5 Tanda-tanda HIV Pada Pria, Waspadai Gejalanya!
Tanda-tanda HIV pada pria salah satunya adalah demam tanpa penyebab pasti yang berlangsung cukup lama
Salah satu penyakit yang cukup berbahaya di dunia adalah HIV atau Human Immunodeficiency Virus. Penyakit ini merupakan jenis penyakit menular yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kontak seksual dengan orang yang terinfeksi ataupun berbagi jarum suntik dengan orang yang terinfeksi HIV.
Hingga saat ini, belum ada obat yang mampu menyembuhkan penyakit ini. Namun, pengobatan HIV yang disebut terapi antiretroviral (ARV) dapat mengendalikan virus dan memperlambat perkembangan penyakit.
ARV membantu menghentikan perkembangan HIV dengan menghambat replikasi virus dalam tubuh. Hal ini memungkinkan seseorang dengan HIV untuk hidup dengan sehat dan mengontrol tingkat virus mereka.
Orang yang terjangkit virus HIV memiliki beberapa ciri dan gejala pada tubuhnya. Gejala HIV dapat berbeda pada tiap individu. Banyak orang dengan HIV mungkin tidak memiliki gejala atau hanya memiliki gejala ringan.
Seiring berjalannya waktu, jika tidak ada perawatan, infeksi HIV dapat berkembang menjadi AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) yang lebih parah, yang dapat memiliki gejala yang lebih jelas.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang pengertian dan tanda-tanda HIV, berikut artikel tentang lima tanda tanda HIV pada pria yang bisa kamu amati. Yuk disimak!
Apa itu HIV?
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh seseorang. Sistem kekebalan tubuh berguna untuk melindungi tubuh dari infeksi dan penyakit. Ketika seseorang terinfeksi HIV, virus ini merusak dan menghancurkan sel CD4, yang merupakan sel kekebalan penting dalam tubuh.
Akibatnya, sistem kekebalan tubuh melemah, dan penderita HIV menjadi lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit. HIV dapat menginfeksi sel-sel T CD4, yang merupakan salah satu jenis sel darah putih yang berperan dalam melawan infeksi. Ketika virus ini menginfeksi sel-sel T CD4, ia mereplikasi (menggandakan diri) dan mengurangi jumlah sel T CD4 yang berfungsi dengan baik. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan fungsi sistem kekebalan tubuh, yang pada gilirannya dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.
Penting untuk diingat bahwa HIV tidak sama dengan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome). AIDS adalah tahap lanjut dari infeksi HIV, di mana sistem kekebalan tubuh sangat melemah sehingga penderita menjadi rentan terhadap berbagai infeksi yang serius dan penyakit.
Namun, tidak semua orang yang terinfeksi HIV akan berkembang menjadi AIDS. Dengan pengobatan yang tepat, HIV dapat dikendalikan, dan seseorang yang hidup dengan HIV dapat menjalani kehidupan yang sehat.
Tanda-tanda HIV pada Pria
Walaupun orang yang teinfeksi HIV banyak yang tidak bergejala, namun gejala-gejala ringan sampai berat tetap perlu diwaspadai. Berikut beberapa tanda tanda HIV pada pria yang bisa diamati:
1. Tanda-tanda HIV pada pria: Demam
Demam dapat menjadi salah satu tanda atau gejala awal infeksi HIV pada beberapa orang, terutama pada fase awal infeksi. Namun, penting untuk diingat bahwa demam juga merupakan gejala umum banyak penyakit dan infeksi lainnya, sehingga keberadaan demam saja tidak cukup untuk membuat diagnosis HIV.
Demam yang terkait dengan infeksi HIV biasanya merupakan demam yang tidak diketahui penyebabnya atau demam yang berlangsung lebih dari satu bulan. Gejala awal HIV ini mungkin muncul dalam beberapa minggu setelah terpapar virus.
Namun, perlu diingat bahwa banyak orang yang terinfeksi HIV mungkin tidak mengalami gejala pada awalnya atau memiliki gejala yang sangat ringan sehingga tidak terdeteksi.
2. Pembengkakan kelenjar getah bening
Pembengkakan kelenjar getah bening adalah salah satu tanda yang mungkin terkait dengan infeksi HIV. Kelenjar getah bening adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh dan berperan dalam melawan infeksi. Ketika seseorang terinfeksi HIV, sistem kekebalan tubuhnya akan merespons dengan membengkaknya kelenjar getah bening sebagai upaya untuk melawan infeksi.
Pembengkakan kelenjar getah bening pada orang dengan HIV sering terjadi pada tahap awal infeksi atau pada tahap di mana virus mulai aktif berkembang dalam tubuh. Kelenjar getah bening yang paling sering membengkak adalah yang terletak di leher, ketiak, atau pangkal paha. Pembengkakan ini biasanya tidak nyeri, tetapi bisa menjadi tanda perubahan dalam sistem kekebalan tubuh yang terjadi akibat infeksi HIV.
3. Tanda-tanda HIV pada pria: Ruam Kulit
Salah satu tanda yang dapat muncul pada tahap awal infeksi HIV adalah ruam kulit. Gejala ruam yang terkait dengan HIV seringkali dapat berupa ruam merah atau bintik-bintik kecil yang muncul pada tubuh.
Ruam ini dapat terjadi pada beberapa minggu setelah terpapar HIV. Namun, perlu diingat bahwa ruam kulit juga bisa disebabkan oleh banyak kondisi lain, termasuk infeksi umum atau alergi, sehingga keberadaan ruam saja tidak cukup untuk mendiagnosis HIV.
Ruam kulit yang muncul pada HIV biasanya tidak nyeri dan tidak gatal. Ruam ini bisa muncul di berbagai bagian tubuh dan seringkali memudar setelah beberapa minggu. Namun, ruam juga bisa menjadi gejala awal infeksi HIV yang perlu diperhatikan.
