5 Contoh Cerita Pendek Kehidupan Bacaan Ringan di Kala Senggang
Simak beberapa contoh cerita pendek kehidupan yang bisa jadi bacaan ringan di waktu luang kamu!
Cerpen merupakan salah satu bentuk karya sastra yang sering kali dijadikan bahan bacaan untuk tujuan hiburan. Sebuah cerpen umumnya mengisahkan cerita fiksi yang kemudian disajikan secara singkat, jelas, dan padat.
Dalam penulisannya, cerpen dapat mengangkat beragam tema, salah satunya adalah tema kehidupan. Tema ini menawarkan sudut pandang yang kaya dan bervariasi tentang pengalaman manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Di bawah ini, kami telah mengumpulkan beberapa contoh cerita pendek kehidupan. Cerita-cerita ini tidak hanya menghibur tetapi juga memberikan makna mendalam dan inspirasi.
Baca Juga: 5 Contoh Cerpen Bahasa Indonesia, Bacaan Ringan di Kala Senggang
5 Contoh Cerita Pendek Kehidupan
Berikut adalah lima contoh cerpen dalam bahasa Indonesia:
1. Membantu Bisa Membuat Hati Senang
Namaku Putri, saat ini aku bersekolah di kelas 5 Sekolah Dasar. Setiap harinya, ayahku selalu menjadi orang yang mengantarkanku ke sekolah. Aku merasa sangat beruntung karena ayah selalu memastikan aku tiba di sekolah tepat waktu, dan berkat itu, aku belum pernah terlambat sekolah.
Di sekolah, aku memiliki banyak teman yang seru dan asyik, sehingga tidak pernah merasa bosan ketika berada di sana. Ketika pulang sekolah, aku biasanya pulang bersama dengan teman-temanku yang tinggal di sekitar rumah yang sama.
Suatu hari, saat kami pulang bersama, kami melihat seorang ibu yang barang-barang belanjannya tumpah dan berserakan di jalan karena terlalu banyak. Tanpa ragu, kami langsung bergerak untuk membantu ibu tersebut.
Setelah berhasil membantunya, kami melanjutkan perjalanan pulang. Ketika sampai di rumah, aku menceritakan kejadian itu kepada ibuku. Ibu tersenyum dan berkata, “Itu tindakan yang baik, Nak. Jangan pernah ragu untuk membantu orang lain.”
Aku menjawab, “Ternyata membantu orang lain itu sangat menyenangkan.” Sejak saat itu, aku selalu berusaha untuk memberikan bantuan ketika ada orang yang membutuhkannya.
2. Jangan Menuduh Orang Sembarangan
Hati saya berdebar-debar dalam kepanikan yang luar biasa. Flashdisk yang berisi semua data penting dari masa kuliah saya, termasuk skripsi, hilang di dalam perpustakaan. Rasa takut melanda saat saya menyadari bahwa saya tidak memiliki cadangan data untuk skripsi ini.
Saya mencari ke segala penjuru perpustakaan, bertanya ke semua orang, dan bahkan menghubungi petugas, namun hasilnya nihil. Flashdisk yang sangat berarti bagiku tidak kunjung ditemukan.
Ketika itu, beberapa teman termasuk Reza, seorang mantan teman dekat yang beberapa bulan terakhir kami sering bertengkar dan menjaga jarak, berada di perpustakaan juga. Hatiku terasa tertutup, dan pikiran rasionalku mulai menuduh Reza sebagai pelaku di balik hilangnya flashdisk itu.
Saat saya berada di kelas, tanpa berpikir panjang, saya mendekati tempat duduk Reza dengan pertanyaan tajam, “Kamu punya flashdiskku, Za?”
Reza tampak bingung dan menjawab, “Maksud kamu apa?”
“Sudahlah, jangan pura-pura tidak tahu. Kamu pasti yang mengambil flashdiskku ketika kita di perpustakaan,” tegas saya.
Reza mulai naik pitam, berdiri dari tempat duduknya. “Apa yang kamu bicarakan? Saya tidak tahu apa-apa!” desaknya.
Kami berdua berdiri berhadapan, siap untuk konfrontasi yang semakin memanas. Teman kami, Boy, berusaha menenangkan situasi, namun suasana di kelas sudah ricuh, dan semua mata tertuju pada kami. Saat kami hampir terlibat dalam perkelahian fisik, guru kami, Pak Sony, tiba-tiba masuk kelas.
