Bak Negeri di Atas Awan, Fenomena Embun Es di Dieng Menawan tapi Beracun?
Fenomena embun es di Dieng kembali muncul!
Mau mencoba datang ke negeri di atas awan? Saatnya kamu mengunjungi dataran tinggi Dieng ketika fenomena embun es terjadi, nih. Kawasan yang dikenal sebagai negeri di atas awan itu, hamparan rerumputannya sedang diselimuti embun es cukup tebal.
Fenomena alam ini kembali terjadi di dataran tinggi Dieng, Jawa Tengah. Kalau kamu tertarik melihatnya, embun es dapat terlihat di dalam kompleks Candi Arjuna, Dharmasala, dan lapangan di sekitar Candi.
Ini kedua kalinya embun es muncul sepanjang tahun 2022. Hanya saja fenomena terbaru itu memunculkan embun es lebih tebal dibanding sebelumnya. Ketebalannya sekitar setengah sentimeter.
Sayangnya fenomena menawan itu sebagian menganggapnya sebagai ancaman. Masyarakat sekitar Dieng menyebut embus es tersebut sebagai bun upas, dapat membuat daun layu sampai tanaman mati.
Kira-kira kenapa bisa mematikan tanaman? Padahal fenomena ini jadi daya tarik buat wisatawan, lho. Di balik munculnya embun es di Dieng, ada berbagai fakta menarik yang perlu kamu tahu.
Deretan Fakta di Balik Munculnya Fenomena Embun Es di Dieng
Sebelum embun es muncul, suhu udara di Dieng mulai turun mulai dari 29 Juni 2022 dan semakin turun pada 30 Juni 2022. Saat malam hari suhu udara mencapai 5 derajat, sementara dini hari langsung minus 1 derajat.
Biasanya fenomena alam embun es akan muncul mulai waktu pagi hari. Namun, karena suasana di sekitar Dieng saat itu masih gelap, embun es belum bisa terlihat. Pertama kali terlihat sekitar jam setengah 6 pagi hari pada 30 Juni 2022.
Hamparan rumput di sekitar Dieng telah diselimuti kristal es bening. Sebelumnya, fenomena embun es ini sudah pernah terjadi, lho, pada bulan Januari 2022 lalu. Bisa dibilang termasuk fenomena alam langka.
Buat kamu yang penasaran dengan asal mula terjadinya fenomena ini, embun es mematikan maupun bertanya bisakah fenomena tersebut terjadi selain di Dieng? Ini dia ulasan selengkapnya tentang fakta-fakta embun es di Dieng.
1. Kenapa fenomena embun es di Dieng bisa terjadi?
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), fenomena embun es di Dieng karena sebagai tanda masuknya musim kemarau. Suhu udara yang dingin pada musim kemarau di salah satu kawasan Jawa Tengah termasuk salah satu hal alamiah.
Dinginnya suhu udara juga ditandai oleh adanya angin monsun Australia dan memengaruhi pengurangan curah hujan. Biasanya musim kemarau terjadi pada bulan Juli hingga September. Sementara pada periode yang sama, di Australia sedang mengalami musim dingin.
Perbedaan musim ini memunculkan adanya pola tekanan udara relatif tinggi di Australia.
Hal inilah yang menyebabkan pergerakan massa udara justru membawa udara kering menuju Indonesia. Nantinya angin ini akan bertiup dari wilayah Indonesia melewati perairan Samudera Indonesia dan membuat permukaan laut menjadi dingin banget.
Kawasan di pulau Jawa, terlebih Jawa Tengah umumnya diprediksi akan cerah-berawan dan lebih dingin. Serupa dengan di beberapa daerah Indonesia, khususnya bagian Selatan Khatulistiwa selain Jawa, seperti Bali dan Nusa Tenggara.
Suhu dingin yang terjadi pada malam hari akan menyebabkan berkurangnya awan dan hujan. Hal ini dikarenakan nggak adanya uap air dan air akibat radiasi yang dilepaskan bumi saat malam hari nggak disimpan di atmosfer.
