12 Film Terbaik Asia yang Diadaptasi Hollywood | Sukses atau Gagal?
Kamu lebih suka versi original atau remake, nih?
Sinema Hollywood membuat remake dari film Asia sudah bukan hal baru lagi. Bahkan mungkin tanpa kamu sadari film Barat favoritmu ternyata adalah hasil adaptasi dari sinema Asia.
Namun, nyatanya Hollywood nggak selalu mulus mendaur ulang film Asia. Ada beberapa yang mendapat apresiasi baik, ada pula yang mendapat banyak kritik dan rugi besar.
Film Asia yang Diadaptasi Hollywood
Nah, di bawah ini adalah deretan film Asia yang didaur ulang oleh Hollywood. Mulai dari film horor hingga sci-fi, yuk, simak 12 film Hollywood adaptasi di bawah ini!
1. Shutter (2004) dan Shutter (2008)
Kalau bicara soal film genre horor, tuh, Thailand nggak diragukan lagi! Terdapat deretan film horor Thailand yang sukses ‘menghantui’ dunia, salah satu yang paling seram adalah “Shutter”.
Digarap oleh Banjong Pisanthanakun, “Shutter” merupakan kisah horor yang melibatkan kamera dan foto. Sang fotografer terus menerus menemukan hal yang aneh dalam fotonya tanpa disengaja, seperti bayangan hitam hingga wajah samar-samar.
Keadaan semakin mencekam ketika diketahui ternyata keanehan tersebut menyimpan sebuah rahasia. Teror demi teror menghantui kehidupan sang fotografer. Yang pasti setiap scene-nya terasa menyeramkan dan membuat merinding!
“Shutter” lantas sukses menjadi salah satu film horor terbaik sepanjang masa baik di nasional maupun internasional. Kesuksesannya ini membuat sutradara Jepang Masayuki Ochihai dan penulis Amerika Luke Dawson tertarik untuk mengadaptasinya dalam versi Hollywood.
Pada 2008, “Shutter” versi Hollywood pun rilis dan ternyata mengundang respons positif dari masyarakat. Dengan bujet sekitar Rp10 miliar “Shutter” versi Hollywood mampu meraup hingga Rp646 miliar.
2. The Eye (2002) dan The Eye (2008)
Pencinta film horor Asia pasti juga nggak asing dengan film yang satu ini. “The Eye” merupakan salah satu film horor Hong Kong-Singapura yang juga masih jadi favorit hingga sekarang.
Film horor Hong Kong-Singapura ini bercerita tentang seorang gadis buta yang melakukan operasi transplantasi kornea. Alih-alih mengubah hidupnya lebih berwarna, nih, ‘mata baru’-nya tersebut malah membuat hidupnya penuh horor.
Walau jalan ceritanya sederhana, tapi setiap scene-nya tampak sangat mencekam dan sukses bikin ketakutan. Film garapan Pang Brothers ini juga memiliki dua sekuel yang nggak kalah melejit, yaitu “The Eye 2” (2004) dan “The Eye 10” (2005).
Pada 2008 Hollywood merilis remake “The Eye” yang digarap oleh David Moreau, Sebastian Gutierrez, dan Xavier Palud. Namun, film yang dibintangi Jessica Alba ini gagal total dan menuai sambutan negatif dari banyak orang. Bahkan sang sutradanya mengaku benci dengan hasil garapannya sendiri, lho!
3. Old Boy (2003) dan Old Boy (2013)
Jika bicara soal film Korea Selatan terbaik, tuh, “Old Boy” sudah pasti masuk dalam daftarnya! Film yang rilis pada 2003 lalu ini diadaptasi dari komik Jepang berjudul sama.
Hasil adaptasi yang luar biasa ini membawanya memenangkan Grand Prix pada Festival Film Cannes 2004 bahkan mendapat pujian spesial dari Quentin Tarantino. Plot cerita yang menegangkan dan konflik yang menarik pun menghasilkan keuntungan sekitar Rp206 miliar.
Film ini mengisahkan tentang seorang pria yang diculik dan disekap bertahun-tahun. Ia tak tahu apa penyebab dan kesalahannya sehingga bisa diperlakukan demikian. Jalan cerita yang unik kemudian disempurnakan dengan plot twist dan ending yang brilian.
