Was-was dengan Tabungan? Praktikkan 7 Nasihat Keuangan saat Krisis Covid-19
Semenjak akhir Desember 2019, tuh, Covid-19 mulai menjadi momok di Tiongkok. Lambat lahun virus menyebar hampir ke seluruh dunia dan masyarakat pun harus mengalami kesulitan. Yap, banyak orang menghadapi masalah keuangan saat krisis Covid-19!
Keadaan ekonomi dunia turun dan sebagian besar bisnis tutup maupun bangkrut. Maka dari itu, ada banyak sekali karyawan yang dipotong gajinya, dirumahkan, diberi cuti tak dibayar, bahkan skenario terburuknya adalah dipecat.
Maka dari itu masalah finansial jadi besar karena dunia kemungkinan akan mengalami resesi besar-besaran. Jadi memang sekarang kamu harus berhati-hati untuk mengatur keuanganmu yang artinya tidak boleh boros!
Beberapa Anjuran Budgeting dalam Menghadapi Krisis Finansial Covid-19
Mungkin kamu tidak biasa berhemat, namun sangat penting untuk memiliki rencana keuangan saat Covid-19. Apalagi kita nggak pernah tahu kapan situasi ini benar-benar akhir, kan? Ya, nggak ada salahnya mempersiapkan diri untuk menghadapi yang terburuk.
1. Cek tabungan emergency
Banyak orang di seluruh dunia tidak pernah terpikir untuk memiliki tabungan emergency atau dana darurat. Dana ini seharusnya berisi tabungan sejumlah 3-6 bulan pengeluaran. Misalnya pengeluaran bulanan kamu sekitar Rp5 juta, maka dana darurat yang harus ‘diendapkan’ berkisar Rp15 juta – Rp30 juta.
Dana darurat yang kamu miliki sekarang sebaiknya dalam bentuk liquid atau mudah diakses. Hindari memiliki tabungan emergency berupa emas, saham, ataupun deposito yang sulit diambil. Ingat, ya, dana darurat hanya boleh digunakan untuk kepeluan mendesak saja!
Jadi, jangan gunakan dana darurat untuk membeli baju baru maupun peralatan elektronik! Pakailah untuk hal emergency saja. Ketika punya tabungan darurat ini, setidaknya kalau sesuatu buruk terjadi, kamu dapat hidup berkecukupan untuk 3 -6 bulan ke depan hingga keadaan membaik.
2. Perhatikan pendapatan dan aset
Nasihat kedua untuk pengelolaan keuangan saat krisis Covid-19 ini, tuh, kamu harus tahu pasti bagaimana pengeluaran dan berapa pemasukanmu. Kalau pendapatanmu terkena dampak Covid-19, ya, tandanya kamu harus benar-benar mengubah pola pengeluaranmu.
Untuk membuat anggaran Covid-19, nih, kamu harus memikirkan skenario terburuk seperti pemotongan gaji atau pemecatan. Dengan begitu kamu tahu seberapa besar harus memotong pendapatan dan pengeluaran. Contohnya kalau gajimu dipotong 50%, maka kamu harus memotong 50% pengeluaranmu agar tidak memiliki utang.
Kalau gajimu tidak terkena dampak sama sekali selalu lebih baik tetap bayangkan hal terburuk. Usahakan untuk menghemat uang dan tidak belanja barang secara berlebihan. Lebih baik, lagi, nih, gunakan setiap uang sisa untuk menambah dana darurat.
3. Kategorikan pengeluaran untuk masa sulit
Memotong pengeluaran bisa membuatmu melewati krisis keuangan dengan lebih mudah. Yuk, cek lagi pengeluaran rutin bulananmu sebelumnya. Buka catatan lama, cek mutasi rekening, hingga tagihan kartu kreditmu untuk mengetahui pengeluaranmu selama ini.
Tuliskan besar tagihan untuk hal-hal esensial, misalnya cicilan rumah atau sewa kost, makan, tagihan bulanan dasar seperti listrik, air, atau internet, bayar premi asuransi, serta transportasi. Kini siapkan pos pengeluaran untuk hal-hal tersebut saja. Tunda dulu memasukkan anggaran belanja, nge-gym, atau jajan di luar.
Yang penting sekarang adalah memastikan kamu memiliki tempat tinggal dan segala hal yang menunjang kebutuhan sehari-hari. Dalam arti bisa makan cukup di rumah dan punya biaya transportasi pulang-pergi kantor kalau masih harus ngantor. Jika kamu sekarang bisa WFH, nih, alokasikan uang transportasi ini untuk beli kuota dan sisanya bisa dimasukkan ke dana darurat atau membayar tagihan dan utang.
