·1 November 2023

Mengenal Hari Pasaran Jawa: Jumlah, Hitungan, Arti, dan Penggunaan

·
6 minutes read
Mengenal Hari Pasaran Jawa: Jumlah, Hitungan, Arti, dan Penggunaan

Penasaran dengan apa itu Hari Pasaran Jawa? Simak penjelasan selengkapnya!

Hari Pasaran Jawa, juga dikenal sebagai “Hari Pasaran” atau “Hari Pasaran Legi” adalah konsep penting dalam budaya Jawa. Ini adalah sistem penanggalan yang digunakan untuk meramalkan keberuntungan, menentukan hari-hari yang paling baik untuk melaksanakan berbagai kegiatan, dan mengidentifikasi karakteristik pribadi berdasarkan hari kelahiran.

Melalui artikel ini, Rukita akan menjelaskan jumlah hari pasaran Jawa, hitungan hari pasaran Jawa, serta arti dari setiap hari pasaran dan neptu yang terkait. Yuk, simak ulasan berikut.

Jumlah Hari Pasaran Jawa

hari pasaran jawa
Source: Orami

Hari Pasaran Jawa terdiri dari 5 nama hari dalam siklus dan 7 karakter neptu yang melengkapi setiap hari. Oleh karena itu, terdapat total 35 kombinasi yang berbeda dalam penanggalan Jawa. Berikut adalah daftar kelima nama hari dalam sistem penanggalan Jawa.

1. Legi

Legi adalah hari pertama dalam siklus lima hari pasaran. Ini dianggap sebagai hari yang baik untuk memulai berbagai aktivitas. Legi memiliki karakter neptu 5.

2. Pahing

Pahing adalah hari kedua dalam siklus. Ini dianggap sebagai hari yang kurang baik untuk memulai aktivitas baru. Pahing memiliki karakter neptu 4.

3. Pon

Pon adalah hari ketiga dalam siklus. Ini dianggap sebagai hari baik untuk menjalankan bisnis atau aktivitas perdagangan. Pon memiliki karakter neptu 7.

4. Wage

Wage adalah hari keempat dalam siklus. Ini dianggap sebagai hari yang baik untuk melanjutkan dan menyelesaikan proyek-proyek yang sudah dimulai. Wage memiliki karakter neptu 8.

5. Kliwon

Kliwon adalah hari terakhir dalam siklus. Ini dianggap sebagai hari yang paling kuat secara spiritual dan memiliki karakter neptu 9.

BACA JUGA: Tradisi dan Perayaan dalam Kalender Jawa bulan November – Desember

Hitungan Hari Pasaran Jawa

Penting untuk memahami bagaimana sistem penanggalan Jawa bekerja untuk menghitung tanggal dan menentukan hari tertentu. Berikut adalah aturan dasar yang digunakan dalam hitungan penanggalan Jawa.

1. Siklus 5 hari dalam hari pasaran Jawa

Merupakan siklus pasaran Jawa yang terdiri dari lima nama hari, seperti yang telah disebutkan di atas. Siklus ini berulang setiap lima hari.

2. Siklus 7 neptu

Setiap nama hari dalam siklus pasaran memiliki karakter neptu yang berbeda, mulai dari 1 hingga 9. Siklus neptu ini juga berulang setiap tujuh hari.

3. Penyusunan tanggal dalam hari pasaran Jawa

Penanggalan dalam sistem Jawa memadukan kedua siklus ini. Contohnya, pada suatu hari, akan disebutkan nama hari pasaran (Legi, Pahing, Pon, Wage, atau Kliwon) serta karakter neptunya (1 hingga 9).

Contoh: “Legi Pahing” menunjukkan hari Legi dalam siklus pasaran dengan karakter neptu Pahing, yang memiliki karakter neptu 4.

4. Neptu bersamaan dengan tanggal Jawa

Selain nama hari pasaran dan karakter neptu, setiap tanggal Jawa juga diidentifikasi dengan neptu tertentu. Neptu ini mencerminkan keberuntungan dan karakteristik yang terkait dengan tanggal tersebut.

Neptu ini sering digunakan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti untuk menentukan tanggal pernikahan, upacara keagamaan, dan aktivitas lainnya.

BACA JUGA: Kuliner Khas Suku Jawa, Cita Rasa Budaya yang Turun Menurun

Arti Hari Pasaran Jawa dan Neptu

hari pasaran jawa
Source: Harian Haluan

Masing-masing hari dan karakter neptunya memiliki makna, mitos, dan pengaruh yang berbeda dalam budaya Jawa. Berikut adalah penjelasan singkat tentang arti dari masing-masing hari dan karakter neptunya.

