Kenapa Gen Z Benci Milenial? 9 Fakta ‘Perang’ Gen Z vs Milenial
Hmmm… benci mungkin kata yang terlalu kuat, tapi hal ini yang ditangkap oleh penulis ketika melihat thread-thread Twitter. Kaget banget karena isinya sangat negatif! Kenapa, sih, beberapa Gen Z bisa benci Milenial seperti itu. 🙁
Mungkin saja sebenarnya itu hanya bercanda yang hanya terjadi di segelintir kalangan Gen Z dan Milenial saja. Namun, kita juga harus tahu dulu alasannya dan pastinya nggak perlu berpartisipasi di dalamnya. Ya, sudah terlalu banyak banget hal negatif terjadi di bumi, ngapain membenci kakak atau adik sendiri?
Tahu nggak, sih, kalau hal ini sebenarnya berasal dari stereotipe usia. Awalnya mungkin kita selalu menertawakan Boomers karena mereka kuno dan aneh. Sekarang Boomers bisa menertawakan Milenial yang mulai menua juga–FYI, Milenial usianya sekarang 25-40 tahun! Jangan heran, deh, kalau Generasi Alpha nanti akan menertawakan Gen Z.
Perang Antargenerasi yang Sebenarnya Nggak Perlu Terjadi : Gen Z vs Milenial
Jangan dimasukkan ke hati, ya? Sebagai kaum manusia sehat mental dan pikiran, nih, mari kita melihat ‘perang’ sebagai hiburan yang bisa ditertawakan saja bersama-sama.
1. Awal dari perang nggak penting ini…
Jadi semua bermula pada bulan Marer 2020, nih. Seleb TikTok, Isabella Avila post video yang berisi komplain karena dia sebagai Gen Z nggak mau disamakan dengan Milenial. Menurutnya,tuh, memalukan banget Gen Z satu kategori dengan Milenial.
Menuru Isabella hal ini sangat membuat Gen Z tersinggung karena Milenial pakai Facebook, suka makan avocado toast, suka share meme tahun 1990an, dan suka komplain terhadap kehidupan dewasa atau transisi masa kerja sesudah kuliah.
Sebagai Milenial generasi paling akhir, nih, penulis heran dan tidak mengerti apa salahnya kalau orang mau share meme tahun 1990an? Gen Z juga punya meme tahun 2010an, kan?
2. Stereotipe dari Milenial
Sesudah itu ada banyak sekali video dibuat oleh Gen Z yang benci dan menertawakan stereotipe Milenial. TikTokers @wholesam juga menunjukkan budaya-budaya Milenial lain yang ‘bisa’ ditertawakan. Menurutnya Milenial memiliki selera fashion yang buruk banget, nggak keren, sangat cringy, dan sebagainya.
Milenial juga suka pakai kata-kata basi seperti “doggo, derp, yass queen” dan sebagainya. Isabella dan fans-fans di kolom komentar merasa Milenial menjijikkan karena masih suka mengikuti karakter asrama Harry Potter, suka main kuis Buzzfeed, dan selalu butuh minum kopi ‘3rd wave’ atau kopi susu di pagi hari (hahaha, ini lucu).
Namun, yang membuat penulis cukup heran ada yang menyatakan bahwa Milenial suka komplain tentang adulting sambil minum wine. Serta Milenial selalu semangat ngobrol tentang start-up teknologi (aduh Rukita merasa tertonjok karena kami adalah tech startup :)). Tech-startup adalah salah satu industri paling maju sekarang, Gen Z saja masih pakai jasa tech startup, lho.
3. Tanggapan Millenial yang kaget
Akun Twitter @local__celeb menuliskan hal ini dan membuat Milenial terkejut. Mereka tidak pernah merasa ada gap generasi sebesar ini di antara Milenial dan Gen Z.
Beberapa bahkan menyerang balik Gen Z. Ada yang bilang bahwa Gen Z tumbuh di media sosial sehingga hanya tahu posting hal-hal online, menari-nari di rumah mahal orang tuanya, namun yang gerak cuman bagian upper body (ehem, halo TikTok). Selain itu mereka jualan kaos merch, nggak kuliah, ingin menyelamatkan dunia, dan menentang sistem.
Beberapa akhirnya merasa dikhianati! Milenial merasa sistem ekonomi dan pemanasan global masif dikarenakan Gen X dan Boomers. Milenial menjadi generasi pertama yang sadar dan ingin membantu mengubah dunia agar Gen X, Gen Z, Gen Alpha, dan generasi berikutnya tidak merasa kesulitan, namun kenapa mereka malah ditusuk dari belakang. Hmm….
4. Tanggapan para Gen Z yang memulai perang
Setelah mengetahui bahwa video mereka viral dan ditemukan oleh Milenial, Gen Z makin menjadi-jadi. User @mayalepa mengunggah video menari-nari khas Gen Z karena bahagia videonya trending nomor 1 di Twitter.
Sedangkan @wholesam membuat video sambil bilang “Kok, Milenial marah? Bukannya mereka sekarang adulting, ya?” Iya, dek, kamu aja yang nari-nari di rumah…
5. Bukannya dulu Boomers yang dibenci?
Iya, sebelum semua ini terjadi Boomers-lah yang selalu ditertawakan oleh Milenial dan Gen Z. Makanya kalimat “Okay, boomer” ada di mana-mana. Para Gen Z yang benci Milenial menyatakan sebagai pendukung Boomers.