Sebisa mungkin potong tagihan entertainment yang kurang penting. Ada mesin cuci, tapi terbiasa laundry? Berhenti dulu langganan laundry karena sekarang kamu harus memotong sebanyak mungkin pengeluaran kurang penting untuk menabung sebanyak mungkin.
4. Cek kartu kredit
Kalau kamu memiliki beberapa kartu kredit, nih, sebisa mungkin pindahkan saldo kartu kreditmu ke kartu yang menawarkan bunga 0 persen untuk 12-18 bulan pertama. Dengan begitu kamu nggak perlu membayar bunga tagihan sehingga kamu bisa menyimpan lebih banyak uang cash.
Utang berbunga tinggi menjadi hal yang sulit dilunasi karena bunganya terus menumpuk dan menambah tagihan keseluruhan. Jadi, jika kamu memiliki utang berbunga tinggi, pindahkan ke kartu dengan bunga 0% atau cepat lunasi utang dengan bunga tertinggi.
Coba juga kontak bank untuk menanyakan tentang kebijakan keringanan cicilan. Siapa tahu mereka memiliki kebijakan baru sehingga kamu bisa mendaftarkan diri dengan kebijakan itu. Lumayan, kan, buat menghemat pengeluaran dalam beberapa bulan ke depan.
5. Bayar tagihan dengan bunga tinggi
Utang kartu kreditmu akan kian menumpuk kalau kamu memiliki utang dengan bunga tinggi! Hal ini juga berlaku di luar kartu kredit, ya. Agar hidup lebih tenang, yuk, prioritaskan untuk membayar utang berbunga tinggi sekarang.
Memang untuk membayarkan kamu akan merasakan kehilangan uang dalam jumlah besar sekarang, tetapi hal ini lebih baik daripada memiliki utang yang terus menambah bebanmu di masa-masa sulit. Kalau sampai pendapatanmu nanti terdampak pasti kamu akan kesulitan membayar utang ini. Pada saat mau membayarnya bisa jadi jumlah utang sudah semakin besar.
Kalau kamu belum bisa membayar sepenuhnya sekarang tidak apa-apa, kok. Yang penting bayar dulu sebagian besarnya agar mengurangi beban utang.
6. Cek investasimu
Hal ini berlaku kalau kamu memiliki investasi saham atau reksa dana, ya. Kini pasar saham sedang turun sehingga keinginan mencabut seluruh uangmu bukan hal aneh. Namun, jangan cabut keseluruhan saham milikmu. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di masa mendatang, kan? Pastinya suatu hari pasar kembali menguat meskipun 6 bulan atau 1 tahun lagi.
Jika memiliki saham untuk investasi jangka panjang dan masih memiliki tabungan darurat, sih, nggak perlu panik melihat saham terus menurun, ya. Lebih baik meragamkan portofoliomu sekarang mumpung harga saham sedang rendah. Pastikan juga portofoliomu bervariasi dan sehat karena prediksi saham biasanya berbanding terbalik.
7. Bicara dengan pasangan dan keluarga
Uang adalah isu yang sangat penting dan membuat stres, apalagi di waktu seperti ini saat semua orang khawatir kehilangan pekerjaan dan menghabiskan uang untuk membeli stok makanan. Baik sudah menikah ataupun belum, nih, kamu harus berbicara dengan keluarga.
Banyak generasi muda sekarang yang membantu orang tua dalam masalah finansial. Kadang beberapa dari kita juga membantu memberi uang jajan kepada saudara yang lebih muda, atau sedang menabung dengan pasangan. Jelaskan kepada mereka semua tentang kondisi keuanganmu saat ini dan keinginanmu untuk fokus menabung demi kestabilan finansial pribadimu.
Kepada anggota keluarga yang lebih muda, tuh, kamu bisa mulai menjelaskan bagaimana kondisi pasar keuangan dan bagaimana pandemi Corona memengaruhi keadaan finansial semua orang. Ajari saudara yang remaja untuk menabung dan ajak semua anggota keluarga lebih hemat.
Sumber:
Intinya, sih, selama keuanganmu masih aman segera buat dana darurat dan bayarlah utang-utang berbunga tinggi. Jangan lupa untuk merancang keuangan saat krisis Covid-19 agar bisa menghadapi yang terburuk. Untuk sementara ini jangan boros, deh, kecuali untuk keperluan makan.
Apakah kamu masih boros sebulan ini? Kemarin beli apa saja? Yuk, tuliskan strategi keuanganmu di tengah pandemi Corona agar survive di kolom komentar di bawah ini.
Bagikan artikel ini