Kupas Tuntas Dana Darurat | Milenial dan Gen Z Wajib Tahu!
Menurutmu dana darurat itu penting atau nggak, sih?
Salah satu dampak yang sangat terlihat akibat pandemi Covid-19 adalah banyak yang terkena imbas PHK. Selain itu, banyak juga pekerjaan yang tertunda dan penghasilan menurun drastis. Akibatnya, angka pengangguran pun meningkat dan banyak orang yang kesulitan untuk memenuhi kebutuhan harian.
Apa belakangan ini kamu sering mendengar tentang dana darurat? Yup, di saat perekonomian sedang memburuk dan pemasukan berkurang seperti sekarang, dana darurat sangat berperan penting dalam kehidupan. Tapi sebenarnya apa, sih, dana darurat itu?
Kita sebagai generasi milenial dan Gen Z harus mengerti soal dana darurat, dong. Yuk, kita kupas tuntas dana darurat!
Apa Itu Dana Darurat?
Sesuai dengan namanya, dana darurat adalah sejumlah uang yang disisihkan, disimpan secara terpisah, dan digunakan hanya untuk kebutuhan mendadak. Dana darurat ini menjadi pos keuangan yang semua orang harus miliki, khususnya bagi kamu yang sudah memiliki penghasilan.
Dana darurat bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan mendadak yang tidak bisa ditunda, nih. Hal yang menjadi kebutuhan mendadak biasanya meliputi musibah, ya, bukannya keperluan sekunder atau tersier. Nah, contoh penggunaan dana darurat adalah seperti berikut:
- Biaya berobat
- Perbaikan kendaraan
- Renovasi rumah dadakan
- Membayar uang sekolah
- Kehilangan/berkurangnya sumber penghasilan
- Pengeluaran tak terduga lainnya
Dana darurat ini bisa kamu kumpulkan secara sekaligus atau mencicil setiap bulannya. Jumlah dana darurat setiap orang pun berbeda-beda, lho. Selain itu, penyimpanan dana darurat juga harus tepat biar kamu nggak tergiur untuk menggunakannya, tuh.
Jika memiliki dana darurat yang cukup untuk kebutuhan mendesak, ya, tentunya kamu nggak perlu mencari pinjaman dari orang lain atau bank. Kamu pun bisa mengontrol keuangan dengan baik dan tepat.
Berapa Jumlah Dana Darurat yang Ideal?
Nah, sekarang bagaimana caranya mengetahui jumlah dana darurat yang ideal? Tentunya jumlah dana darurat setiap orang berbeda-beda tergantung dari kondisi banyaknya tanggungan dan pengeluaran setiap bulan.
Dana darurat ini dihitung dari berapa kali pengeluaran bulanan, ya, bukan dari banyaknya penghasilan. Biasanya jumlah dana darurat 3-12 kali pengeluaran setiap bulannya. Untuk lebih jelasnya, lihat tabel di bawah, yuk.
Status Tanggungan | Jumlah Dana Darurat |
Tidak punya tanggungan | 6 kali pengeluaran bulanan |
1 orang tanggungan | 12 kali pengeluaran bulanan |
2 orang tanggungan | 18 kali pengeluaran bulanan |
3 orang tanggungan | 24 kali pengeluaran bulanan, dst. |
Pengeluaran bulanan ini bisa meliputi berbagai aspek, ya, mulai dari cicilan tempat tinggal dan kendaraan, kebutuhan pangan, kebutuhan kebersihan, hingga membayar biaya pendidikan. Untuk itu, dana darurat diperlukan untuk menutup pengeluaran rutin setiap bulan.
Jumlah ideal dana darurat ini bisa berubah sesuai dengan status keuanganmu, ya. Dana darurat saat kamu masih lajang dan kemudian berganti status menjadi menikah tentunya akan berbeda. Jika sudah mengetahui jumlah ideal dana darurat, maka kamu bisa mengatur keuangan dan mempersiapkan dana darurat sejak dini.
Tips Mudah Mengumpulkan Dana Darurat
Setelah mengetahui berapa jumlah dana darurat yang diperlukan maka kamu bisa mulai mempersiapkannya sejak awal. Nggak perlu kaget melihat jumlah dana darurat yang besar, kamu bisa mengumpulkan secara bertahap. Hal yang terpenting adalah konsisten untuk menabung dana darurat tanpa menggunakannya sepeser pun. Berikut ini beberapa tips mudah mengumpulkan dana darurat.
1. Mulai secara perlahan namun konsisten
Mungkin kamu akan kaget melihat target dana darurat yang harus tercapai, tapi jangan stres gitu, dong. Langkah pertama untuk mengumpulkan dana darurat adalah memulainya secara perlahan namun rutin. Kuncinya adalah konsisten untuk menyisihkan penghasilan untuk dana darurat.
