Hari Kesehatan Mental Sedunia 2022: Ciri dan Cara Jaga Jiwa Sehat
Di Hari Kesehatan Mental Sedunia 10 Oktober ini, kenali gangguan kejiwaan yang sulit terdeteksi ini.
Gangguan kejiwaan masih mendapatkan stigma negatif di masyarakat. Padahal, sama dengan kesehatan fisik, kesehatan mental juga perlu dijaga baik-baik. Apabila kita atau orang terdekat mengalami gangguan kejiwaan, itu juga bukan suatu aib yang harus ditutupi, kok.
Banyak orang yang merasa malu, tertekan, dan depresi hingga akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Maka dari itu, sebaiknya kamu reach out ke orang-orang terdekat atau meminta bantuan profesional kalau merasa mengalami gangguan mental. Kita semua juga sebaiknya peka terhadap kondisi mental orang-orang di sekeliling kita, nih.
Hari Kesehatan Mental Sedunia: Kasus Bunuh Diri di Indonesia Tinggi?
Hari Kesehatan Mental Sedunia kali ini berdekatan dengan kasus bunuh diri yang baru saja terjadi di Yogyakarta. Pada Sabtu, 8 Oktober 2022, seorang mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada (UGM) yang berusia 18 tahun, mengakhiri hidupnya dengan lompat dari rooftop sebuah hotel.
Di dalam tas mahasiswa tersebut, ditemukan surat yang menyatakan bahwa ia mengalami gangguan psikologi.
Kepolisian Republik Indonesia sendiri pada 2020 mencatat ada 671 kasus kematian akibat bunuh diri di Indonesia. Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2021 juga mengungkapkan kalau ada 5.787 korban akibat bunuh diri atau percobaan bunuh diri di Indonesia. Banyak banget, ya?
Hal ini nunjukkin kalau kesehatan mental adalah sesuatu yang harus mendapat perhatian lebih dari para pemangku kepentingan dan juga masyarakat umum, termasuk diri kita sendiri.
Hari Kesehatan Mental Sedunia: Ciri Jiwa Terganggu yang Harus Dipahami
Sambil memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia, yuk, kita cari tahu ciri-ciri kesehatan mental yang terganggu, supaya kita bisa lebih aware terhadap kesehatan jiwa kita maupun orang di sekitar.
1. Sering takut dan gelisah berlebihan
Ciri-ciri yang pertama adalah sering merasa takut dan gelisah berlebihan. Kadang ketakutan ini bisa sampai menimbulkan delusi dan bisa membuat seseorang jadi histeris. Terkadang, kamu juga bisa jadi takut untuk bertemu orang lain, karena adanya kekhawatiran berlebihan yang nggak beralasan di pikiranmu.
2. Sulit tidur
Nah, karena rasa takut yang berlebihan ini, kamu juga jadi kesulitan untuk tidur. Ada suara-suara di pikiranmu yang membuatmu terjaga sepanjang malam dan membuatmu khawatir sehingga nggak bisa tidur dengan nyenyak.
Nggak sedikit juga orang dengan gangguan mental yang mengandalkan obat tidur supaya dapat terlelap. Beberapa obat yang diresepkan psikiater juga memiliki efek yang membuatmu tertidur dalam waktu yang lama, sehingga ketika terbangun, kamu bisa merasa lebih tenang dan segar.
Meski begitu, mengonsumsi obat tidur dalam jangka waktu yang lama nggak baik untuk kesehatan, lho.
3. Nggak nafsu makan
Banyak yang memiliki gangguan mental terlihat lebih kurus dan kurang sehat. Itu karena selain waktu tidur mereka berantakan, mereka juga cenderung jadi nggak nafsu makan. Beberapa bahkan mengalami penurunan berat badan drastis karenanya.
4. Menarik diri dari lingkungan
Karena merasa memiliki beban pikiran yang banyak, orang dengan gangguan mental cenderung menarik diri dari lingkungannya dan enggan bersosialisasi.
Nggak jarang mereka memiliki trust issue terhadap orang lain, yang membuat mereka enggan untuk bercerita atau meminta pertolongan. Mereka berpikir bahwa orang lain nggak akan bisa membantu menyelesaikan masalah.
5. Suasana hati yang ekstrem dan berubah-ubah
Ciri-ciri yang terakhir adalah suasana hati yang mudah berubah-ubah secara ekstrem. Misalnya sekarang bahagia, kemudian beberapa menit berikutnya menjadi sangat sedih sampai menangis histeris. Mereka juga biasanya jadi lebih sensitif dan mudah marah.
