7 Cara Memimpin Tim secara Virtual | Yuk, Dorong Tim untuk Mengemukakan Ide!
Tim virtual kini menjadi sesuatu yang lazim semenjak masa pandemi Covid-19. Hal ini dikarenakan kebijakan work from home selama 3 bulan yang sempat diberlakukan kemarin dan terus diperpanjang oleh banyak perusahaan. Untuk beberapa perusahaan, nih, WFH meningkatkan produktivitas meski ada beberapa kendala di sana-sini.
Apakah perusahaanmu kini menuntut pengembangan tim virtual dan kebetulan kamu harus memimpinnya? Apakah kamu merasa kesulitan? Tenang, semua orang bisa memimpin tim secara virtual dengan melakukan beberapa langkah berikut ini.
Cara Jitu Memimpin Tim secara Daring
Memimpin tim virtual cukup berbeda dan sulit. Dulu kamu bisa bertemu dengan anggota tim secara langsung serta membahas masalah secara cepat, tetapi sekarang mungkin akan ada delay. Bisa jadi chat atau telepon nggak selalu langsung dibalas atau sulit menjelaskan akibat terkendala teknologi.
Oleh karena itu, kamu harus membiasakan dan mendisiplinkan diri bersama tim agar bisa mencapai komunikasi yang efektif.
1. Lakukan virtual bonding seminggu sekali
Kalian dulu sering bertemu secara langsung, kan, yang membuat hubungan bisa dekat secara natural. Bagaimana dengan sekarang sesudah 3-4 bulan nggak ketemu? Mungkin jadi renggang, ya.
Yuk, lakukan team bonding seminggu sekali. Bukan cuma untuk rapat saja, namun coba lakukan pendekatan secara virtual untuk tanya kabar, bercanda bareng, atau makan bersama. Kalau berani, nih, ajak tim ketemu langsung sebulan sekali hanya untuk kerja bareng dan menghabiskan waktu bersama sambil tetap mengikuti protokol kesehatan.
2. Perhatikan frekuensi komunikasi
Mungkin timmu nggak perlu teleponan setiap hari, namun tetap cek frekuensi komunikasi pekerjaan kalian. Apakah kamu berkomunikasi langsung dengan timmu hanya seminggu sekali? Apakah kamu tahu bagaimana perkembangan dan masalah mereka per minggu?
Menjadi pemimpin virtual bukan berarti tidak perlu sering memperhatikan anggota tim. Sebagai pemimpin yang baik, tuh, kamu harus mengambil inisiatif untuk mengontak kolega, berkomunikasi, dan sebagainya. Mereka akan makin semangat dan kamu juga jadi tahu kalau ada kendala dalam koordinasi pekerjaan.
3. Pastikan bahwa anggota tim merasa terlibat dalam perkembangan kantor
Pegawai junior bukan berarti mereka nggak boleh tahu hal-hal krusial tentang kantor, dong. Pastikan apakah mereka tahu bagaimana decision-making process di kantor? Mereka kini bekerja #dirumahaja dan kemungkinan semakin ‘terpisah’ dari keputusan yang dibuat oleh kantor.
Apakah kamu merayakan keberhasilan mereka? Apakah mereka membutuhkan sesuatu selama WFH? Apakah mereka percaya diri bahwa mereka bisa berkontribusi atau bisa membangun karier di bidang ini?
Kalau anggota tim nggak merasa terlibat dan merasa dikacangin cuma disuruh bekerja saja, nih, mereka lama-lama juga malas! Beberapa orang nggak hanya bekerja untuk mendapatkan uang saja, namun mereka juga ingin berkembang. Di sinilah mereka membutuhkan penghargaan, jadi jangan malah menghambat kesempatan untuk berkembang.
4. Pastikan kamu bisa beradaptasi dengan tekonologi
Tidak semua orang mudah beradaptasi dengan teknologi untuk konferensi atau teknologi manajemen proyek secara daring. Ada banyak pemimpin yang agak gaptek dan merasa kesulitan, tuh. Apakah kalian pakai banyak program untuk komunikasi dan bekerja seperti Slack, Airtable, dan sebagainya?
Penggunaan aplikasi dan software ini bisa membantu meeting dan kinerja tim. Apakah kamu dan timmu mampu menggunakan software secara maksimal untuk membuat keputusan, bukan hanya ngobrol via video conference? Bila kamu dan tim bisa menguasai software ini, ya, otomatis pekerjaan virtual kalian bisa di-handle lebih baik.
5. Apakah strategi dan tujuan kantor sudah jelas selama pandemi?
Biasanya perusahaan selalu mengadakan meeting setiap beberapa minggu sekali untuk membicarakan perkembangan kantor. Coba pastikan bahwa anggota tim mengerti semuanya dan nggak hanya muncul untuk absen muka.
Dalam meeting tim, nih, lakukan diskusi mengenai topik yang dibicarakan dalam town hall meetings. Biarkan anggota tim bisa mengerti strategi dan rencana kantor walaupun secara virtual. Hal ini bisa juga dimanfaatkan untuk bertukar pikiran jika ada ide yang ingin diajukan ke kantor.
6. Apakah kamu mendorong tim untuk berkolaborasi dengan departemen lain di kantor?
Apakah kamu sebagai tim selalu menjadi sebagai jembatan antara tim dengan departemen lain di kantor? Atau kamu cuma mengeksekusi ide sendiri saja dan timmu hanya sekadar tahu jadi saja?
Riset menunjukkan bahwa pemimpin yang efektif dalam memimpin tim virtual adalah pemimpin yang mendorong anggota tim untuk melakukan kolaborasi. Tenang, kalau kamu secure dan cerdas, sih, seharusnya nggak perlu takut kalau anggotamu menyuarakan ide mereka kepada perusahaan. Mereka nggak akan mencuri perhatian dari kamu, kok.
7. Apakah tim percaya kepada kemampuanmu?
Anggota tim semakin solid kalau mereka tahu jika dipimpin oleh seseorang yang akan mengemukakan ide mereka ke pimpinan kantor. Hal ini tentu dilakukan dengan menunjukkan kredibilitas, hasil kerja, dan juga perilaku yang inspiring.
Apakah kamu melakukan kontak personal secara rutin nggak cuma kalau butuh? Apakah kamu meminta feedback akan proyek maupun teknik kepemimpinan? Apakah antusiasmemu menular? Kalau kamu bisa menginspirasi tim maka mereka akan senang membagikan ide demi kemajuan tim dan perusahaan.
Jangan lupa untuk terus melakukan pendekatan virtual dengan berkurangnya pertemuan langsung. Tunjukkan kalau kamu tertarik terhadap perkembangan anggota timmu dan menghargai waktu yang mereka curahkan untuk mengembangkan diri dalam pekerjaan maupun karier ke depannya.
Kalau dipikir-pikir, nih, menjadi pemimpin yang baik membuat kita cukup peduli terhadap perkembangan karier anggota tim. Jangan menyimpan proses pengambilan keputusan untuk kamu sendiri, ya. Berbagi dengan anggota tim tidak akan merugikanmu, kok, kalau kamu yakin dirimu memang pantas memimpin mereka.
Apakah ada kisah leadership yang ingin kamu bagikan? Tinggalkan saja cerita dan pengalamanmu di kolom komentar.
Bagikan artikel ini