dan penggunaan jarum suntik.
Di masa awal seseorang divonis memiliki virus HIV dalam tubuhnya, mereka akan mendapatkan tantangan yang berat. Mulai dari tubuh yang melemah hingga penolakan dari keluarga terdekat. Pengucilan dari keluarga dan teman terdekat bisa membuat semakin tidak percaya diri.
Lantas, bagaimana kalau teman kamu termasuk ODHA? Apa yang seharusnya kamu lakukan? Menyambut Hari AIDS Sedunia yang diperingati setiap tanggal 1 Desember, saatnya kamu membuka wawasan, nih.
Bagaimana Cara Menganggap ODHA sebagai Teman?
Untuk kamu yang memiliki teman atau kenalan berpenyakit HIV/AIDS, mungkin sempat bingung bagaimana cara mendekatinya. Yang penting, nih, kita menyadari kalau ODHA juga berhak untuk punya teman.
Berikut beberapa tips untuk menjadikan ODHA sebagai teman yang telah dirangkum dari beberapa sumber.
1. Hargai teman ODHA yang sudah percaya kepada kamu
Saat ada teman pengidap HIV/AIDS yang memberitahukan kondisinya kepada kamu, itu tandanya mereka memercayai kamu untuk mengetahui rahasia mereka. Bukan hal yang mudah, lho, untuk membuka diri dan memberi tahu seseorang tentang kondisi kesehatannya.
Jangan rusak kepercayaan ODHA dengan menyebarkan privasi kesehatan mereka ke orang lain, ya.
2. Tawarkan bantuan
Saat teman kamu pertama kali divonis menderita HIV/AIDS, pasti mentalnya juga ikut terguncang. Saat itu, kamu bisa menawarkan bantuan.
Tawarkan diri untuk membantu ODHA dan tanyakan apa yang bisa kamu lakukan untuk mereka. Misalnya, menemani ketika terapi atau membantu membelikan obat.
Jika teman kamu masih memerlukan waktu sendiri, biarkan saja dulu. Tunggu waktu yang tepat untuk kembali menawarkan bantuan.
3. Yakinkan mereka
Langkah selanjutnya yang bisa kamu lakukan adalah memberitahu dan meyakinkan mereka jika kamu akan tetap berada di sisinya.
Statusnya yang sebagai pengidap HIV/AIDS nggak akan mengubah pertemanan kamu dan dia. Tunjukkan dukungan kamu lewat perkataan dan perbuatan agar ODHA merasa diterima.
FYI, virus HIV tidak akan tertular melalui air liur, keringat, sentuhan, ciuman, gigitan nyamuk, atau bekas toilet.
4. Cari informasi tentang HIV/AIDS
Setelah kamu mengetahui ada teman yang terkena HIV/AIDS, cari informasi sebanyak mungkin. Pelajari tentang pengobatan dan treatment yang sekiranya bisa mereka lakukan.
Setiap pengidap HIV/AIDS memiliki cara pengobatan yang berbeda-beda. Hargai cara pengobatan yang teman kamu pilih dan terus berikan dukungan.
5. Ingatkan untuk meminum obat
Salah satu tantangan terbesar bagi ODHA adalah rutin meminum obat antiretroviral (ARV). Butuh komitmen yang sangat kuat untuk mulai mengonsumsi ARV sebagai jalan pengobatan.
Jika ODHA berhenti mengonsumsi ARV di tengah proses pengobatan, bisa mengakibatkan resistensi nantinya. Oleh karena itu, kamu harus rajin mengingatkan teman untuk mengonsumsi ARV setiap harinya.
Banyak ODHA yang menolak untuk mengonsumsi ARV saat awal-awal proses penyembuhan. Jika hal itu terjadi, jangan menyerah untuk memberikan informasi tentang ARV. Namun, jangan terlalu dipaksa-paksa juga, ya!
6. Jangan pernah mendiskriminasi
ODHA sering menerima perlakuan tidak adil dari masyarakat, bahkan orang-orang terdekat mereka. Hal yang biasanya terjadi adalah diasingkan dari publik.
Hal ini tentunya berdampak pada mental ODHA. Mereka akan merasa terasing, berubah menjadi pemurung, pendiam, bahkan menyalahkan diri sendiri.
Nah, jika kamu punya teman yang ODHA, jangan pernah mendiskriminasi dan memojokkan teman. Dengan begitu, teman ODHA akan merasa dihargai sebagai manusia.
7. Jadilah teman curhat tanpa menghakimi
ODHA sangat membutuhkan teman yang bisa mendengarkan keluh kesah mereka. Hadirlah sebagai teman yang baik untuk mendengarkan curhatan ODHA tanpa perlu menghakimi.
Namun, tidak semua ODHA mau menceritakan masalah mereka. Jika teman ODHA nggak mau curhat, jangan sekali-kali memaksanya untuk bercerita.
8. Hindari menyinggung perasaan mereka
Di masa-masa sulit, ODHA bisa sangat sensitif. Entah itu tersinggung karena perkataan atau perilaku orang di sekitarnya.
Kamu yang punya teman ODHA sebaiknya menghindari perkataan dan perbuatan yang bisa menyinggung perasaan mereka. Perhatikan setiap kalimat yang kamu ucapkan. Nggak ingin, kan, melihat teman jadi sedih karena perkataan kamu?
9. Ajak ODHA terlibat dalam kegiatan positif
Mayoritas ODHA biasanya akan diselimuti rasa tidak percaya diri dan takut untuk bersosialisasi di masyarakat. Oleh karena itu, kamu harus memotivasi teman agar tidak menjauhkan diri dari orang lain.
Coba ajak teman ODHA untuk ikut serta dalam berbagai kegiatan positif, misalnya gerak jalan untuk ODHA. Temani mereka dan yakinkan bahwa ODHA masih bagian dari masyarakat.
Namun demikian, jangan memaksa ODHA jika ia nggak mau ikut berpartisipasi. Daftarkan teman ODHA untuk mengikuti berbagai kegiatan positif hanya dengan persetujuan mereka.
Itu dia beberapa cara untuk bisa menjalin hubungan akrab jika memiliki teman ODHA. Jangan menjauhi penderita HIV/AIDS, tetapi sebaliknya kamu harus merangkul dia, ya.
BACA JUGA: 7 Tips Agar Tak Menderita Sendirian Saat Sakit di Kost
Bagikan artikel ini