Merayakan Hari Kartini dengan Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan di Rukita
Tanggal 21 April bukan sekadar Hari Kartini dan berkebaya, ya!
Hari Kartini yang jatuh setiap tanggal 21 April selalu spesial bagi seluruh perempuan Indonesia. Ya, berkat perjuangan RA Kartini perempuan sekarang ruang geraknya tidak lagi terbatas di rumah, apalagi dapur.
Perempuan kelahiran Jepara tepatnya 21 April 1879 ini menginspirasi banyak orang untuk mencapai mimpi dengan mendobarak pemikiran yang kolot. Kini, banyak perempuan hebat berkarya di dalam dan di luar rumah, bahkan perkantoran modern tidak sedikit yang didominasi oleh perempuan.
Merayakan Hari Kartini, nih, para ‘Kartini’ di Rukita berbagi pandangan soal kesetaraan gender hingga pemberdayaan perempuan di tempat kerja. Simak, yuk!
Dari Perempuan untuk Perempuan di Hari Kartini
Semangat Kartini bisa terlihat dari perjuangan perempuan modern yang mengambil peran penting di berbagai bidang. Seperti apa wajah Kartini modern? Simak pendapat dari beberapa perempuan di Rukita yang berkarya untuk kemajuan diri dan perusahaan.
Lika Aprilia Samiadi – Head of Content Rukita
“Selama puluhan tahun penghambat female empowerement yang utama adalah faktor eksternal. Budaya patriarki dan masyarakat yang masih memandang perempuan sebagai warga kelas dua. Tapi zaman sekarang saat female empowerement sudah mulai jadi norma, faktor penghambatnya justru sering kali datang dari diri sendiri.
“Banyak perempuan masih merasa tidak percaya diri memimpin tim karena takut dianggap “bossy”, tidak berani mengemukakan pendapat karena merasa tidak kompeten, atau dilanda impostor syndrome yaitu ketika perempuan di posisi sukses pun merasa tak pantas berada di sana karena tak yakin akan kemampuannya.
“Sekarang saatnya para perempuan untuk berjuang memerangi negativitas yang datang dari dalam diri sendiri. Jangan sampai membuang-buang kesempatan emas hanya karena tidak yakin dengan diri sendiri, kurang percaya diri, atau merasa takut untuk bersuara.
“Menurut pandangan saya saat ini gender equality sudah jauh lebih baik. Dapat kita lihat contoh di antaranya perempuan menjadi pemimpin di pemerintahan maupun di perusahaan dan juga banyaknya perempuan juggling dalam mengatur rumah tangga dan meniti karier.
Inez Karina – Senior Legal Counsel Rukita
“Menurut saya nilai seorang perempuan bisa dilihat dari kehidupan yang dijalani sehari-harinya serta keberanian untuk menjadi diri sendiri dan menciptakan visi hidupnya sendiri, terlepas dari apa yang dikatakan orang lain.
“Di zaman modern sekarang ini sudah banyak perempuan yang berkarir di bidang hukum. Tidak ada banyak perbedaan perlakuan yang dirasa dalam menjalankan pekerjaan di bidang ini.
“Cara kita untuk mendukung rekan kerja perempuan di kantor adalah dengan bekerja sama satu dengan yang lain dan saling membantu. Pada intinya: need to empower, support and uplift each other.”
Inna Miladini – Marketing Manager Rukita
“Some most important values in becoming a woman are inner beauty and authenticity, which means she always be herself. No woman is born ugly, we are just born in a judgmental society.
“For me, women empowerment means becoming financially independent and able to show the world if we have great potentials and highly intelligent. On the other hand, we are also still able to nurture and to feel and display empathy.”
Jihan Maharani – Operation Executive Rukita
“Menurut gue, ya, perempuan harus bisa diandalkan dalam hal apa pun, itu nilai penting kalau jadi perempuan. Sekarang gue juga merasa kalau perempuan dan laki-laki sudah setara dalam segi kesempatan yang bisa didapatkan. Namun, dalam hal fisik dan tenaga, rata-rata laki-laki lebih kuat dibanding perempuan.
“Perempuan bisa banget empower rekan kerja perempuan lain. Kita sebagai perempuan harus berpikir realistis dalam segala hal, termasuk kekurangan masing-masing. Kekurangan bukan berarti lebih rendah, namun kita mengetahui kekurangan dan berusaha memperbaikinya.”
Saras Aprilia Pertiwi – Senior Interior Designer Rukita
“Menurut aku nilai yang paling penting dari seorang perempuan adalah keberanian. Karena keberanian adalah langkah untuk kita melakukan sesuatu tanpa ragu yang membawa good impact terutama memberikan kehidupan lebih baik bagi diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita.
“Menurut aku kesetaraan antara laki-laki dan perempuan di bidang desain dan arsitektur sudah sangat berubah ke arah yang jauh lebih baik. Aku sangat merasakan bagaimana orang-orang menilai bahwa arsitek dan desainer didominasi oleh laki laki. Dulu, orang-orang selalu kaget saat seorang perempuan melakukan presentasi.
