Cek 5 Fakta Operasi Bariatrik untuk Atasi Obesitas | Bisa Bikin Kurus?
Kenali fakta seputar operasi bariatrik untuk penderita obesitas!
Ada berbagai treatment yang bisa dilakukan bagi para penyintas obesitas untuk mengurangi berat badan. Mungkin, nih, diet dan olahraga bukanlah hal asing bagimu. Namun, bagaimana dengan tindakan operasi?
Obesitas berbeda dari kondisi tubuh gemuk lainnya. Obesitas adalah kondisi di mana jumlah lemak sangat banyak menumpuk di dalam tubuh akibat kalori masuk lebih banyak dibandingkan yang dibakar. Ketidakseimbangan antara asupan lemak dengan energi yang digunakan ini akan mengakibatkan berat badan naik hingga menjadi obesitas.
Tentunya, kondisi ini sangatlah berbahaya. Dilansir dari website resmi Kementerian Kesehatan RI, penderita obesitas lebih berisiko terkena banyak penyakit seperti serangan jantung koroner, stroke, diabetes melitus, hingga hipertensi. Obesitas juga berisiko 3 kali lipat terkena batu empedu. Duh, seram!
BACA JUGA:
- Cafe Cozy di Gajah Mada dan Sekitarnya | Asyik Buat Hangout atau WFC!
- Pilihan Baju yang Cocok untuk Rok Plisket, OOTD Tampil Trendi!
- Pop Art Jakarta 2022, Pameran Karya Seni Gratis yang Keren Banget | Cek Cara Dapat Tiket Gratis serta Jadwal Kunjungannya di Sini!
Fakta Operasi Bariatrik yang Menyembuhkan Obesitas
Biar nggak terkena berbagai dampak negatif yang bisa dialami oleh para penderita obesitas, ada berbagai cara dan metode yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi dan menurunkan berat badan.
Salah satu metode penurunan berat badan paling cepat untuk obesitas adalah melakukan operasi bariatrik. Simak dulu, yuk, 5 fakta penting tentang operasi bariatrik yang dijalankan oleh musisi legendaris Melly Goeslaw baru-baru ini.
1. Apa itu operasi bariatrik?
Operasi bariatrik adalah pembedahan yang dilakukan secara medis untuk membantu menurunkan berat badan. Prosedur ini biasanya dilakukan untuk penderita obesitas yang berat badannya sulit turun hanya dengan metode diet dan olahraga.
Dilansir dari website resmi Kementrian Kesehatan RI, bedah bariatrik pertama kali dilakukan di S. Luke’s Medical Center, Filipina untuk pasien dengan indeks massa tubuh (IMT) lebih dari 50.
2. Siapa yang perlu menjalani operasi bariatrik?
Memang, sih, operasi bariatrik ini masih jarang dilakukan di sini karena di Indonesia sendiri masih sedikit orang yang menderita morbid obessity alias orang dengan berat badan lebih dari 200 kg.
Meskipun begitu, jika seorang pasien IMT-nya belum mencapai 30 tapi sudah memiliki berbagai penyakit penyerta atau comorbid seperti jantung, asma, diabetes melitus, hiperlipidemia, serta hiperkolesterolemia, maka bedah bariatrik bisa dilakukan.
Jadi, hanya seseorang dengan obesitas parah serta obesitas morbid yang memiliki berbagai penyakit bawaan sajalah yang bisa menjalani operasi bariatrik.
3. Bagaimana cara kerja operasi bariatrik?
Sebelum mengetahui cara kerja operasi atau bedah bariatrik ini, kamu perlu mengetahui jenis-jenis operasi bariatrik terlebih dahulu, nih.
Pertama, ada operasi bariatrik bersifat reversible. Operasi ini bisa dikembalikan lagi kepada keadaan semula dengan metode gastric banding. Pada metode ini, leher lambung akan diikat memakai selang kecil yang terhubung ke sebuah pompa kecil yang ditanam di bawah kulit.
Di pompa tersebut, akan disuntukkan cairan steril menuju selang dan selang akan mengembang hingga ‘mencekik’ leher lambung. Dengan begini, pasien obesitas akan merasa cepat kenyang karena terbentuk lambung baru yang ukurannya lebih kecil.
Berbeda dari operasi bariatrik bersifat irreversible, dalam hal ini dilakukan pemotongan lambung dan rekonstruksi saluran pencernaan (laproscopic sleeve gastrectomy). Rekonstruksi saluran pencernaan ini dilakukan agar lambung beradaptasi sehingga kenaikan berat badan bisa sangat dicegah.
4. Manfaat operasi bariatrik
Operasi bariatrik memberikan beragam manfaat bagi penderita obesitas, di antaranya adalah sebagai berikut:
- Dapat menurunkan berat badan dan bertahan dalam jangka waktu yang lama.
- Dapat meningkatkan angka harapan hidup.
- Dapat mencegah atau membantu proses pengobatan gangguan kesehatan lain terkait obesitas seperti diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, sleep apnea, asam lambung, kolesterol tinggi, hingga penumpukan lemak pada lever.
- Dapat meningkatkan kualitas hidup.
5. Risiko operasi bariatrik
Walaupun tujuannya bisa menyembuhkan dan menyehatkan, operasi bariatrik tentunya juga bisa menimbulkan berbagai risiko, nih.
Beberapa risikonya di antara lain adalah pendarahan, infeksi, kesulitan bernapas, kebocoran pada lambung atau usus yang dijahit, kesulitan bernapas, hingga terbentuknya emboli atau bekuan darah yang dapat terbawa hingga organ tertentu.
Sementara untuk risiko jangka panjang, pasien dapat terkena masalah kesehatan yang disebabkan oleh gangguan penyerapan nutrisi misalnya kekurangan zat besi, vitamin B12, vitamin E, serta kalsium.
Ada juga risiko lainnya seperti penyempitan area lambung yang bisa menyebabkan kesulitan makan, mual, muntah, serta luka pada saluran pencernaan. Pastikan kamu berkonsultasi kepada dokter dengan sangat menyeluruh dan benar agar hasil operasi bariatrik optimal serta efek sampingnya nggak terlalu parah.
Itu dia berbagai fakta seputar operasi bariatrik yang baru saja dijalani oleh Melly Goeslaw. Sang musisi dan penyanyi berusia 48 tahun tersebut sekarang terlihat langsing dan wajahnya lebih tirus. Bagaimana pendapatmu soal operasi bariatrik ini?
Semoga kita semua selalu diberkahi kesehatan dan umur yang panjang, ya!
Apakah kamu sedang mencari kost nyaman dan modern dengan harga yang ideal? Ada berbagai pilihan kost coliving fully furnished dari Rukita yang fasilitasnya lengkap banget! Harganya terjangkau, lokasinya strategis banget, lho. Penasaran? Klik tombol di bawah!
Jangan lupa unduh aplikasi Rukita via Google Play Store atau App Store, bisa juga langsung hubungi Nikita (customer service Rukita) di +62 811-1546-477, atau kunjungi www.Rukita.co.
Follow juga akun Instagram Rukita di @Rukita_Indo dan Twitter di @Rukita_Id untuk berbagai info terkini serta promo menarik!
Bagikan artikel ini