Nah, pada tahun 2013 Hollywood mencoba menjemput kesuksesan serupa dengan membuat versi daur ulangnya. Dengan judul sama, film remake tersebut dibintangi oleh deretan pemain papan atas, seperti Elizabeth Olsen hinggal Samuel L. Jackson.
Sayangnya, nih, hasil remake tersebut gagal dan menuai banyak kritik. Bahkan keuntungannya pun jauh dibanding “Old Boy” versi original, yaitu hanya sekitar Rp67 miliar.
4. My Sassy Girl (2001) dan My Sassy Girl (2008)
Pencinta film rom-com pasti nggak asing terhadap film yang satu ini. Yap, “My Sassy Girl” merupakan film romantis komedi Korea Selatan yang laris sepanjang masa.
Film yang dirilis pada 2001 ini menceritakan tentang seorang mahasiswa jurusan teknik bernama Gyeon-woo yang bertemu seorang gadis di kereta. Pertemuan itu mengubah hidupnya ketika gadis tersebut mengucapkan kata sayang kepada Gyeon-woo dan tiba-tiba pingsan di kereta.
Gyeon-woo tentu saja terkejut dan bingung, apalagi para penumpang mengira bahwa Gyeo-woo adalah pacarnya dan menyuruhnya untuk bertanggung jawab. Akhirnya, Gyeon-woo membawanya ke motel untuk beristirahat.
Pertemuan yang tak disengaja tersebut lantas membawa ke dalam kisah cinta yang menggemaskan. Perjalanan asmara tersebut pun semakin seru dengan bumbu-bumbu jenaka sepanjang film.
Film garapan sutradara Kwak Jae-yong ini langsung populer hingga menjadi mega blockbuster. Keuntungannya pun mencapai hingga sekitar Rp357 miliar.
Nah, pada 2008 sutradara Prancis bernama Yann Samuell mendaur ulang “My Sassy Girl” dengan judul yang sama. Sebenarnya, sih, film remake ini cukup disambut baik dan sama-sama menarik. Namun, versi Hollywood ini tak bisa menyaingi kesuksesan film originalnya dan hanya mendapat keuntungan Rp19 miliar.
5. Ju-On: The Grudge (2002) dan The Grudge (2020)
Film Hollywood adapatasi selanjutnya adalah “The Grudge”. Siapa pun yang suka horor pasti tahu banget kalau “Ju-On: The Grudge” merupakan salah satu film horor Jepang yang legendaris.
Film yang digarap oleh Takashi Shimizu ini menceritakan tentang roh jahat menyeramkan yang mendiami sebuah rumah. Rumah tersebut merupakan saksi tragedi pembunuhan yang sangat sadis.
Tak ada yang menjamin siapa pun yang masuk ke dalam rumah tersebut bisa keluar hidup-hidup. Sosok hantu itu membuat bergidik dengan suaranya yang khas serta selalu sukses membuat penonton merinding.
Film yang rilis pada 2002 ini lalu diadaptasi Hollywood beberapa kali, yaitu tahun 2004 dan 2020 dengan judul “The Grudge” . Namun, lagi-lagi adaptasi tersebut tidak mendapat banyak respons positif, terutama “The Grudge” yang rilis 2020 ini.
Banyak yang mengkritik bahwa “The Grudge” versi Hollywood menghilangkan esensi dari kisah horor asal Jepang tersebut. Film remake garapan Nicolas Pesce itu dianggap merusak budaya Jepang yang kental di film “Ju-On: The Grudge” dan terlalu ‘amerika’.
6. Hachiko Monogatari (1987) dan Hachiko: A Dog Tale (2010)
Siapa, nih, yang pernah menangis tersedu-sedu saat menonton “Hachiko: A Dog Tale”? Film yang rilis pada 2010 ini juga merupakan adaptasi dari film Asia, lho, tepatnya Jepang.
“Hachiko Monogatari” merupakan film Jepang yang rilis pada 1987 silam. Film ini berkisah tentang anjing bernama Hachiko yang sangat setia kepada pemiliknya. Ia selalu menunggu sang pemiliknya di Stasiun Shibuya setiap hari, bahkan ketika pemiliknya sudah meninggal dunia.
Saat pertama kali rilis “Hachiko Monogatari” sukses merenggut hati banyak orang dan sangat laris. Bahkan, patung anjing Hachiko kini menjadi salah satu landmark di Shibuya, Tokyo. Kesuksesannya pun membuat kisah ini dimasukkan dalam buku sekolah rakyat di Jepang karena penuh inspirasi dan makna.