“Sekarang aku sudah tidak pernah lagi mengalami hal tersebut. Hasil kerja desainer dan arsitek perempuan juga tidak kalah dari rekan laki-laki. Orang-orang sudah mengerti bahwa perempuan bisa melakukan semua pekerjaan sesuai keinginan dan passion nya masing-masing”
“Jangan lupa bahwa kita sebagai perempuan itu berharga!”
~saras
Chikitta Carnelian – Content Writer Rukita
“Ada hal yang sering dianggap salah kaprah oleh masyarakat tentang women empowerment; kadang dianggap sebagai upaya untuk menjatuhkan laki-laki padahal bukan. Perempuan dan laki-laki semestinya hidup dan kerja berdampingan untuk menghasilkan karya dan menjalani hidup yang lebih baik.
“Mungkin secara fisik dan biologis, tuh, kemampuan kita berbeda. Namun, dalam hal kompetensi, semua harus diukur dari kemampuan. Untungnya, progress kesetaraan gender semakin berkembang ke arah yang lebih baik.
“Jadilah perempuan yang mau mengekspresikan pendapat, jangan biarkan orang lain define who you are. Raih mimpimu tanpa harus ragu, namun tetap perlakukan dirimu sendiri dengan baik.
“You define who you are.”
~cinta
“Kita harus ingat bahwa perempuan dikaruniai sifat yang lebih nurturing, sensitif terhadap emosi, dan berempati. Hal ini jangan dianggap sebagai kelemahan. Justru pertajam instingmu dan manfaatkan sifat-sifat ini untuk memberi sentuhan yang lebih kreatif pada pekerjaan dan problem solving process-mu.”
Natasha Sinaga, Partnership Manager Rukita
“Menurut pandangan saya saat ini gender equality sudah jauh lebih baik. Dapat kita lihat contoh di antaranya perempuan menjadi pemimpin di pemerintahan maupun di perusahaan dan juga banyaknya perempuan juggling dalam mengatur rumah tangga dan meniti karier.”
“Di sisi lain, nih, masih banyak juga perempuan yang mengalami kekerasan fisik maupun non-fisik dari laki-laki dan kita sebagai perempuan harus berani untuk speak up.”
“Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mendukung rekan kerja perempuan. Seperti menerapkan sistem fleksibilitas kerja atau work-life balance, diberikan opportunity yang sama antara laki-laki dan perempuan, dan program/pelatihan untuk mencegah pelecehan di tempat kerja.”
Sonnya Floriesta – PR & Communication Manager Rukita
“Encourage sesama untuk bekerja dengan can-do attitude (baik untuk pekerjaan di ranah strategic maupun tactical) sehingga lebih mandiri dan tidak kalah kompeten dengan male workers.
“Appreciate hasil kerja sesama perempuan, mungkin terlihat seperti hal kecil tapi meaningful buat kita. Jadi pendengar yang baik (nggak judgy!), berempati, dan berikan moral support kepada rekan yang sedang down atau memiliki masalah.
“Ada kalanya kita hanya ingin didengarkan dan merasa lebih lega setelah curhat. Selalu tawarkan bantuan sebisa mungkin dan saling backup dengan rekan kerja yang sedang kesulitan.”
Ines Mentari, Graphic Designer Rukita
“Aku bangga menjadi perempuan yang nggak kalah dari laki-laki. Aku bisa hidup di Jakarta sendiri dan kuliah dengan biaya sendiri. Segala perjuangan dan kerja kerasku membawaku dalam pencapaian finansial seperti sekarang ini. Aku juga suka mengikuti kegiatan yang biasanya dilakukan laki-laki, seperti panjat tebing, bela diri, dan hiking.
“Menurutku, desain grafis bukan sesuatu yang dominan dengan laki-laki. Tapi, aku juga pernah bekerja bersama mayoritas laki-laki. Tantangannya, aku harus bisa menyesuaikan diri dengan senyaman mungkin. Aku juga punya cara kerja yang lebih disiplin dibanding mereka.”
Qonita Chairunnisa – Content Writer Rukita
“Menurutku nilai terpenting dari perempuan adalah bagaimana dia memahami dirinya sendiri dan nggak takut untuk mengembangkan diri. Bagiku, sih, perempuan bisa menjadi apa pun yang mereka impikan serta berhak memiliki prinsip sendiri dalam kehidupannya.
“Sudah saatnya kita menyingkirkan stigma yang mengatakan perempuan kantoran lebih sophisticated dibanding ibu rumah tangga, ataupun sebaliknya. Sudah saatnya juga kita memecahkan ‘kotak’ kalau perempuan kantoran nggak mampu menjadi ibu rumah tangga. Semuanya hebat!
“Kemuliaan seorang perempuan nggak bisa dilihat sebatas dari profesi, finansial, apalagi rupa. Menurutku, women empowerment adalah ketika kita mampu melakukan yang terbaik, berguna bagi orang lain, dan berani memiliki prinsip.
“Rasa percaya diri juga merupakan kunci penting dalam women empowerment karena terkadang hambatan itu malah datang dari pikiran negatif diri sendiri.
