Benarkah Ada Teknik Bernapas untuk Mencegah Corona?
Mengingat vaksin Covid-19 belum tahu kapan ditemukan atau bisa digunakan oleh banyak orang, nih, tentu kita bisa memaklumi usaha untuk mencegah penularannya dengan segala cara. Salah satunya kalau menurut dokter di UK, tuh, dengan cara melakukan teknik bernapas cegah Corona.
Dalam sebuah video Sarfaraz Munshi, dokter di Queen’s Hospital di London, memeragakan teknik bernapas mencegah Corona dan juga menjelaskan kenapa orang-orang harus melakukannya.
Beginilah 4 Tahap Teknik Bernapas Mencegah Corona
Dalam sebuah video singkat, Munshi menjelaskan tahap-tahap yang harus dilakukan seseorang untuk mencegah infeksi Corona dengan mengubah teknik bernapas mereka. Tahap-tahap tersebut adalah:
- Ambil napas dalam-dalam melalui mulut dan tahan selama 5 detik sebelum mengembuskannya melalui mulut. Ulangi sebanyak 5 kali.
- Pada pengambilan napas yang ke-6 kali ambil napas dalam-dalam dan batukkan. Jangan lupa untuk menutup mulut kamu.
- Ulang kedua langkah di atas sekali lagi.
- Lanjutkan dengan berbaring tengkurap dan tarik napas secara dalam-dalam selama 10 menit. Dengan menarik nafas sambil tengkurap, kamu dapat memfokuskan oksigen masuk ke paru-paru kamu karena jika berbaring terlentang justru memblokir udara di paru-paru.
Teknik Bernapas Mencegah Corona: Efektif atau Hoax?
Menurut J.K. Rowling dan Christopher Cuomo, ya, teknik bernapas ini terbukti efektif dan menyembuhkan mereka dari gejala Covid-19. Sstt, belum tentu apa yang ‘kata orang’ efektif benar-benar terbukti ampuh mengusir Corona, kan?
Yuk, kita bahas lebih detail dibawah ini.
1. Benarkah teknik bernapas ini dapat mencegah infeksi Covid-19?
Perlu diingat, ya, teknik bernapas ini tidak dapat menyembuhkan Covid-19! Menurut Jonathan Parsons, M.D., seorang ahli pulmonologis di Ohio State University Wexner Medical Center, Ohio, AS, tidak ada cara yang dapat dipastikan efektif mencegah infeksi COVID-19.
Meskipun begitu, teknik bernapas ini memiliki kemungkinan untuk membantu mencegah infeksi Covid-19 sehingga tidak ada salahnya untuk melakukan teknik pencegahan ini.
Berulang kali mengambil napas dalam-dalam dan menahan napas dapat membantu ventilasi paru-paru serta memperbaiki pengeluaran cairan dari paru-paru. Jadi, teknik bernapas yang dipraktikkan Mundi memang dapat mengurangi risiko pneumonia dan Covid-19.
Raymon Casciari, M.D., dan ahli pulmonologis di Joseph Hospital, California, AS juga menyetujui pernyataan Parsons.
Dia menambahkan kalau bagian di mana kamu dianjurkan untuk bernapas sambil berbaring tengkurap adalah cara untuk memaksa organ tubuh kamu untuk mengeluarkan zat-zat yang ada di tubuh kamu dan membuka saluran pernapasan kamu dengan lebih baik.
2. FYI, bukan teknik bernapas yang baru!
Menurut Dr. Casciari, nih, teknik bernapas ini sudah dilakukan sejak bertahun-tahun lalu.
Teknik bernapas ini sudah diterapkan kepada pasien-pasien yang mengalami gangguan pernapasan untuk membantu pencegahan dan infeksi terulang, serta untuk mencegah terjadinya infeksi bakteri yang memicu komplikasi penyakit pernapasan yang sedang diderita pasien.
Meskipun begitu, ya, saat ini belum banyak penelitian yang dapat mengonfirmasi korelasi antara teknik bernapas dan pencegahan Covid-19 maupun pneumonia.
Jadi, apakah teknik bernapas ini benar-benar dapat mencegah Covid-19? Meskipun tidak dapat dipastikan, tidak ada salahnya untuk menerapkan teknik bernapas ini untuk memastikan kesehatan kamu tetap berada dalam kondisi prima.
Kesimpulannya, nih, kalau kamu memiliki gejala Covid-19 atau penyakit lain yang membuat kamu mengalami gangguan pernapasan, serta kamu hanya ingin merenggangkan otot pernapasan maka tidak ada salahnya mencoba teknik pernapasan ini.
Perlu diingat, ya, kamu tidak perlu melakukan teknik bernapas mencegah Corona ini terlalu sering. Munshi juga sudah menjelaskan di videonya kalau teknik bernapas ini tidak ditujukan untuk dilakukan terlalu sering karena bisa membuatkamu merasa pusing.
Apakah kamu sudah pernah mencoba teknik bernapas ini sebelumnya? Kalau iya, coba ceritakan pengalaman kamu di kolom komentar di bawah ini, dong.
Bagikan artikel ini