1. Legi (Neptu 5)

Legi adalah hari pembuka dalam siklus pasaran. Ini dianggap sebagai hari yang baik untuk memulai kegiatan apa pun. Neptu 5 menggambarkan keseimbangan dan harmoni.

2. Pahing (Neptu 4)

Pahing dianggap sebagai hari yang kurang baik untuk memulai aktivitas baru. Neptu 4 dapat mengindikasikan ketidakstabilan dan perubahan.

3. Pon (Neptu 7)

Pon adalah hari yang baik untuk aktivitas bisnis dan perdagangan. Neptu 7 menggambarkan energi positif dan kemakmuran.

4. Wage (Neptu 8)

Wage dianggap sebagai hari yang baik untuk melanjutkan dan menyelesaikan proyek-proyek yang sudah dimulai. Neptu 8 menggambarkan semangat perjuangan.

5. Kliwon (Neptu 9)

Kliwon adalah hari yang paling kuat secara spiritual dalam siklus. Ini adalah hari yang baik untuk melakukan ritual keagamaan dan berhubungan dengan dunia spiritual. Neptu 9 menggambarkan energi spiritual dan kewaspadaan.

Penggunaan Hari Pasaran dan Neptu dalam Budaya Jawa

Hari Pasaran Jawa dan karakter neptunya memiliki pengaruh yang kuat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Beberapa contoh penggunaannya meliputi.

1. Pernikahan

Hari pasaran dan neptu sering menjadi pertimbangan penting dalam menentukan tanggal pernikahan. Pasangan calon dapat berkonsultasi dengan seorang ahli tata cara pernikahan Jawa untuk memilih tanggal yang sesuai.

2. Upacara keagamaan

Upacara keagamaan, seperti persembahan dan ritual, sering dijadwalkan sesuai dengan hari pasaran dan neptu yang dianggap paling baik untuk tujuan tersebut.

3. Keputusan penting

Masyarakat Jawa sering mempertimbangkan hari pasaran dan neptu saat membuat keputusan penting, seperti memulai usaha baru, perjalanan jauh, atau transaksi besar.

4. Ramalan dan keberuntungan

Beberapa orang menggunakan penanggalan Jawa untuk meramalkan keberuntungan mereka, memahami karakteristik pribadi berdasarkan hari kelahiran, dan mengidentifikasi tindakan yang tepat untuk meningkatkan nasib baik.

Artikel menarik lainnya:

  1. 5 Pantai di Jawa Barat Terpopuler | Selalu Jadi Favorit Banyak Orang!
  2. 10 Candi di Jawa Tengah Warisan Peradaban Indonesia yang Dikagumi Dunia
  3. Waduk Kedung Ombo dan Pengaruh Pentingnya di Jawa Tengah

Sistem penanggalan Jawa dengan hari pasaran dan neptu memiliki peran penting dalam budaya Jawa. Ini bukan hanya cara untuk menghitung tanggal, tetapi juga merupakan cara untuk meramalkan keberuntungan, menentukan waktu yang tepat untuk berbagai aktivitas, dan mengidentifikasi karakteristik individu.

Meskipun seiring dengan perkembangan zaman, banyak orang menggunakan kalender Gregorian dalam kehidupan sehari-hari, penanggalan Jawa tetap relevan dalam berbagai aspek budaya Jawa. Dengan pemahaman yang lebih dalam tentang sistem ini, kita dapat lebih menghargai warisan budaya yang berharga dan kebijaksanaan.

Cari hunian yang nyaman dan estetik sekarang gampang. Tinggal buka aplikasi atau kunjungi website Rukita, perusahaan proptech penyedia hunian sewa jangka panjang tepercaya dan antiribet. Tersebar di berbagai kota di Indonesia, tinggal di Rukita dijamin nyaman banget, deh.

Cari kost dekat telkom universitykost dekat unairkost dekat ugmkost dekat binus alam suterakost dekat uikost dekat unj? Di Rukita semua ada dan lengkap untuk memudahkanmu, because you matter.

Sedangkan kalau kamu punya budget yang terbatas dan sedang mencari hunian harga ekonomis berfasilitas lengkap, bisa juga cek Infokost.id. Tersedia kost budget di beberapa kota di Indonesia dengan harga sewa murah!

Jangan lupa download aplikasi Rukita via Google Play Store atau App Store, bisa juga langsung kunjungi www.rukita.coFollow juga akun Instagram Rukita di @rukita_indoTwitter di @rukita_id, dan TikTok @rukita_id untuk berbagai info hunian terkini serta promo menarik.

Bagikan artikel ini