BACA JUGA:
- 8 Jenis Gangguan Mental Ini Bisa Muncul Tanpa Disadari | Kenali Gejala dan Penyebabnya!
- 6 Manfaat Mendengarkan Musik bagi Kesehatan Mental dan Fisik
- World Mental Health Day, Saatnya Terapkan 6 Cara Berbuat Baik kepada Diri Sendiri
Hari Kesehatan Mental Sedunia: Cara Menjaga Jiwa Sehat
Hari Kesehatan Mental Sedunia ini seharusnya menjadi kesempatan bagi kita semua untuk lebih melek kesehatan mental diri kita dan orang-orang di sekitar kita. Para pemangku kepentingan juga perlu terus menyediakan fasilitas kesehatan mental yang memadai dan mudah dijangkau oleh seluruh kalangan.
Nah, terus gimana, ya, cara menjaga mental kita agar tetap sehat? Ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan, nih.
1. Gaya hidup sehat
Untuk membuat hidupmu lebih positif, kamu bisa memulai gaya hidup yang sehat. Makan makanan bergizi, rajin berolahraga, dan tidur cukup bisa jadi awal yang baik. Kamu juga bisa menghentikan kebiasaan merokok, minum minuman beralkohol, atau makan junk food.
Walau kelihatannya sepele, tapi gaya hidup yang sehat bisa membuat mood kamu jadi lebih baik, lho!
2. Lakukan relaksasi
Selain itu, kamu juga bisa melakukan relaksasi seperti yoga, meditasi, atau berkontemplasi. Kamu bisa menulis di buku harian, blog, atau membuat catatan sehari-hari. Travelling, makan makanan kesukaanmu, dan lakukan aktivitas yang membuat perasaanmu senang juga bisa jadi bentuk relaksasi.
3. Berbicara dengan orang terdekat
Kadang kita merasa perlu mencurahkan emosi dan perasaan supaya hati kita menjadi lega. Kamu bisa berbicara kepada orang-orang terdekat seperti teman, keluarga, atau pasangan. Dengan mencurahkan isi hati, kamu nggak perlu memendam semua perasaan sendiri.
Siapa tahu, kamu juga bisa mendapatkan solusi atau bantuan dari orang lain, sehingga kamu nggak perlu menghadapi semuanya sendirian. Kalaupun teman bicara kita nggak bisa memberikan solusi, setidaknya hati kamu jadi lebih tenang.
4. Mencari bantuan profesional
Kalau cara-cara di atas belum bisa meringankan bebanmu, kamu bisa mencari bantuan profesional. Sekarang sudah banyak psikolog dan psikiater yang bisa kamu kunjungi. Kalau kamu merasa biayanya terlalu mahal, kamu bisa berkonsultasi gratis menggunakan BPJS, lho.
Cara konsultasi menggunakan BPJS, tuh, gampang banget. Kamu tinggal kunjungi faskes tingkat pertama, baik itu klinik, puskesmas, dokter umum, atau rumah sakit, yang telah bekerja sama dengan BPJS kesehatan. Kamu sebaiknya menyiapkan berkas seperti kartu BPJS, fotokopi KTP, serta fotokopi Kartu Keluarga.
Kalau di faskes tersebut ada layanan psikolog atau poli jiwa, kamu bisa langsung konsultasi saja, deh. Tapi, kalau nggak ada, kamu bisa minta surat rujukan ke fasilitas kesehatan lain yang menyediakan poli jiwa.
Ketika melakukan konsultasi, kamu bisa menceritakan dengan jujur semua perasaan dan masalah yang kamu alami. Psikolog biasanya nggak memberikan obat, tapi bisa memberikan diagnosis tentang kondisimu. Sementara untuk pemberian obat adalah wewenang psikiater.
Nah, semoga di Hari Kesehatan Mental Sedunia 10 Oktober ini kita bisa terus menjaga kesehatan mental diri sendiri dan lebih aware dengan kesehatan orang lain, ya!
Jaga kesehatan mental dengan healing di kostan yang nyaman dan estetik. Dengan ngekost di Rukita, kamu jadi berasa staycation setiap hari. Bye-bye stres!
Jangan lupa unduh aplikasi Rukita via Google Play Store atau App Store, bisa juga langsung hubungi Nikita (customer service Rukita) di +62 811-1546-477, atau kunjungi www.Rukita.co.
Follow juga akun Instagram Rukita di @Rukita_Indo, Twitter di @Rukita_Id, dan TikTok di @rukita_id untuk berbagai info terkini serta promo menarik!
Bagikan artikel ini