·7 September 2020

5 Penjelasan Mudah tentang Resesi dan Persiapan Kita untuk Menghadapinya

·
4 minutes read
5 Penjelasan Mudah tentang Resesi dan Persiapan Kita untuk Menghadapinya

Pasti akhir-akhir ini kita banyak mendengar kata resesi akibat Covid-19. Hal ini diakibatkan oleh lockdown berbulan-bulan yang memperlambat ekonomi dunia. Mungkin kamu pun penasaran soal penjelasan tentang resesi, tapi penjelasannya, kok, rumit?

Sebagai Milenial dan Gen Z, ya, kamu pasti membutuhkan penjelasan resesi yang mudah dimengerti. Indonesia pada bulan Agustus lalu menunjukkan pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto atau GDP) di angka -5% yang merupakan terburuk sepanjang 10 tahun terakhir. Australia dan beberapa negara lain juga sudah diambang resesi, tuh!

Pemerintah pun sedang berusaha menghindari resesi dan di sisi lain kita juga harus bersiap. Setidaknya dimulai dari mengetahui penjelasan soal resesi terlebih dahulu. Maka dari itu, ayo, belajar bersama!

Pengertian dan Fakta tentang Resesi

Rukita akan mencoba membantumu untuk memahami soal resesi dengan bahasa yang lebih mudah dimengerti. Yuk, baca selengkapnya di bawah ini.

1. Apa, sih, resesi?

Let's learn from 2008 and include mental health care in the ...
Source: itv.com

Resesi adalah penurunan aktivitas ekonomi secara signifikan dan berlangsung dalam beberapa bulan. Indikator penurunannya yaitu pada produk domestik broto riil, pendapatan, pekerjaan, manufaktur, dan penjualan ritel, serta adanya peningkatan angka pengangguran.

Kenapa Indonesia siaga resesi setelah hasil pertumbuhan PDB kuartal kedua dilaporkan? Biasanya orang mengaitkan pertumbuhan PDB negatif selama 2 kuartal berturut-turut sebelum PDB kuartal 3 dilaporkan.

Selain itu yang menentukan resesi atau tidak adalah instansi keuangan nasional. Badan Pusat Statistik, Bank Indonesia, dan lembaga pemerintahan lain serta pakar ekonomi dunia seperti IMF dan WTO akan melakukan analisis dan penilaian untuk menentukan apakah suatu negara sudah mengalami resesi

2. Indikator ekonomi dalam resesi

Recession
Source: thebalance.com

Indkator pertama dan utama yang perlu kita pahami dalam penjelasan penyebab resesi adalah PDB riil atau real GDP (Gross Domestic Product). PDB adalah semua hasil produksi bisnis dan individu dari negara dan efek inflasinya dihilangkan.

Kalau pertumbuhan PDB pada kuartal pertama negatif, belum tentu negara mengalami resesi karena bisa bangkit pada kuartal berikutnya. Selain PDB, nih, ada indikator lain untuk mengukur pertumbuhan ekonomi yaitu pendapatan nyata, pekerjaan, manufaktur, penjualan grosir-eceran, dan PDB bulanan.

Pendapatan sebenarnya akan mengukur pendapatan pribadi yang disesuaikan dengan inflasi dan jaminan sosial yang dihapus. Jumlah pekerjaan dan angka pengangguran juga akan menunjukkan tentang kesehatan ekonomi dunia bisnis. Laporan produksi industri-industri juga akan diukur oleh manufaktur. Penjualan grosir-retail pun akan mengukur daya beli konsumen.

Pasar saham bukanlah indikator resesi, ya, jangan salah paham! Harga saham mencerminkan harapan investor yang sedang pesimis atau optimistis sehingga harganya pun fluktiatif. Namun, jatuhnya pasar saham selama berbulan-bulan dapat menyebabkan resesi karena hilangnya kepercayaan investor.

3. Tanda-tanda resesi

Poland in first recession since communist era: official data ...
Source: aljazeera.com

Jika resesi muncul, nih,biasanya akan ada pertumbuhan negatif pada 1 kuartal, lalu berubah menjadi pertumbuhan positif sebelum negatif lagi. Kalau cepat, tuh, resesi bisa terjadi dalam kurun waktu 9-18 bulan dengan dampak yang bisa bertahan lama.

Biasanya industri manufakturlah yang merasakan resesi terlebih dahulu. Jika lama-kelamaan pesanan produksi menurun, maka pekerjaan di pabrik ikut menurun dan mereka akan berhenti mempekerjakan pegawai.

Hal ini biasanya diakibatkan oleh penurunan permintaan konsumen karena jika penjualan menurun, ya, bisnis berhenti berkembang yang berdampak pada angka pekerja. Makanya seluruh indikator penyebab ini bisa berhubungan satu sama lain.

Lalu apa yang harus kita persiapkan?

Pemerintah sedang mencari berbagai cara untuk menghindari jurang resesi, ya, salah satu caranya adalah dengan meningkatkan daya beli konsumen. Namun, kita pun bisa bersiap-siap menghadapi resesi ini, sih.

Jangan lupa untuk mendukung UMKM dan bisnis lokal! Ingat resesi 2008? Indonesia selamat karena UMKM pada waktu itu striving dan membantu menopang perekonomian.

4. Genapi dana darurat dan potong pengeluaran tersier

Employment Bridging Emergency Fund (NOW 2.0) | Briddge Legal & Finance
Source: briddge.com

Pastikan kamu punya dana darurat untuk hidup selama 3-6 bulan dari jumlah pengeluaran bulanan. Kalau sampai ada keadaan emergency, nih, jangan sampai kamu nggak punya cukup uang untuk makan dan sewa rumah.

Potong juga pengeluaran tersier, seperti TV kabel, WiFi paketan termahal, paket data termahal, atau membership gym. Sementara ini jangan mengeluarkan uang ekstra untuk hal-hal ini karena lebih baik disimpan dulu.

Prioritaskan membayar utang dengan bunga tertinggi agar kamu cepat lepas dari masalah finansial. Kalau utangmu hanya ada di kartu kredit, nih, bayar utang terbesar dan lunasi yang terkecil. Kalau bayar pembayaran minimum saja, ya, lama-kelamaan tagihan akan membengkak akibat bunga!

5. Cari proyek tambahan dan jangan berhenti investasi

50 Ideas for a Lucrative Side Hustle
Source: entrepreneur.com

Cari pendapatan tambahan, namun jangan melupakan pekerjaan utamamu, lho. Tetap berikan yang terbaik dan coba tingkatkan skill untuk promosi dan sebagainya. Jangan sampai kamu kehilangan pekerjaan utama karena proyek sampingan!

Kalau kamu melakukan investasi, nih, pasti harga pasar bakal sering jatuh karena panik. Namun, jangan dicabut dan tetap investasi saja karena kamu nggak bisa memprediksi kapan situasi pasar ke depannya akan membaik.

Sumber:


Saatnya melakukan yang terbaik untuk mempersiapkan diri sendiri, maupun mendukung bisnis UMKM agar demand di pasar tetap meningkat, nih.

Apakah kamu khawatir terhadap kemungkinan adanya resesi? Tinggalkan pendapatmu di kolom komentar, yuk!

Bagikan artikel ini