Perkiraan fenomena embun es bisa kembali terjadi pada awal bulan Juli 2022. Dieng yang membeku bak negeri di atas awan ini sayang banget kalau kamu lewatkan. Tentu saja fenomena ini menambah pesona dataran tinggi Dieng.
BACA JUGA:
- Tak Perlu Panik, Ini Penyebab dan Tanda-tanda Hujan Es Terjadi di Indonesia
- Tak Hanya di Indonesia, Ini Ritual Pawang Hujan di Berbagai Negara
- Gunung Paling Berbahaya di Indonesia, Ngeri Banget!
2. Suhu mencapai minus 1 derajat
Awal embun es muncul pada 30 Juni 2022. Pagi harinya suhu di Dieng mencapai hingga minus 1 derajat celsius. Embun es yang biasa disebut embun upas oleh masyarakat sekitar Dieng ini terjadi di area Candi Arjuna.
Fenomena ini menjadi daya tarik tersendiri untuk para wisatawan agar berkunjung ke Dieng. Meski suhu udara di dataran tinggi tersebut memasuki titik terendah, tetap saja membuat terpesona yang melihat fenomena tersebut. Sangat unik lho, melihat embun yang menempel di rumput dan dedaunan jadi beku.
Kalau kamu ingin menikmati embun es, sebaiknya jangan lupa untuk menggunakan pakaian tebal supaya lebih hangat.
Selama fenomena ini, beberapa hari di Dieng memang akan terasa lebih dingin daripada biasanya.
Tak hanya pakaian tebal seperti jaket saja, kamu juga sebaiknya menggunakan sarung tangan hingga masker. Perbekalan makan dan minum perlu banget untuk tetap menghangatkan badan.
3. Terjadi di musim kemarau
Indonesia saat ini sedang memasuki musim kemarau. Pastinya kemunculan fenomena embun es di Dieng bikin banyak orang bingung. Munculnya embun es di Dieng saat musim kemarau tentu mengundang daya tarik wisatawan.
Kamu bisa banget merasakan suhu dingin tanpa perlu liburan ke luar negeri.
Fenomena ini nggak akan sering terjadi di Indonesia, mengingat Indonesia hanya memiliki 2 musim saja. Jadi apa kamu siap berwisata ke Dieng saat embun es muncul? Fenomena yang tak biasa ini sering muncul ketika bulan Juni hingga September.
Tanda-tanda fenomena tersebut diawali cuaca yang cerah, nggak terjadi gerimis maupun hujan saat malam hari atau sehari sebelumnya. Meski layaknya kabut biasa, embun upas ini akan terbentuk dengan udara kering saat temperatur minus dan vegetasi bagus.
Biasanya akan menempel di rerumputan, tanaman rendah dan bukan di tanah ataupun pohon tinggi. Nggak heran kalau hamparan rerumputan di dataran tinggi Dieng diselimuti embun es.
4. Sampai kapan embun es berlangsung?
Menurut informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), fenomena langka embun es yang terjadi di Dieng dapat bertahan sampai satu dasarian atau hingga 10 hari ke depan.
Melansir dari Kompas.com, fenomena tersebut masih berhubungan dengan adanya dua pusat tekanan rendah yang terjadi di belahan bumi utara. Tepatnya pusat tekanan rendah berada di Laut China Selatan yang terletak pada sebelah barat Filipina dan pusat tekanan rendah selanjutnya berada di timur laut Filipina.
Tentunya selain berkaitan dengan pergerakan massa udara monsoon Australia atau angin timuran. Tipe angin ini membawa massa udara kering yang mempengaruhi curah hujan di Pulau Jawa, khususnya daerah Jawa Tengah. Akibatnya nih, dalam beberapa hari nanti prediksi cuaca di Jawa Tengah akan cenderung cerah sampai berawan.
Nggak ada gerimis maupun hujan yang mengguyur wilayah tersebut.
Prediksi kondisi cuaca akibat dari fenomena embun es diperkirakan terjadi mulai dari 1 Juli hingga 10 Juli 2022. Baru, deh, setelah itu kondisi kembali cenderung basah di Jawa Tengah, seperti musim kemarau biasanya.
