·31 July 2020

Ketahui 5 Fakta Kerusakan Otak yang Bisa Disebabkan oleh Coronavirus di Sini!

·
4 minutes read
Ketahui 5 Fakta Kerusakan Otak yang Bisa Disebabkan oleh Coronavirus di Sini!

Banyak orang mengatakan bahwa Covid-19 hanya mematikan bagi orang tua, tetapi kalau kamu sehat dan muda kemungkinan tidak apa-apa. Wah, salah banget! Kalau kamu cuek berjalan-jalan dan terpapar bagaimana? Apakah kamu tahu kalau kerusakan otak bisa terjadi akibat Coronavirus?

Kerusakan otak yang dialami akibat Coronavirus bisa terjadi kepada siapa saja. Bahkan kepada orang yang mengalami gejala ringan, jadi kita semua harus berhati-hati terhadap penyakit ini.

FYI, bagi orang muda yang pernah sakit dan sembuh ternyata juga membuat paru-paru mereka juga bermasalah. Jadi selama vaksin belum ada dan penyakit belum sirna, kita semua harus tetap berhati-hati. Nggak mau, kan, hidup dengan paru-paru dan otak yang rusak permanen?

Mari Tetap Berhati-hati terhadap Akibat Buruk Covid-19 pada Otak

Kita harus berhati-hati dan menjaga diri agar tidak terkena kerusakan otak akibat Coronavirus ini. Penyakit ini diduga berdampak jangka panjang dan bisa menyebabkan endemi berbahaya beberapa tahun mendatang.

1. Inflamasi otak dan kerusakan saraf

Drugs that quell brain inflammation reverse dementia | Berkeley News
Source: ucberkeley.com

Dokter-dokter mungkin selama ini meninggalkan fakta kerusakan orak yang disebabkan oleh Coronavirus. Tanda-tanda ini ditemukan oleh banyak peneliti dari jurnal yang diterbitkan oleh University College London yang meneliti otak dari pasien dengan gejala ringan maupun pasien proses penyembuhan.

FYI, neurologis di Inggris mempublikasi penelitan terhadap lebih dari 40 pasien dengan komplikasi otak. Komplikasi itu berupa inflamasi otak dan delirium sampai kerusakan saraf dan stroke. Pada beberapa kasus masalah neurologi menjadi gejala utama pasien.

2. Kondisi mematikan bernama ADEM muncul

Acute disseminated encephalomyelitis - Wikipedia
Source: wikipedia.com

Dalam publikasi di jurnal Brain, para neurologis menyatakan bahwa ada kondisi mematikan yang muncul disebut ADEM( Acute disseminated encephalomyelitis) atau Ensefalomielitis Diseminasi Akut. Kondisi ini muncul saat gelombang infeksi paling awal di Inggris muncul.

Adem menimbulkan inflamasi pada sistem saraf pusat otak dan hal ini terjadi pada 12 pasien. Sedangkan 10 pasien lainnya mengalami penyakit otak dengan delirium atau psychosis, 8 orang mengalami stroke, dan 8 lainnya mengalami masalah dalam saraf periperi mereka.

Tidak hanya itu, ya, kebanyakan pasien didiagnosis dengan sindron Gullain-Barre yang merupakan sebuah reaksi imun menyerang saraf dan menyebabkan paralisis. Bahkan 5% dari penyakit ini akan berujung kematian! Para peneliti mengatakan bahwa mereka nggak pernah melihat efek virus pada otak seburuk efek dari Coronavirus.

3. Pengaruh jangka panjang Covid-19

Managing Pain After Brain Injury | BrainLine
Source: brainline.org

Selain penyakit otak ini ada beberapa hal yang akan ‘terbawa’ oleh mantan pasien Covid-19 yang sudah sembuh. Banyak dari pasien yang sudah sembuh masih mengalami sesak napas dan kerusakan pada sistem pernapasannya.

Peneliti ingin para dokter di seluruh dunia untuk awas dan memperhatikan otak pasien karena nampaknya kerusakan otak terlibat besar dalam fatalitas penyakit. Menurut mereka penyakit otak ini belum terlihat seluruhnya karena semua pasien yang dirawat di RS terlalu kritis untuk dicek otaknya.

Efek ini dikhawatirkan akan membuat sejumlah orang dalam populasi mengalami kerusakan otak yang akan semakin parah kondisinya dalam beberpa tahun ke depan. Hal serupa diduga juga muncul ketika pandemik tahun 1918 karena banyak orang terkena penyakit otak semenjak itu.

4. Efek yang dialami beberapa pasien

8 causes of hallucinations you need to know of | TheHealthSite.com
Source: thehealthsite.com

Dampak lain biasanya pasien sembuh Covid-19 mulai mengalami pegal-pegal, mati rasa, merasa lemah, dan masalah ingatan. Seorang perempuan 55 tahun yang tidak pernah terkena penyakit otak sebelumnya juga memberi tahu bahwa dia mulai berperilaku aneh sesudah sembuh dari Covid-19. Dia jadi pikun dan berhalusinasi melihat monyet dan singa.

Sedangkan perempuan lain berusia 47 tahun dilarikan ke RS karena sakit kepala dan mati rasa di sisi sebelah kanan seminggu sesudah batuk dan demam. Kemudian dia tidak sadarkan diri dan ternyata sebagian dari tengkorak kepalanya harus diambil untuk mengurangi tekanan pada otak yang bengkak.

5. Apa lagi yang perlu diperhatikan?

Maple Manor - Traumatic Brain Injury Rehab
Source: maplemannor.com

Menurut para ahli neurologi, nih, mereka khawatir akan ada epidemi tersembunyi yang muncul akibat Covid-19 yang disebabkan oleh kelambatan kinerja otak. Apabila sejumlah besar orang mengalami masalah otak yang kian memburuk dalam beberapa tahun mendatang, tentu akan banyak masalah kesehatan terjadi.

Dokter David Strain dari Universitas Exeter mengatakan bahwa komplikasi neurologi ini harus diamati sehingga banyak pasien harus dicek kondisi otaknya. Menurutnya saatnya pemerintah di dunia harus mempersiapkan program rehabilitasi pasca-Corona.

Para pasien yang sembuh perlu mengalami terapi otak dan rehabilitasi fisik untuk mengerti akibat dari infeksi otak ini dan mencegahnya sebelum menjadi masalah besar di kemudian hari.


Pasti kamu tidak mau terkena dampak dari kerusakan otak jangka panjang ini, kan? Stroke dan inflamasi otak bukanlah hal yang bisa dianggap sepele. Maka dari itu, jangan menganggap sepele penyakit ini juga, ya.

Apa yang kamu takutkan dari Covid-19? Apakah kamu masih betah berada di rumah? Yuk, bagikan pengalaman dan pendapatmu di kolom komentar.

Bagikan artikel ini