4. Lesi pada kulit atau mulut
Tanda-tanda HIV pada pria lainnya adalah adanya luka yang tidak sembuh yang mungkin terkait dengan infeksi HIV, terutama pada tahap lanjut infeksi. Luka lesi yang muncul pada HIV seringkali disebut sebagai “lesi Kaposi” dan dapat berwujud bercak merah, ungu, atau kebiruan pada kulit. Lesi Kaposi juga dapat muncul pada selaput lendir, seperti mulut, tenggorokan, dan alat kelamin.
Lesi Kaposi adalah salah satu manifestasi dari AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome), yang adalah tahap lanjut dari infeksi HIV. Penderita AIDS memiliki sistem kekebalan tubuh yang sangat melemah sehingga menjadi sangat rentan terhadap berbagai infeksi dan penyakit. Lesi Kaposi adalah salah satu tanda bahwa sistem kekebalan tubuh telah merosot secara signifikan.
5. Tanda-tanda HIV pada pria: Kehilangan berat badan
Kehilangan berat badan yang signifikan dan tidak dapat dijelaskan adalah salah satu gejala yang mungkin terkait dengan infeksi HIV, terutama pada tahap lanjut infeksi yang disebut AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome).
Orang yang mengalami kehilangan berat badan yang mencolok sering kali mengalami penurunan berat badan yang signifikan dalam waktu singkat, tanpa melakukan perubahan signifikan dalam pola makan atau aktivitas fisik.
Kehilangan berat badan yang terkait dengan HIV biasanya merupakan tanda dari penurunan fungsi sistem kekebalan tubuh. Seiring virus HIV menghancurkan sel-sel T CD4 (sel-sel kekebalan), sistem kekebalan tubuh melemah dan membuat tubuh menjadi lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit. Sebagai respons terhadap infeksi, tubuh dapat mengalami kehilangan berat badan sebagai upaya untuk melawan penyakit yang ada.
Pencegahan HIV
Pencegahan HIV sangat penting untuk dilakukan. Beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko penularan HIV, meliputi:
1. Penggunaan kondom
Menggunakan kondom saat berhubungan seks adalah salah satu cara terbaik untuk melindungi diri dari HIV. Penggunaan kondom yang benar dan konsisten adalah salah satu cara yang sangat efektif untuk mencegah penularan virus HIV dan infeksi penyakit menular seksual (PMS) lainnya.
Penggunaan kondom harus konsisten, terutama jika Anda berisiko tinggi terpapar HIV. Ini berarti selalu menggunakan kondom dalam setiap hubungan seksual.
Baca Juga: 9 Manfaat Belerang untuk Kesehatan Kulit | Mengontrol Produksi Minyak hingga Mencegah Jerawat!
2. Menggunakan jarum suntik sendiri
Jika kamu menggunakan jarum suntik (misalnya, untuk obat-obatan), jangan pernah berbagi jarum suntik dengan orang lain. Berbagi jarum suntik dapat meningkatkan risiko penularan HIV melalui benda yang masuk ke dalam tubuh.
Virus HIV dapat hadir dalam darah dan cairan tubuh lainnya dari seseorang yang terinfeksi. Jika kamu menggunakan jarum suntik yang telah digunakan oleh orang lain yang terinfeksi HIV, maka berisiko besar dapat terpapar virus tersebut.
3. Melakukan pengobatan PrEP: PrEP (Prophylaxis Pre-Exposure)
PrEP (Prophylaxis Pre-Exposure) adalah metode pencegahan HIV yang dirancang untuk individu yang berisiko tinggi terkena virus HIV.
PrEP melibatkan penggunaan obat-obatan anti-HIV, seperti Truvada (tenofovir disoproxil fumarate dan emtricitabine) atau Descovy (tenofovir alafenamide dan emtricitabine), oleh individu yang berisiko tinggi sebelum terpapar HIV. Pengobatan ini membantu melindungi seseorang dari infeksi HIV jika sudah terpapar virus tersebut.
Artikel menarik lainnya:
- Ini Dia 7 Web Dengar Musik Online Buat Teman Belajar Selain Spotify!
- 5 Contoh Penggunaan Algoritma dalam Kehidupan Sehari-hari | Nggak Hanya untuk Sosmed!
- 10 Film Terlaris Sepanjang Masa, Ada Avatar hingga The Avengers
Itu dia informasi mengenai tanda tanda HIV pada pria. HIV adalah virus yang memengaruhi sistem kekebalan tubuh dan dapat menyebabkan AIDS jika tidak diobati. Pencegahan HIV melalui penggunaan kondom, penggunaan jarum suntik yang aman, dan tes secara teratur sangat penting untuk dilakukan.
Cari hunian yang nyaman dan estetik sekarang gampang. Tinggal buka aplikasi atau kunjungi website Rukita, perusahaan proptech penyedia hunian sewa jangka panjang tepercaya dan antiribet. Tersebar di berbagai kota di Indonesia, tinggal di Rukita dijamin nyaman banget, deh.
Cari kost dekat telkom university, kost dekat unair, kost dekat ugm, kost dekat binus alam sutera, kost dekat ui, kost dekat unj? Di Rukita semua lengkap!
Jangan lupa unduh aplikasi Rukita via Google Play Store atau App Store, atau kunjungi www.rukita.co. Mau cari info kost lainnya dengan harga yang lebih terjangkau? Yuk, intip di Infokost.id!
Follow juga akun Instagram Rukita di @rukita_indo, Twitter di @rukita_id, dan TikTok di @rukita_id untuk berbagai info terkini serta promo menarik!
Bagikan artikel ini