Pak Sony terkejut melihat suasana di kelas yang sudah begitu memanas. Ia berusaha mencari tahu apa yang sedang terjadi. Boy menceritakan situasinya, dan Pak Sony mengeluarkan sesuatu dari tasnya.
“Tadi ada petugas perpustakaan yang memberi saya flashdisk ini. Katanya flashdisk ini terjatuh di tangga perpustakaan. Setelah saya periksa, ternyata ini adalah milikmu, Marsel,” jelas Pak Sony.
Hati saya berdebar, campuran antara kebahagiaan karena flashdisk saya telah ditemukan dan malu karena telah menuduh Reza tanpa bukti yang cukup. Pak Sony mencoba untuk mendamaikan antara saya dan Reza.
Meskipun awalnya Reza enggan menerima permintaan maaf saya karena kesalahan yang telah saya lakukan, Pak Sony dan teman-teman di kelas berhasil membantu memecah kebekuan di antara kami. Mereka menjelaskan bahwa ini hanyalah kesalahpahaman dan Reza menerima permintaan maaf.
Pak Sony memberikan kami nasehat agar tidak mudah menuduh orang, bahkan jika kita memiliki masalah pribadi dengan mereka. Kami harus selalu berpikir jernih sebelum mengambil tindakan.
Saya lalu meminta maaf kepada Reza, Pak Sony. Srta teman-teman di kelas untuk semua kekacauan yang telah terjadi.
Baca Juga: 8 Cara Resensi Cerpen yang Mudah Dimengerti
3. Anak Bermalasan
Minggu merupakan hari libur yang dinanti-nanti oleh para pecinta ketenangan dan kemalasan. Ada yang hanya ingin menikmati waktu santai di rumah untuk merilekskan diri setelah seminggu penuh aktivitas, sementara ada yang berencana untuk pergi berlibur.
Banu memilih untuk mengambil opsi pertama, yaitu menikmati hari libur dengan bersantai di rumah. Namun, yang menjadi masalah adalah Banu seringkali merasa tidak puas dengan cara dia menghabiskan liburannya.
“Banu, bangun sudah siang, nanti kamu terlambat,” tanya ibunya.
“Bu, Banu masih capek, Banu bolos sehari ya,” Banu memelas kepada ibunya.
“Jangan begitu, bayaran sekolahmu mahal jangan menyepelekan menuntut ilmu,” jawab ibunya menyanggah.
“Sehari saja bu, Banu tidur lagi.”
Saat melihat perilaku Banu yang kurang memadai, ibunya merasa kesal. Akibatnya, ibunya mengajak Banu untuk mengunjungi anak-anak dengan kebutuhan khusus di sebuah panti asuhan.
“Nah, sekarang coba kamu buka mata kamu, mereka ingin sekolah sepertimu, tapi tidak ada orang tua yang akan membiayai mereka bersekolah,” Jelas ibunya, mereka masih di dalam mobil.
Dengan insiden tersebut, Banu akhirnya tersadar dan memutuskan untuk pergi sekolah meskipun sudah terlambat. Saat dalam perjalanan menuju sekolah, ia melihat seorang anak yang mengenakan seragam sekolah yang sama dengannya, namun anak tersebut memiliki keterbatasan fisik.
Dalam hati, Banu berpikir, “Aku seharusnya bersyukur karena masih memiliki fisik yang sempurna yang memungkinkanku untuk belajar.”
4. Ketemukan Syukur dari Ibu
Seperti kebanyakan lulusan baru, rutinitasku dalam beberapa waktu terakhir adalah menghabiskan banyak waktu di depan laptop, mengirim berkas lamaran kerja ke berbagai perusahaan. Namun, setelah hampir dua bulan berlalu, tidak ada satupun perusahaan yang menerima saya sebagai karyawan.
Paling jauh yang saya bisa, saya diwawancara oleh HRD, tetapi setelah itu, mereka tidak memberikan kabar lagi. Melihat bahwa saya terlihat murung selama beberapa hari terakhir, ibu saya kemudian mendekat untuk berbicara.
“Kenapa kamu akhir-akhir ini terlihat murung, Zan?” tanya ibu, sambil mengelus kepalaku.
“Fauzan tak kunjung mendapat pekerjaan, bu,” keluhku.
Ibu hanya membalasnya dengan senyum tipis.
“Dulu…” ibu memulai cerita.
“Ayah dan ibu setelah menikah babak belur karena tak punya uang sama sekali.”
“Ibu sengaja keluar kerja memang ingin fokus menjadi istri, tapi sayang ayah justru dipecat karena satu dan dua hal.”
