Mengenal Obat Paracetamol: Jenis, Manfaat, Dosis dan Efek Samping
Yuk, kenali obat paracetamol sampai manfaatnya!
Paracetamol menjadi obat yang paling banyak digunakan untuk mengatasi demam dan nyeri tubuh. Dikenal ampuh menurunkan rasa sakit, penggunaan paracetamol bisa dikombinasikan dengan obat penghilang rasa sakit lainnya.
Jenis obat ini tersedia dalam bentuk tablet, tablet kunyah, suntik, dan sirup. Sayangnya, untuk saat ini semua jenis obat dalam bentuk sirup ataupun cair seperti obat cair untuk dewasa, dan obat paracetamol sirup dilarang peredaran hingga konsumsinya oleh Kementerian Kesehatan.
Info Seputar Obat Paracetamol, Mulai dari Manfaat hingga Efek Samping
Bukan hanya kandungan jenis obat sirup atau cair saja, tapi ada komponen lain pada obat yang menyebabkan terjadinya intoksikasi. Selama larangan peredaran dan konsumsi obat sirup berlaku, sebaiknya kamu menggunakan jenis obat alternatif lain dalam bentuk tablet, kapsul, suppositoria, injeksi, atau lainnya.
Buat kamu yang ingin mengonsumsi obat paracetamol, sebaiknya kenali jenis, manfaat, hingga efek samping penggunaan obat tersebut. Intip ulasannya berikut ini!
1. Jenis obat paracetamol
Beberapa masalah kesehatan yang dapat diatasi dengan penggunaan paracetamol seperti sakit gigi, sakit kepala, demam, keseleo, dan gejala flu lain.
Jenis-jenis obat ini ada berbagai macam, mulai dari bentuk tablet, sirup yang sekarang dilarang, paracetamol suppositoria, dan paracetamol infus yang diberikan dalam bentuk infus dan dibolehkan dalam pengawasan dokter.
Buat kamu yang sedang mencari jenis obat ini, berikut adalah jenis-jenis paracetamol yang bisa ditemukan di apotek.
- Merek jenis tablet, Pamol, Sumagesic, Sanmol, Metamol, Itramol, Trimol, Ekacetol, Erlamol, Procet, Pyrexin, Emkamol.
- Merek jenis kaplet, Bufadol, Trifamol.
- Merek jenis sirop, Erphamol, Tempra, Turpas, Trifamol, Afitamol, Pamol, Sanmol.
- Merek jenis drops, Hufagesic, Apetic, Nipe Fever, Itamol, Moretic, Tempra, Pamol, Sanmol.
- Merek jenis infus, Foramol, Eterfix, Sanmol, Farmadol, Paradol, Pehamol.
2. Manfaat paracetamol
Obat ini pertama kali digunakan secara klinis pada tahun 1893 oleh von Mering. Awalnya nggak dijual secara komersial sampai tahun 1950 di Amerika Serikat dan 1956 di Australia.
Paracetamol sangat populer digunakan karena memiliki efektivitas yang ampuh. Namun kini kamu perlu berhati-hati memilih paracetamol, soalnya ada jenis yang telah dilarang penggunaannya oleh Kementerian Kesehatan.
Memiliki manfaat sebagai penurus panas disebut sebagai antipiretik dan pereda nyeri disebut analgesik, obat ini sangat memiliki manfaat untuk orang dewasa dan anak-anak. Jenis Acetaminophen juga jadi pilihan tepat sebagai pereda nyeri bagi ibu hamil dan ibu menyusui.
FYI, obat ini memiliki manfaat untuk meredakan gejala, bukan untuk mengatasi penyebab utama demam dan nyeri yang kamu rasakan.
BACA JUGA:
- Asam Mefenamat: Fungsi, Efek Samping, dan Tips Penggunaan
- Obat Sakit Gigi Generik yang Bisa Dibeli di Apotik, Paling Ampuh Sembuhkan Nyeri
- Jangan Sepelekan! Ini Tips Menyimpan Obat yang Benar
3. Dosis penggunaan obat paracetamol yang tepat
Setiap jenis Paracetamol memiliki kandungan yang berfungsi untuk meredakan dan rasa nyeri. Untuk penggunaan pada orang dewasa maupun anak-anak, dosis obat ini disesuaikan dengan limit berat badan, yaitu 10 – 15 mg/kg berat badan, dilansir dari k24klik.com.
Selain itu juga bergantung pada usia dan kondisi kamu. Berdasarkan kondisi secara umum, berikut dosis paracetamol yang perlu kamu ketahui.
- Dewasa, 2 kapsul atau tablet 500 mg, diminum setiap 4 – 6 jam sekali, maksimal per hari 4000 mg dosis.
- Anak-anak usia 12 tahun ke atas, 325 mg – 650 mg, diminum setiap 4 – 6 jam sekali atau 1000 mg setiap 6 – 8 jam sekali.
- Anak-anak usia kurang dari 12 tahun, sediaan sirop (sedang dalam masa larang edar) 120 mg – 500 mg, diminum setiap 4 – 6 jam sekali, maksimal konsumsi 4 dosis sehari.
- Bayi 1 – 2 bulan, drop sebanyk 30 – 60 mg, diminum setiap 8 jam sekali.
Biasanya obat pereda demam dan nyeri ini butuh waktu hingga satu jam bekerja dan bertahan di dalam tubuh sekitar 4 – 6 jam. Penggunaannya nggak bisa sembarangan, terutama pada pasien gagal ginjal, gangguan fungsi hati, dan alergi obat ini.
4. Efek samping paracetamol
Apa efek samping paracetamol? Umumnya, pada penggunaan obat jenis ini jarang sekali memiliki efek samping jika digunakan dengan aturan yang tepat.
Memang setiap orang akan memiliki reaksi berbeda terhadap penggunaan obat-obatan. Namun, paracetamol biasanya memiliki efek samping seperti berikut ini.
- Reaksi alergi termasuk pembengkakan atau ruam.
- Kelainan darah.
- Kerusakan hati dan ginjal.
- Pucat.
- Gangguan pecernaan dan metabolisme.
- Hipotensi.
- Pankreatitis.
Meski begitu, ada beberapa obat-obatan yang sebaiknya nggak kamu konsumsi bersamaan dengan paracetamol. Seperti Warfarin, Busulfan, Isoniazid, Metoclopramide, hingga obat-obatan epilepsi. Sebelum mengonsumsi, sebaiknya konsultasikan dengan dokter.
Itulah serba-serbi seputar obat paracetamol, mulai dari jenis, dosis penggunaan, manfaat, hingga efek samping yang bakal kamu rasakan saat mengonsumsinya.
Pernah mengonsumsi obat jenis ini? Bagikan pengalaman kamu di kolom komentar, ya.
Cari kost coliving dekat dengan kuliner, perkantoran, rumah sakit, maupun tempat strategis lainnya? Coba ngekost di Rukita saja!
Tersedia berbagai pilihan jenis kost coliving Rukita yang berada di lokasi strategis dengan akses mudah dekat berbagai tempat strategis. Nggak hanya di Jabodetabek dan Pulau Jawa saja, ada juga di beberapa kota Indonesia lainnya!
Jangan lupa unduh aplikasi Rukita via Google Play Store atau App Store, bisa juga langsung hubungi Nikita (customer service Rukita) di +62 811-1546-477, atau kunjungi www.rukita.co.
Follow juga akun Instagram Rukita di @Rukita_Indo, Twitter di @Rukita_Id, dan TikTok @rukita_id untuk berbagai info terkini serta promo menarik!
Bagikan artikel ini