“Respect yourself, respect eachother, be bright, be brave, because you own your own throne.”
~qonita
BACA JUGA: 10 Hal yang Dirayakan dalam International Women’s Day Tanggal 8 Maret
Rosella T. Latuputty – People Operations Manager Rukita
“Women’s empowerment menjadi salah satu kunci untuk transformasi sosial agar tercapainya pembangunan yang berkelanjutan. Hal ini juga menjadi proses bagi perempuan untuk mendefinisikan kembali peranannya dalam berbagai aspek kehidupan.
“Berbicara mengenai kesetaraan gender berbagi tugas antara perempuan dan laki-laki dalam berbagai aspek juga merupakan salah satu bagian dari penyetaraan gender. Tak hanya itu, berusaha mempelajari dan mengerti peranan masing-masing juga sama pentingnya untuk dilakukan.
“Saat ini perempuan Indonesia semakin menyadari betapa penting dirinya serta bisa menilai kemampuanya pribadi. Memberikan kesempatan bagi rekan kerja untuk menghadapi hal baru sambil terus dibimbing menjadi salah satu cara mendukung kolega prempuan di tempat kerja.”
Novie Nabilla – Social Media Associate Rukita
“Women’s empowerment itu saat kita bisa memberi dampak positif untuk orang lain. Namun, yang terpenting adalah memberikan efek yang baik bagi diri sendiri.
“Untuk menjadi positif maka self acceptance dan confidence adalah kuncinya. Jangan pernah meragukan kemampuan diri sendiri serta percaya jika kita juga memiliki kesempatan dan peluang yang sama untuk maju.
“Sayangnya saat ini masih ada yang menganggap perempuan tidak bisa menjadi pemimpin karena cenderung lebih sensitif. Padahal, faktor sensitif itu bisa dilihat dari sudut pandang yang berbeda, lho, bahkan bisa menjadi kekuatan dalam kepemimpinan.”
Alysia Siswanto – Customer Experience Rukita
“Women’s empowerment itu penting untuk menyadarkan dunia dan perempuan itu sendiri bahwa kita kuat, mandiri, memiliki kemampuan yang tak terbatas, dan mempunyai kesempatan yang sama dengan laki-laki. Tak hanya itu, perempuan juga memiliki kebebasan untuk menentukan pilihannya sendiri.
“Saat ini gender equality semakin terbuka lebar. Tinggal bagaimana kita menyikapinya saja. Apalagi semakin banyak perempuan yang berani berdiri untuk dirinya sendiri dan orang lain. Hal ini menjadi bukti nyata serta inspirasi bahwa tidak ada batasan untuk apa yang bisa dicapai oleh perempuan.
Yuliana – Content Writer Rukita
“Women’s empowerment merupakan salah satu cara gerakan dan proses untuk mendapatkan kesetaraan dan pengakuan dari dunia dan lingkungan sekitar tentang peranan perempuan di berbagai aspek kehidupan. Namun, yang terpenting adalah bisa bahagia dan menerima dirimu sendiri dengan segala kekurangan dan kelebihan, love yourself, girls!
Tidak ada yang pernah bilang hidup itu mudah. Tidak apa merasa lelah atau putus asa dan kamu selalu bisa istirahat dulu. Namun, jangan lupa juga untuk terus kembali berjuang demi diri kamu sendiri dan orang yang kamu sayangi.
“Percaya dengan kemampuan sendiri dan terus berjuang mendapatkan apa yang kamu inginkan. Don’t ever limit yourself. Jadilah perempuan yang mandiri dan kuat.”
~yuliana
Alice Larasati – Content Editor Rukita
“Di Hari Kartini ini kita diajak untuk mengingat pencapaian semua perempuan. Ya, beruntung banget perempuan Indonesia punya role model seperti Kartini yang menciptakan peluang bagi banyak perempuan hebat yang bisa berkarya tanpa dibatasi stigma ‘perempuan cocoknya di dapur’.
“Tantangan terbesar perempuan untuk berkarya dan mencapai kesetaraan gender adalah diri sendiri dan sesama perempuan. Bagaimana bisa kita bilang hari ini kesetaraan sudah tercapai kalau antarperempuan saja masih saling merendahkan? Apakah perempuan karier yang berada di kantor lebih baik dibanding ibu rumah tangga yang mengurus anak atau keluarga?
“Perempuan saat ini bisa punya banyak peran sekaligus, kok. Tidak ada yang membatasi pilihan kamu untuk berkarya di bidang apa pun. Menjadi perempuan karier? Bekerjalah dengan profesional dan pacu dirimu untuk berprestasi. Meninggalkan karier untuk menjadi ibu rumah tangga? Jalani dengan sepenuh hati. Selalu ada perjuangan dan pengorbanan apa pun pilihanmu. Chin up and know your worth!”
Itulah beberapa pendapat perempuan tentang isu kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan di tempat kerja oleh para perempuan hebat yang bekerja di Rukita.
Kamu punya pendapat berbeda di Hari Kartini ini? Yuk, bagikan pendapat atau pengalamanmu seputar pemberdayaan perempuan di kolom komentar, ya!
Bagikan artikel ini