Perubahan kondisi itu juga terjadi karena adanya pengaruh suhu pada muka air laut yang berada di sekitar Jawa, selain itu terjadinya anomali iklim La Nina dengan intensitas lemah dari bulan Juli hingga Agustus 2022.
5. Fenomena embun es di Dieng menawan untuk wisatawan
Kemunculan embun es di Dieng, Jawa Tengah selalu menarik rasa penasaran wisatawan. Meski suhu udara turun mencapai minus 1 derajat Celsius, membuat wisatawan tetap saja ingin berwisata ke dataran tinggi Dieng. Fenomena ini seperti jadi magnet destinasi wisata!
Menariknya, untuk fenomena tahun ini kamu bisa berkunjung ke area wisata Dieng. Lain halnya saat tahun sebelumnya pas embun es juga muncul. Tepatnya pada Juli 2021, Dieng belum dibuka untuk wisatawan karena ada Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Beda lagi saat tahun 2020, nggak kurang dari 1.200 wisatawan berkunjung untuk menikmati embun upas dalam sehari. Wisatawan tetap tertarik mendatangi wilayah di perbatasan Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo itu.
Meski suhu sangat dingin, tetap saja ada yang berkunjung.
Destinasi wisata yang sering dikunjungi oleh wisatawan Dieng, mulai dari beberapa kawah aktif seperti Kawah Sikidang, Goa Semar, mata air Sungai Serayu, hingga Telaga Warna dan Pengilon.
Tak hanya itu saja, ada berbagai situs yang menarik juga dikunjungi. Seperti situs Candi Arjuna, Candi Bima, Candi Gatotkaca, dan Candi Sembadra. Kalau kamu ke Dieng selain menikmati embun es, jangan lupa pergi ke Bukit Sikunir.
Destinasi tersebut jadi salah satu spot favorit bagi kamu untuk menikmati matahari terbit yang biasa dijuluki sebagai Golden Sunrise. Tertarik untuk berkunjung ke dataran tinggi Dieng saat terjadinya fenomena embun es?
6. Ancaman bagi para petani
Meski menjadi fenomena menawan bagi wisatawan, sayangnya embun es justru salah satu ancaman para petani. Embun upas yang terjadi di dataran tinggi Dieng sebagai tanda menuju puncak musim kemarau di daerah Jawa Tengah.
Suhu yang semakin menurun drastis hingga membekukan embun ternyata bukan menjadi fenomena menawan bagi sebagian orang lain.
Embun yang berubah menjadi kristal-kristal bening itu merupakan musuh para petani Dieng.
Embun upas yang terjadi berulang kali dapat merusak tanaman kentang dan kubis petani. Ketika bulan Juli hingga September setiap tahunnya, embun ini muncul dan akan menurunkan kualitas kentang yang sebenarnya sudah siap panen.
Untuk mengatasinya, petani di kawasan Dieng memutuskan memasang paranet supaya dapat menangkal embun upas. Alat ini dipasang di atas ladang. Sayangnya, paranet hanya mampu menangkal embun es yang tipis.
Kalau embun es berukuran tebal seperti tahun ini, alat paranet nggak bisa menangkal embun sehingga tanaman tetap terkena dampak. Daun dan batang beberapa jenis tanaman akan kering, misalnya saja carica dan tanaman kentang.
Tanaman yang mampu bertahan terhadap embun beku ini seperti kayu putih dan cemara. Uniknya, tanah justru akan jadi lebih subur setelah fenomena berlalu. Simpelnya, saat embun muncul akan menyebabkan gagal panen, tapi setelah itu panen petani dapat berlipat.
Tampaknya fenomena embun es di Dieng seperti melakukan proses sterilisasi alam. Bakteri dan hama akan ikut mati akibat suhu dingin dari embun beku tersebut. Di balik pesonanya, memang membuat tanaman mati menghitam seperti terkena racun.
Tenang saja untuk makhluk hidup, fenomena embun es di Dieng nggak beracun. Hanya saja embun yang disebut sebagai upas atau racun oleh masyarakat sekitar karena dapat mematikan tanaman.
