Apakah Rapid Test dan Pemeriksaan Swab Covid-19 adalah Hal yang Sama? Simak Ulasannya, Yuk!
Apakah rapid test Covid-19 sama dengan pemeriksaan swab?
Untuk mendeteksi seseorang yang terinfeksi virus Covid-19 tentunya butuh pemeriksaan. Di Indonesia sendiri terdapat 2 jenis pemeriksaan yang saat ini digunakan, yakni rapid test dan tes swab. Sudah ada jutaan alat rapid test yang tersebar di Indonesia dan beberapa daerah pun telah mulai melakukan rapid test massal.
Tentunya kamu sudah nggak asing lagi dengan istilah rapid test dan swab test atau pemeriksaan swab, dong. Kenapa mesti menggunakan dua jenis pemeriksaan, ya?
Banyak orang bilang jika rapid test dan pemeriksaan swab adalah dua jenis pemeriksaan Covid-19 yang sama. Hanya saja rapid test lebih mudah dan hasilnya keluar hanya dalam beberapa menit saja. Apakah benar seperti itu?
Perbedaan Rapid Test dan Pemeriksaan Swab
Untuk kamu yang sedang mencari perbedaan rapid test dan pemeriksaan swab, nih, nggak perlu bingung. Rapid test dan pemeriksaan swab memiliki beberapa perbedaan yang harus diketahui. Yuk, kenali perbedaan rapid test dan pemeriksaan swab untuk diagnosis Covid-19!
1. Fungsi pemeriksaan
Banyak publik yang beranggapan jika rapid test dan pemeriksaan swab adalah dua hal yang sama. Di Indonesia, kedua jenis pemeriksaan ini digunakan untuk mengetahui seseorang terinfeksi virus Corona atau tidak. Ternyata kedua pemeriksaan ini mempunya fungsi yang berbeda, lho.
Rapid test atau uji cepat merupakan tes yang biasanya dilakukan secara massal dengan tujuan untuk screening atau penyaringan awal potensi adanya orang dengan positif Covid-19 di masyarakat. Jika hasilnya positif, maka akan dilakukan pemeriksaan berikutnya.
Sedangkan swab test atau pemeriksaan swab berfungsi untuk mengonfirmasi seseorang positif atau negatif menderita Covid-19. Pemeriksaan swab ini menjadi standar diagnostik virus Corona yang dianjurkan oleh WHO (World Health Organization).
WHO dan para ahli menyatakan swab test dengan teknik PCR (Polymerase Chain Reaction) adalah metode yang paling akurat dalam mendeteksi virus SARS-COV-2.
2. Jenis sampel yang diambil
Pengujian dengan rapid test menggunakan sampel darah, biasanya pemeriksaan ini dilakukan secara massal untuk mempersingkat waktu dan juga mendapatkan sampel sebanyak mungkin. Kemudian sampel darah ini akan dicek menggunakan rapid test kit untuk melihat rekasi antibodi (zat imunoglobulin) yang ada di dalam tubuh ketika terserang virus.
Antibodi di dalam tubuh akan terbentuk jika mengalami infeksi virus. Dilansir dari laman Kompas, jika tubuh kita terinfeksi virus, maka jumlah antibodi akan bertambah.
Jika tubuh terinfeksi virus, maka hasil rapid test akan memperlihatkan tanda positif. Namun, hasil rapid test tidak menunjukkan seseorang terkena infeksi Covid-19 atau tidak.
Jika hasil yang didapatkan adalah positif, maka kamu harus menjalani pemeriksaan swab. Jika hasilnya negatif, maka kamu diharuskan mengikuti rapid test kedua dalam jangka waktu 10 hari berikutnya.
Di sisi lain, pemeriksaan swab menggunakan pengambilan sampel atau spesimen lendir dari organ pernapasan yakni tenggorokan, mulut, dan hidung. Alat yang digunakan adalah semacam cotton bud yang panjang. Kemudian, spesimen yang telah diambil akan diuji dengan menggunakan metode yang bernama PCR (Polymerase Chain Reaction).