“Ayah dan ibu bahkan terkadang hanya makan satu dua kali dalam sehari.”
“Ibu pun pernah hampir menyerah karena keadaan, tapi ibu sadar menyerah justru akan memperparah keadaan.”
“Kemudian ibu dan ayah sering bertukar pikiran mengenai solusi. Tak hanya soal solusi bagaimana cara mendapatkan uang, tapi juga solusi agar hidup kita bisa bahagia.”
“Ayah dan ibu pun sepakat, hidup itu bukan tentang masa lalu dan masa depan.”
“Tetapi hidup adalah hari ini, di mana kita hidup detik ini juga.”
“Kenapa jadi penting? Sebab, dengan tahu hidup ini adalah hari ini kita akan fokus pada apa-apa yang dikerjakan pada saat ini.”
“Kamu tak perlu risau tentang sudah lama menganggur dan bagaimana masa depan jika kamu tak kunjung kerja.”
“Fokuslah pada hari ini, fokuslah pada apa yang bisa kamu kerjakan. Sisanya, biarkan Tuhan yang berkehendak,” ungkap Ibu panjang lebar.
Cerita ibu memberikan kedamaian dalam hatiku. Saya mulai menyadari pentingnya berusaha memperbaiki diri setiap hari, tanpa terlalu terpaku pada masa lalu atau masa depan.
Kami berdua berpelukan, dan saya mengucapkan terima kasih kepada ibu atas nasihatnya dan dedikasinya yang tak kenal lelah untuk anaknya.
5. Titik Terang di Tengah Badai
Di sebuah desa kecil yang terletak di lereng gunung, hiduplah seorang pemuda bernama Andi. Dia adalah anak yatim piatu yang selalu dianggap sebagai beban oleh masyarakat desa. Meskipun begitu, Andi selalu memiliki senyuman di wajahnya.
Andi memiliki impian untuk menjadi guru dan memberikan pendidikan kepada anak-anak di desanya.
Walau dia tidak memiliki uang untuk sekolah, dia belajar dengan keras dari buku-buku yang dia temukan di perpustakaan desa.
Suatu hari, badai besar melanda desa mereka. Rumah-rumah hancur, tanaman rusak, dan kehidupan desa menjadi kacau.
Namun, Andi tidak menyerah. Dia menggunakan pengetahuannya untuk membantu warga membangun kembali desa mereka.
Dia mengajarkan anak-anak di desa cara membaca dan menulis, meskipun sekolah resmi telah hancur.
Dengan kerja keras dan tekad yang kuat, desa itu perlahan pulih. Andi berhasil menjadi guru bagi anak-anak di desanya, dan dia melihat senyum mereka yang tumbuh bersama dengan pengetahuan.
Keberhasilan Andi mengajar kita bahwa bahkan dalam situasi terburuk sekalipun, ada titik terang jika kita tidak pernah menyerah.
Artikel menarik lainnya:
- 10 Event Bulan Oktober 2023, Ada Konser K-pop hingga Pameran Gadget
- 5 Event Festival Jepang Terbaru Bulan Oktober 2023 | Banyak Event Cosplay!
- Berlibur ke Thailand, Ini 10 Tempat Wisata yang Wajib Dikunjungi!
Tulisan di atas adalah 5 contoh cerita pendek kehidupan dengan masing-masing cerita yang singkat dan berisi pesan moral, kehangatan, dan kebijaksanaan. Cari tahu juga cara resensi cerpen, yuk. Semoga cerita-cerita ini memberikan inspirasi dan hiburan bagi pembaca. Selamat menikmati!
Cari hunian yang nyaman dan estetik sekarang gampang. Tinggal buka aplikasi atau kunjungi website Rukita, perusahaan proptech penyedia hunian sewa jangka panjang tepercaya dan antiribet. Tersebar di berbagai kota di Indonesia, tinggal di Rukita dijamin nyaman banget. Coba cek Apartemen Thamrin Residence, deh.
Cari kost dekat telkom university, kost dekat unair, kost dekat ugm, kost dekat binus alam sutera, kost dekat ui, kost dekat unj? Di Rukita semua lengkap!
Jangan lupa unduh aplikasi Rukita via Google Play Store atau App Store, atau kunjungi www.rukita.co. Mau cari info kost lainnya? Yuk, intip di Infokost.id!
Follow juga akun Instagram Rukita di @rukita_indo, Twitter di @rukita_id, dan TikTok di @rukita_id untuk berbagai info terkini serta promo menarik!
Bagikan artikel ini