Waspadai Coronavirus, Simak Penjelasan Lengkap, Status Terkini, dan Cara Pencegahan, Yuk!
Indonesia aman, namun bantu cegah dari sekarang, yuk!
Pada tanggal 31 Desember 2019 lalu sebuah virus yang tidak pernah terdeteksi sebelumnya muncul di Kota Wuhan, Tiongkok. Kini virus yang memperlihatkan gejala seperti pneumonia ini telah memakan korban jiwa dan menyebar ke berbagai negara.
Para ilmuwan telah berhasil mendeteksi bahwa virus tersebut merupakan anggota dari coronavirus atau virus corona (2019-nCov) yang menyebabkan SARS dan MERS. Sayangnya obat maupun vaksin untuk virus ini belum ditemukan.
Di sisi lain para ilmuwan pun belum benar-benar mengetahui seberapa besar bahaya yang ditimbulkan oleh virus corona ini. Berdasarkan berita per tanggal 27 Januari 2020, nih, korban jiwa infeksi virus corona sudah 81 orang di Tiongkok.
Untungnya, belum ada kasus infeksi virus ini terjadi di Indonesia. Sebagai tindakan prevensi, yuk, sama-sama mewaspadai virus corona, memantau perkembangannya, hingga menerapkan cara mencegahnya!
1. Apakah coronavirus?
Coronavirus merupakan virus yang biasa menyebabkan infeksi pada hidung, sinus, dan tenggorokan. Kebanyakan coronavirus tidaklah berbahaya, namun berbeda dari coronavirus terbaru yang kini menjadi penyakit endemik menular dan telah memakan korban.
Virus ini disebut novel coronavirus (nCov atau 2019-nCov), salah satu anggota dari keluarga coronavirus yang belum pernah diketahui sebelumnya. Virus ini berasal dari hewan, namun belum diketahui tepatnya hewan apa.
Hewan yang diduga membawa virus ini adalah kelelawar horseshoe China. SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) dan MERS (Middle Eastern Resporatory Syndrome) semua dibawa oleh kelelawar atau ular yang menginfeksi manusia kemungkinan besar lewat hewan perantara lain.
2. Di mana virus pertama kali muncul?
Virus ini terdeteksi pertama kali di Pasar Grosir Seafood Huanan, Tiongkok. Pasar ini terletak di kota Wuhan yang terletak sekitar 1.000 km dari Beijing dengan populasi lebih dari 11 juta orang. Kebanyakan orang yang pertama kali terinfeksi virus juga bekerja atau sering berbelanja di pasar ini.
Selain menjual hidangan laut, pasar ini juga menyembelih dan menjual hewan yang masih hidup termasuk kelelawar dan ular. Saat diteliti oleh para ilmuwan kesehatan Tiongkok, banyak kesamaan genetika ular ada di dalam sampel virus. Selain itu, coronavirus yang paling mirip dengan 2019-nCov berasal dari kelelawar.
3. Bagaimana gejala dari 2019-nCov?
Pasien yang terinfeksi awalnya akan terkena demam yang diikuti oleh batuk kering. Seminggu kemudian mereka mengalami kesulitan bernapas, lalu pneumonia akan muncul, bahkan kematian juga bisa terjadi.
Para korban jiwa semuanya adalah orang-orang yang memiliki riwayat kesehatan buruk. Terutama para lanjut usia yang terkena penyakit serius seperti parkinson maupun diabetes.
Untuk sementara ini belum ada obat penawarnya maupun vaksin. Para dokter berupaya menyembuhkan gejala penyakit saja yang bersifat sementara sebelum kondisi semakin parah.
4. Kapan orang dapat menularkan novel coronavirus?
Orang bisa menularkan nCov bahkan sebelum gejala muncul. Masa inkubasi (atau masa terinfeksi hingga menunjukkan gejala dari nCov) adalah 1-14 hari. Sedangkan SARS dan Ebola menular hanya ketika gejala muncul.
Jenis inkubasi seperti ini akan sulit untuk diawasi karena pada saat itu orang sudah menunjukkan gejala penyakit sehingga sudah bisa menginveksi orang lain. Petugas kesehatan dan pemerintah harus bekerja lebih keras untuk memantau perkembangan infeksi penyakit ini.
BACA JUGA: 10 Obat Flu Alami: Cocok untuk Meringankan dan Menyembuhkan Gejalanya
5. Cara pencegahan coronavirus
Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mencegah tertularnya penyakit ini sebelum ada vaksin.
- Sering-sering cuci tangan menggunakan sabun dan air selama minimal 20 detik.
- Bawa hand sanitizer yang mengandung alkohol 70%. Gunakan saat tidak tersedia tempat cuci tangan.