Dilansir dari laman Kompas, PCR bekerja dengan mencocokkan DNA atau RNA yang dimiliki virus SARS-CoV-2. Kemudian, DNA atau RNA yang ada pada sampel akan digandakan sebanyak mungkin dan akan dicocokkan dengan susunan DNA SARS-COV-2.
Jika cocok, maka orang tersebut dinyatakan positif terinfeksi Covid-19. Sebaliknya, jika ternyata tidak cocok, orang tersebut negatif Covid-19.
3. Tempat pengujian sampel
Metode yang digunakan dalam rapid test terbilang lebih sederhana dibandingkan pemeriksaan swab. Sampel rapid test bisa diuji di ruang laboratorium rumah sakit maupun puskesmas.
Sementara pemeriksaan swab dengan metode PCR lebih rumit dan hanya bisa dilakukan di laboratorium berstandar Biosafety Level (BSL) 2. Saat ini pengujian sampel dilakukan di Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes), Lembaga Eijkman, Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL), dan Universitas Airlangga.
Petugas yang menguji sampel pemeriksaan swab juga merupakan ahli patogenik dan ilmuwan ahli di bidangnya. Saat menguji spesimen pun petugas menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti masker, sarung tangan, dan penutup kepala khusus.
4. Waktu yang diperlukan untuk mendapatkan hasil
Perbedaan yang sangat terlihat antara rapid test dan pemeriksaan swab adalah waktu menunggu hasilnya. Sesuai namanya, nih, hasil rapid test bisa diketahui hanya dalam 10-15 menit saja. Sehingga banyak daerah yang bisa mendapatkan sampel darah ratusan bahkan ribuan dalam satu hari.
Sementara itu pemeriksaan swab dengan metode PCR membutuhkan 2-7 hari untuk mengetahui hasilnya. Saat ini hanya ada empat lembaga yang digunakan untuk menghuji sampel atau spesimen pemeriksaan swab. Oleh karena itu, butuh beberapa hari untuk mengetahui hasil tes swab.
5. Akurasi hasil tes
Hasil pemeriksaan dengan metode rapid test dinilai kurang akurat karena hanya bertujuan untuk mengetahui antibodi. Sedangkan antibodi baru akan terbentuk setidaknya 7 hari setelah terinfeksi virus. Oleh karena itu, hasil yang didapatkan adalah false negative.
Selain itu bisa jadi orang tersebut terinfeksi virus lain seperti virus flu, bukannya virus Covid-19. Dikutip dari laman tagar.id, hasil rapid test inilah yang dinamakan false positive. Hasil pemeriksaan dari rapid test memerlukan tindakan lebih lanjut.
Sedangkan hasil pemeriksaan swab sangat akurat untuk menentukan seseorang positif atau negatif Covid-19. Hal ini dikarenakan spesimen yang diambil langsung dari organ pernapasan dan diuji oleh ahli patogenik.
Setelah membaca ulasan di atas sudah nggak bingung lagi, kan? Baik rapid test dan pemeriksaan swab sama-sama digunakan untuk pemeriksaan virus Covid-19. Alangkah baiknya, kedua jenis pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui seberapa luas penyebaran Covid-19 di Indonesia.
Jika telah mengetahui jumlah orang yang positif dengan cepat, tentunya bisa lebih cepat untuk memberikan pengobatan dan melakukan pencegahan penyebaran virus. Setuju?
Oh ya, lebih baik mengikuti rapid test resmi yang dilakukan pemerintah, ya. Jangan membeli rapid test kit dan melakukan tes sendiri, deh. Alasannya kita tidak tahu prosedur pemeriksaan yang tepat.
Apa pendapatmu tentang pemeriksaan dengan rapid test dan tes swab? Tulis di kolom komentar, ya!
Bagikan artikel ini