Sebenarnya jangan kaget, sih, orangtua Gen Z kebanyakan adalah Gen X, sedangkan Milenial dibesarkan oleh Boomers yang lebih kolot dan hidupnya lebih susah. Gen X besar dengan budaya demo, jadinya personality-nya lebih berani dari Boomers, tentu anak-anaknya juga lebih berani bicara.
Namun, akar masalah kenapa Boomers tidak disukai banyak generasi karena budaya yang mereka tinggalkan di dunia ekonomi yang menyusahkan Milenial dan adik-adiknya. Boomers membuat mencari pekerjaan sulit dan naiknya harga rumah.
Hal ini adalah hasil dari kepanikan finansial sesudah resesi 1998. Kepanikan ini membuat para Gen X dan Boomers membuat kebijakan finansial sedemikian rupa yang membuat Milenial sekarang kesulitan, makanya adulting jadi terasa lebih berat.
6. Terus Millenial harus melawan nggak?
Hahaha.. nggak perlu, ah! Namun, kalau kamu menikmati bertengkar dengan anak kecil, ya, silakan. Gen Z merasa perlu menantang pemerintah karena kebanyakan dari mereka nggak mengikuti pemilu (maklum, kan, belum cukup umur). Dengan kata lain, tuh, mereka belum kerja, masih nebeng orang tua, dan belum punya uang untuk bayar pajak.
Jadi kalau Gen Z mengejek soal Milenial masih ngontrak, tinggal di kost, atau tidur di Apartemen studio, ya, kasih tahu saja kalau mereka pun masih nebeng uang orang tua. Gen Z juga belum bayar pajak karena belum punya uang, kan?
7. Apakah Milenial benci Gen Z juga?
Nggak terlalu, Milenial awalnya merasa seperjuangan dengan Gen Z dan cukup bangga terhadap mereka. Milenial hanya jengkel karena Gen Z hidup 24/7 di media sosial dan nggak bisa menerima Gen Z yang beranggapan sifat kasar itu keren (ya, beberapa dari mereka berpikir seperti ini!).
Menurut banyak Milenial, sih, Gen Z cukup menjanjikan. Mereka juga mengerti isu-isu perubahan lingkungan yang Milenial perjuangkan namun sulit dimengerti oleh Gen X dan Boomers.
Gen Z merupakan generasi digital murni. Mereka bisa belajar lewat internet untuk mengerti isu-isu terkini dan menyuarakannya di internet dengan media yang sama. Sedangkan Milenial merupakan generasi transisi digital, jadi tidak semua ada di media sosial.
8. Lebih baik, sih, Milenial dan Gen Z bersatu
Betul sekali! Milenial dan Gen Z adalah dua generasi usia produktif sekarang–walau sebagian besar Gen Z, tuh, masih sekolah. Namun, kedua generasi ini adalah generasi yang berjuang agar bisa hidup lebih baik di masa mendatang.
Kedua generasi ini kritis dan eksis di media sosial. Alangkah baiknya kalau keduanya berhubungan baik seperti dulu dan mengubah sistem agar bisa memberikan keuntungan kepada mereka.
Masalah avocado toast dan generasi TikTok sebaiknya tidak perlu ditertawakan terus, semua generasi punya obsesi konyol masing-masing, kan?
9. Perang antargenerasi itu nggak ada gunanya
Perang antargenerasi ini dimulai dari Boomers yang menertawakan Milenial yang nggak punya uang. Padahal Boomers-lah yang menyebabkan ini semua. Lalu kini Gen Z menertawakan Milenial yang kesulitan adulting, dan Milenial menertawakan Gen Z yang memiliki budaya ‘fanatik’ media sosial.
Tahukah kamu kalau hal ini nggak akan menyelesaikan masalah? Setiap generasi membuat kesalahan yang akan ditanggung oleh generasi selanjutnya. Semua generasi pasti memiliki obsesi bodoh, namun biarkan saka kalau itu membuatnya bahagia. Hidup sudah susah, deh, jangan bikin orang tambah susah lagi.
Bagi Milenial dan Gen Z, nih, sebaiknya bersama-sama membuat dunia yang lebih baik. Banyak Milenial sudah nggak bisa demo karena bekerja, namun dukung Gen Z semampumu. Sebaliknya Gen Z juga harus ingat bahwa Milenial adalah generasi pertama yang menyuarakan kesulitan generasi muda pascaresesi global. Yuk, kesulitannya ditanggung bersama.
Sekarang bukan saatnya untuk Boomers vs Milenial vs Gen Z. Covid-19 dan anjloknya ekonomi membuat semua generasi merasakan akibatnya secara finansial, psikologis, bahkan fisik. Yang bisa kita lakukan sekarang adalah membantu satu sama lain dan lupakan perang di media sosial.
Kalian pernah bersinggungan dalam perang Gen Z vs Milenial nggak, nih? Yuk, ceritakan pengalamanmu di kolom komentar.
Bagikan artikel ini