Pada 2009 film garapan Seijiro Koyama ini pun diadaptasi oleh Hollywood dengan judul “Hachi: A Dog’s Tale” atau “Hachiko: A Dog’s Story”. Ternyata, film remake ini nggak kalah sukses, lho! Menuai banyak respons positif dan mendapat keuntungan hingga Rp642 miliar.
BACA JUGA: 5 Manfaat Area Komunal Ini Hanya Bisa Kamu Rasakan Jika Tinggal di Kost yang Asyik!
7. A Tale of Two Sisters (2003) dan The Uninvited (2009)
Film ini diangkat dari cerita rakyat Korea pada era Joseon bernama “Janghwa Hongryeon jeon”. Rilis pada 2003, “A Tale of Two Sisters” bercerita tentang sebuah keluarga disfungsional yang mengalami berbagai gangguan supranatural.
Keluarga ini terdiri atas bapak, ibu tiri, dan dua anak perempuan bernama Su-mi dan Su-yeon. Kisahnya berawal ketika Su-mi pulang ke rumah setelah dirawat di rumah sakit jiwa. Adik kakak ini sempat mengalami trauma dari sang ibu tiri.
Selama di rumah, Su-mi selalu diteror oleh arwah sang ibu kandung. Mulai dari merangkak naik ke kasur, hingga melihat tubuh sang ibu tiri penuh memar.
Dengan tema psychological horror, “A Tale of Two Sisters” tak hanya membuat penonton bergidik dengan ‘horror’nya saja. Penonton juga disuguhkan oleh cerita yang nggak tertebak dan plot twist mencengangnkan.
Kesuksesannya pun terbukti dari komentar positif dan banyak kalangan. Bahkan menyabet penghargaan Best Picture di Fantasporto Film Festival 2004 dan sempat tercatat sebagai film horor dengan pendapatan tertinggi di Korea.
Nah, beberapa tahun kemudian Hollywood mengadaptasi film ini dengan judul “The Uninvited” yang rilis pada 2009. “The Uninvited” sendiri juga turut mencuri hati para penonton mendapat respons positif dan pujian dari banyak pihak.
8. Paprika (2006) dan Inception (2010)
Semua orang tahu kalau film “Inception” merupakan salah satu masterpiece dari sutradara legendaris Christoper Nolan. Namun, tahukah kamu kalau film yang dibintangi Leonardo DiCaprio ini terinspirasi dari film anime Jepang? Ya, inilah salah satu film Hollywood adaptasi yang jadi sukses.
Christoper Nolan mengaku bahwa ia mendapat inspirasi dari sebuah film anime berjudul “Paprika” oleh Satoshi Kon. Kedua film ini sama-sama tentang kecanggihan elektornik yang memungkinkan orang untuk masuk dan memengaruhi mimpi seseorang.
Memang, sih, “Paprika” bukanlah satu-satunya sumber inspirasi dalam pembuatan film “Inception”. Namun, kamu akan menemukan kemiripan jalan cerita dari keduanya.
Sebagai sebuah film anime, “Paprika” memiliki animasi yang penuh warna-warni dengan berbagai bentuk karakter yang tak bisa terbayangkan sebelumnya. Setiap scene-nya seolah-olah membawamu ke dunia khayalan superunik.
Banyak yang mengatakan kalau “Paprika” tentu saja memiliki jalan cerita lebih baik. Namun, “Inception” juga terbukti tak kalah apik karena menjadi sebuah salah satu film terbaik sepanjang masa.
Nah, sebenarnya seorang sutradara bernama Wolfang Peterson mengatakan sedang menggarap veris live-action dari “Paprika”. Namun, saat itu film “Inception” sudah lebih dahulu dibuat sehingga proyek tersebut terpaksa batal.
9. Ghost In The Shell (1995) dan Ghost In The Shell (2017)
Film Hollywood adaptasi yang satu ini juga dari animasi Jepang terbaik, nih. “Ghost In The Shell” merupakan film animasi Jepang yang rilis pada 1995. Pada 2017, rilislah versi remake Hollywood dengan judul sama.
Bergenre Sci-Fi dan action, nih, film ini berlatar belakang kehidupan dunia di masa depan, di mana manusia dan robot hidup berdampingan. Seorang perempuan bernama Major Mira Killian merupakan manusia pertama yang menjalani uji coba menjadi robot.