Mencicil dana darurat setiap bulan tentunya nggak akan terasa sangat berat. Alokasikan sebanyak 5-15% dari pendapatan bulanan untuk disimpan dalam dana darurat. Sisihkan juga pendapatan lain seperti THR atau bonus, ya.
BACA JUGA: Jangan Panik! Ini 7 Hal yang Bisa Dilakukan untuk Menghadapi Resesi
2. Simpan di rekening yang berbeda
Setelah kamu mulai mencicil dana darurat, pastikan untuk menyimpannya di rekening yang berbeda dari rekening pengeluaran harian. Bukalah akun rekening baru untuk tabungan dana darurat.
Tabungan khusus untuk dana darurat ini jadi hal yang wajib kamu persiapkan, ya. Jika punya tabungan khusus maka kamu bisa lebih mudah mengatur pembagiannya. Hal ini juga untuk menghindari dana darurat terpakai karena keperluan lain yang tidak mendesak.
Kamu bisa memilih perbankan dengan biaya administrasi bulanan yang rendah, tuh. Jadi target dana darurat bisa lebih cepat tercapai, deh.
3. Lebih berhemat
Tentunya kamu perlu lebih sering berhemat agar target dana darurat cepat tercapai, tuh. Pangkaslah pengeluaran yang tidak terlalu penting serta utamakan kebutuhan primer terlebih dahulu. Bijaklah dalam menggunakan uang agar semua kebutuhan penting terpenuhi.
Semakin kamu bisa mengontrol pengeluaran dan berhemat, nih, maka semakin cepat dana darurat akan mencapai target. Manfaatkanlah promosi dan diskon agar semakin berhemat, ya!
Cara Efektif Menyimpan Dana Darurat
Setelah target dana darurat terpenuhi, lantas apa yang harus dilakukan? Apakah disimpan saja di tabungan?
Tentunya banyak yang mempertanyakan cara efektif menyimpan dana darurat. Perlu diingat, nih, jika dana darurat digunakan untuk keperluan yang mendesak. Tentu kamu juga ingin mengoptimalkan simpanan dana darurat, dong. Namun di manakah seharusnya kita menyimpan dana darurat agar lebih optimal?
Investment Storyteller Felicia Putri Tjiasaka dalam akun Instagram-nya menyarankan untuk menyimpan dana darurat di dua instrumen sekaligus, yakni 50% di tabungan bank atau deposito, serta 50% di instrumen pengelolaan dana, seperti reksadana pasar uang (RDPU). Hal ini dilakukan untuk mengoptimalkan dana darurat yang kamu punya.
Selain itu, ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan dalam memilih media penyimpanan dana darurat. Seperti yang dilansir dari laman Duwitmu.com, instrumen penyimpanan dana darurat harus memiliki kriteria seperti di bawah ini:
- Aman dan memiliki risiko rendah.
- Likuid dan mudah dicairkan.
- Mudah diakses.
Karena dana darurat digunakan untuk keperluan mendesak, maka sangat penting untuk menyimpan dana darurat di instrumen yang mudah dicairkan. Selain itu, pertimbangkan untuk memilih instrumen yang mudah diakses secara online.
Jika sudah mengerti konsep instrumen dana darurat yang ideal, maka kamu bisa menentukan tempat untuk menyimpannya, tuh. Masih bingung menentukan instrumen untuk menyimpan dana darurat? Berikut ini beberapa instrumen yang dianjurkan sebagai tempat penyimpanan dana darurat.
- Tabungan: bisa langsung dicairkan melalui ATM atau teller bank.
- Deposito: pencairan 1-2 hari kerja atau tergantung ketentuan bank.
- Reksadana Pasar Uang: pencairan 3-7 hari kerja.
- Logam mulia: bisa dijual di toko emas offline atau online.
Hindari untuk menyimpan dana darurat di instrumen yang memiliki tenggat waktu lama seperti obligasi dan sukuk. Walaupun kedua instrumen ini bisa dicairkan lebih awal dari tenggat waktu, namun perlu waktu yang lama untuk menerima uangmu kembali. Untuk itu, dua instrumen ini lebih cocok untuk instrumen investasi, ya, bukan sebagai penyimpan dana darurat.
Itulah kupas tuntas dana darurat yang sekarang ini sering dibahas. Mungkin bagi kamu yang belum bekerja, nih, tidak terlalu memikirkan tentang dana darurat. Tapi nggak ada salahnya untuk menambah pengetahuan, kan?
Apakah kamu punya dana darurat? Jika iya, share cara kamu untuk menyimpannya, dong! Tulis di kolom komentar, ya.
Bagikan artikel ini