7. Kapan fenomena embun es di Dieng pernah terjadi?
Akankah fenomena embun es di Dieng masih terjadi? Tahun 2019 silam, kemunculan embun beku di kawasan Dieng pernah terjadi pada bulan Mei.
Saat itu, embun beku datang lebih cepat dibanding tahun sebelumnya.
Lalu tahun 2020, fenomena ini datang saat musim kemarau pada bulan Juni. Kalau berdasarkan tahun-tahun sebelumnya, kemungkinan embun upas akan diperkirakan muncul lagi.
Syarat terjadinya fenomena ini adalah nggak ada hujan atau terang, nggak ada angin kencang, dan suhu di bawah titik beku. Tanda-tandanya dapat dilihat sejak sore hingga malam hari. Terkadang juga terjadi kondisi abnormal, di mana ada angin cukup kencang sehingga membuat embun beku tak terbentuk.
8. Daerah lain yang berpotensi terjadinya fenomena embun es
Fenomena embun es ternyata nggak hanya terjadi di kawasan Dieng saja. Beberapa wilayah Indonesia lain pernah mengalaminya. Terutama kalau kamu berada di kawasan pegunungan atau dataran tinggi.
Embun es pernah muncul di lereng Gunung Semeru, tepatnya di Danau Ranu Pani, Jawa Timur. Fenomena ini terjadi tahun 2021 lalu, tanaman di lereng gunung tertutupi embun es.
Tahun sebelumnya pada 2018 lalu, Sabana Lonceng atau Rawa Embik dan Danau Taman Hidup di Gunung Argopuro juga pernah terlihat embun es. Daerah lainnya yang berpotensi terjadi fenomena embun es ada di kawasan Nasional Bromo, Jawa Timur.
Proses terjadinya embun es di daerah lain di wilayah Indonesia sama halnya dengan di Dieng. Fenomena embun es menjadi kejadian alamiah, penyebabnya pergerakan massa udara yang sangat dingin.
Cara Melawan Hawa Dingin di Dieng
Sebagai penduduk negara tropis, tentu saja tubuh kita butuh waktu untuk beradaptasi dengan cuaca dingin. Meski suhu saat terjadinya embun es di Dieng tidak terlalu ekstrem, tetap saja akan terasa dingin dan bikin menggigil.
Jika kamu tertarik untuk menikmati fenomena langka ini, ya, maka ada satu cara ampuh untuk melawan hawa dingin tersebut. Seperti diungkapkan oleh Shingo Kajimura, seorang profesor di Departemen Biologi Sel dan Jaringan dari University of California, San Francisco, AS.
Selain mengenakan baju hangat hingga sarung tangan, nih, ternyata memakai scarf atau syal di sekitar leher ampuh untuk melawan hawa dingin. Pasalnya otak memantau suhu dari suhu darah yang mengalir melalui leher.
“Itulah mengapa mengenakan syal membuat seseorang merasa hangat,” ungkap Kajimura seperti dilansir dari TIME. Sstt, ini juga berlaku saat kita meletakkan kain dingin di leher yang ‘menipu’ otak bahwa suhu dingin di musim panas.
Jangan lupa dipraktikkan agar tubuh tetap hangat sehingga dapat menikmati fenomena ini secara maksimal.
Nah, itu dia ulasan lengkap tentang fenomena es yang terjadi di Dieng. Apa kamu pernah melihat fenomena tersebut secara langsung? Coba share di kolom komentar.
Cari kost dekat dengan kuliner, perkantoran, rumah sakit, maupun tempat strategis lainnya? Coba ngekost di Rukita saja!
Tersedia berbagai pilihan jenis kost Rukita yang berada di lokasi strategis dengan akses mudah dekat berbagai tempat strategis. Nggak hanya di Jabodetabek dan pulau Jawa saja, ada di Medan juga!
Jangan lupa unduh aplikasi Rukita via Google Play Store atau App Store, bisa juga langsung hubungi Nikita (customer service Rukita) di +62 811-1546-477, atau kunjungi www.rukita.co.
Bagikan artikel ini