Kedua orang tuanya telah meninggal pada sebuah kecelakaan dan dia diselamatkan oleh sebuah organisasi. Mayor kemudian dilatih menjadi prajurit untuk melawan penjahat berbahaya.
Hingga pada suatu hari, terjadi sebuah terorisme cyber yang bisa meretas dan mengendalikan pikiran orang. Hanya Majorlah yang mampu menghentikannya, tapi di saat yang sama ia memiliki masalah mengenai jati dirinya.
Film versi adaptasinya menyuguhkan efek CGI yang keren dan cukup menakjubkan. Namun, sayangnya film yang dibintagi Scarlett Johansson ini mendapat banyak kritik dan tak sesukses aslinya. Bahkan banyak yang menilai film ini rasis karena hanya menggunakan aktor kulit putih.
10. One Missed Call (2004) dan One Missed Call (2008)
Film asal Jepang “One Missed Call” juga menjadi salah satu dari jajaran film horor terbaik sepanjang masa. Tayang pada 2004 film yang disutradarai Takashi Miike ini bercerita tentang orang-orang yang diteror oleh telepon misterius.
Siapa pun yang mengangkat telepon ini akan mendengar suara mereka sendiri di masa depan yang terdengar mengerikan. Setelah mengangkat telepon, nih, orang tersebut akan meninggal dalam beberapa hari ke depan.
Suara yang terdengar dalam telepon pun merupakan suara mereka di saat kematian menjemput. Selain penampakkan hantu dan adegan kematian yang mengerikan, penonton juga akan dibuat merinding oleh ringtone telepon yang khas.
Nah, pada tahun 2008 rilislah “One Missed Call” versi Hollywood yang disutradari oleh Eric Valette. Sayangnya, film remake ini nggak laris dan bahkan hanya memperoleh rating 0% dari Rotten Tomatoes.
11. Dark Water (2002) dan Dark Water (2005)
Lagi-lagi film Hollywood adaptasi dari Asia kali ini berasal dari sinema Jepang. “Dark Water” merupakan film horor Jepang yang rilis pada 2002.
Film ini berkisah tentang seorang ibu single parent yang pindah ke sebuah apartemen bersama putrinya. Bermaksud mencari ketenangan setelah perceraian, mereka malah mengalami banyak kejadian aneh, salah satunya bocornya air dari lantai atas secara misterius.
“Dark Water” lantas mendapat banyak respons positif. Kesuksesannya ini pun membuat sutradara Walter Salles tertarik untuk membuat remake yang kemudian akhirnya rilis pada 2005.
“Dark Water” versi Amerika ini mendapat berbagai tanggapan. Seperti film Hollywood adaptasi lainnya, “Dark Water” remake ini dianggap terlalu ‘Amerika’ sehingga berkurang esensi horornya.
12. Perfect Blue (1997) dan Black Swan (2010)
Nah, film Hollywood adaptasi yang satu ini termasuk yang sukses, nih. “Black Swan” merupakan salah satu film terbaik sepanjang masa yang berhasil menyita perhatian dunia perfilman, bahkan menyabet banyak piala Oscar dalam Academi Awards 2010.
Namun, tahukan kamu kalau “Black Swan” sangat mirip dengan film anime Jepang “Perfect Blue”? Anime yang tayasng pada 1997 ini berkisah tentang seorang penyanyi yang sangat terobsesi pada kariernya.
Keobsesiannya tersebut sampai membuatnya menjauhi teman-teman bahkan ibunya. Konflik ini juga terjadi dalam film “Black Swan” di mana sang penari balet terobsesi dengan kariernya hingga menarik diri dari orang-orang terdekatnya.
Walau sempat ada bantahan, siapapun yang menonton keduanya pasti akan menemukan kemiripan seperti adaptasi. Hal ini pun diperkuat setelah diketahui ternyata sang sutradara “Black Swan” Darren Aronofsky juga merupakan pemegang hak cipta “Perfect Blue” untuk di-remake.
Nah, itulah 12 film Hollywood adaptasi dari film Asia. Dari daftar di atas, film remake mana yang menurutmu berhasil dan nggak kalah sukses dari film originalnya? Tinggalkan pendapatmu di bawah, yuk!
Bagikan artikel ini