- Jangan sering mengusap mata, hidung, dan mulut terutama kalau belum cuci tangan.
- Tutupi mulut dengan tisu kalau batuk dan sebaiknya memakai masker medis saat batuk dan pilek.
- Konsumsi gizi seimbang dengan memperbanyak sayur dan buah terutama yang membantu meningkatkan daya tahan tubuh seperti jeruk, brokoli, paprika, kunyit, jahe, dan bawang putih. Konsumsi vitamin C secara rutin.
- Hindari kontak langsung dengan orang yang terkena flu, pilek, dan demam.
- Masak daging dan telur hingga matang.
- Hindari kontak dengan hewan liar maupun hewan ternak.
- Rajin berolahraga dan istirahat yang cukup.
- Bila memiliki gejala batuk, pilek, dan demam segera mendatangi fasilitas kesehatan.
- Sering minum air agar tenggorokan tidak kering yang menyebabkan mudah terkena radang tenggorokan.
- Pantau terus berita dan informasi kesehatan dari sumber yang akurat.
6. Kapan kamu harus ke dokter kalau batuk-batuk?
Kamu baru pulang dari Tiongkok sekitar 1 bulan ini, atau melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi maupun baru pulang dari Tiongkok? Langsung pergi ke dokter, deh, untuk memeriksakan diri.
Kamu yang tidak menemui salah satu dari kondisi di atas, sih, nggak perlu panik. Namun, akan lebih baik kamu tetap pergi ke dokter terutama kalau ada demam, batuk, atau kesulitan bernapas.
7. Status terkini
Kini sudah ada 2.700 orang terjangkit coronavirus di Tiongkok dan 81 orang telah meninggal dunia yang angkanya terus meningkat!
Dilansir oleh BBC, para ahli kesehatan memperkirakan kemungkinan sudah ada 100 ribu orang yang terinveksi namun belum mengalami gejala. Cepat atau lambat, nih, lebih banyak kasus akan bermunculan di mana-mana.
Selain Tiongkok, tuh, ada 11 negara lain yang kini positif memiliki kasus coronavirus. Negara-negara tersebut adalah adalah Korea Selatan, Jepang, Taiwan, Australia, Vietnam, Singapura, Malaysia, Thailand, Nepal, Prancis, dan Amerika. FYI, semua yang terinfeksi ini baru saja datang dari Wuhan.
8. Langkah dari Pemerintah Tiongkok
Pemerintah Tiongkok sudah mengisolasi Wuhan sejak tanggal 23 Januari 2020. Tidak ada orang yang bisa keluar ataupun masuk dari kota itu. Larangan bepergian juga sudah diberikan terhadap puluhan kota di Tiongkok. Kira-kira 36 juta warga terisolasi di dalam kotanya, tuh.
Pusat keramaian seperti tempat-tempat turis, mal, dan bioskop juga sudah ditutup. Sekolah pun tidak dibuka hingga 2 Februari 2020 mendatang. Larangan penjualan hewan liar, terutama yang diduga menyebabkan infeksi juga sudah diberlakukan.
Kini pemerintah Tiongkok sedang membangun 2 rumah sakit (RS) di Wuhan yang diharapkan selesai sekitar 5 hari lagi. Kedua RS itu khusus untuk menerima pasien 2019-nCov yang dapat menampung 2.300 orang.
9. Langkah dari Pemerintah Indonesia
Pemerintah telah memperketat pengawasan di bandara untuk mendeteksi dan memantau penumpang yang datang ke Indonesia, terutama dari negara-negara yang telah positif memiliki kasus infeksi.
Sebanyak 135 thermo scanner telah disediakan di 135 titik masuk negara baik di bandara, pelabuhan, maupun jalur darat. Seratus rumah sakit rujukan dengan fasilitas ruangan isolasi terhadap pasien penyakit pernapasan telah disediakan di berbagai daerah.
Di Jakarta ada 3 rumah sakit yang ditunjuk, yaitu Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso di Jakarta Utara, RSPAD Gatot Subroto di Jakarta Pusat, dan Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan di Jakarta Timur.
Wisatawan maupun orang-orang yang datang dari Tiongkok terutama Wuhan kini terus dipantau walau untung saja belum ada kasus positif 2019-nCov terjadi di Indonesia.
Lebih baik sedia payung sebelum hujan, kan? Mari jaga kesehatan dan tingkatkan sistem imun tubuh kita. Jangan lupa menjaga kebersihan dan hindari kontak dengan orang sakit, ya.
Langkah preventif apa yang sudah kamu lakukan untuk mencegah penyakit?
Bagikan artikel ini