Kenapa Beberapa Orang Lebih Produktif saat WFH? Simak 6 Alasan dan Tips Agar Kamu Ikut Produktif
Beberapa kota termasuk Jakata sudah mengalami pelonggaran PSBB dan banyak perkantoran sudah mulai efektif dibuka. Namun, dengan berlakunya peraturan new normal baru di tempat kerja, banyak kantor menerapkan sistem shift untuk WFH. Pasalnya, tuh, banyak karyawan yang lebih produktif saat WFH.
Namun, beberapa pegawai justru merasa nggak produktif saat WFH. Penulis pun sempat membaca di LinkedIn kalau ada orang yang merasa timnya jadi tidak produktif setelah WFH. Penulis, sih, merasa lebih produktif saat remote working karena bisa mulai bekerja sepagi mungkin.
Mungkin kamu bingung kenapa ada orang yang lebih produktif di rumah dan di sisi lain ada yang malah kacau balau? Yuk, ketahui alasannya di artikel ini!
6 Alasan Pekerja Makin Produktif saat Remote Working
Working From Home atau WFH memang nggak cocok untuk semua orang. Namun, kadang sistem ini bisa membantu beberapa orang untuk lebih produktif karena mungkin alarm produktivitas mereka berbeda dari orang lain.
1. Mereka tidak suka menunda pekerjaan
Semua orang memiliki bakat menunda pekerjaan, hehehe. Kalau di kantor, nih, biasanya kita ‘hobi’ menunda-menunda pekerjaan terutama kalau bos sedang nggak ada. Lalu, bagaimana dengan bekerja dari rumah? Sosok bos makin kabur, deh…
Betul, bekerja dari rumah memang lebih santai! Tidak perlu baju khusus, jam masuk dan pulang yang konsisten, serta ekspektasi berapa lama kamu harus menyelesaikan pekerjaan kantormu. Namun, selain itu ada banyak sekali distraksi saat WFH. Mulai dari rasa ngantuk, Netflix tanpa pengawasan bos, sampai urusan keluarga.
Sebenarnya, nih, kamu tinggal standby mengecek notifikasi ponsel dan e-mail sambil melakukan banyak hal menyenangkan di rumah. Bagi orang yang produktif, sih, mereka benar-benar disiplin dan membenci tumpukan pekerjaan. Oleh karena itu, WFH membantu mereka bekerja sedini mungkin karena ingin menikmati sisa waktu lainnya untuk urusan personal, tanpa mengganggu pekerjaan.
2. Memiliki toleransi terhadap rasa frustrasi yang tinggi
Profesor Timothy Pychyl dari Universitas Charleston menyatakan bahwa orang yang memiliki kadar toleransi frustrasi yang tinggi lebih mudah menunda-nunda pekerjaan. “Orang yang mudah frustrasi akan menghindari pekerjaan sebagai coping mechanism, terutama saat kondisinya jadi lebih berat dan tidak seperti biasanya.”
Sedangkan pada orang yang produktif ternyata bisa mengendalikan kemauan impulsifnya lebih baik. Tetapi bukan berarti orang yang produktif tidak pernah terdistraksi, lho! Bedanya mereka cukup gigih dan berusaha menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin.
Prof. Phychyl juga menyatakan bahwa orang yang memiliki toleransi tinggi terhadap rasa frustrasi biasanya lebih teliti dan berhati-hati saat melakukan kerja jarak jauh karena dia tetap mau performanya tinggi.
3. Mampu membuat batas kehidupan pribadi dan profesional
Orang yang bisa bekerja dengan baik saat WFH mampu menciptakan sebuah batas di dunia kerja dan kehidupan pribadi, walaupun tanpa pindah lokasi. Kita selalu bekerja dengan cara tertentu, kan, seperti kamu punya peran berbeda saat di kantor dan di rumah. Kini semua peran itu tercampur di kamar atau di dapur, tempatmu biasanya bersantai.
Orang yang lebih produktif saat WFH membangun batasan dengan cara menyediakan lokasi kerja berbeda di rumah, atau pun dari struktur kegiatan. Mereka akan membuat jadwal pribadi yang menandakan kapan dia mulai bekerja dan kapan harus menutup laptop. Contohnya, sehabis membuat kopi atau teh dia pasti harus bekerja.
Bukan berarti mereka tidak bisa melakukan pekerjaan rumah sama sekali, lho. Mereka justru bisa melakukan beberapa pekerjaan sekaligus. Contohnya di pagi hari dia meluangkan beberapa jam untuk melakukan pekerjaan rumah, lalu mulai bekerja dalam sekian jam tanpa diganggu. Intinya: dia tidak akan mondar-mandir untuk berpindah peran.
4. Kemungkinan besar dia ambivert
Ekstrover yang sangat sosial akan kesulitan karena mereka membutuhkan energi dari ‘acara’ ketemu orang lain untuk membangkitkan semangat kerja. Sedangkan sekarang mereka kesulitan melakukannya. Nah, kalau chat di ponsel terus akan membuat pekerjaan mereka bisa terbengkalai. Serbasalah!
Introver juga akan mengalami kesulitan, kok. Mereka biasanya kurang menyukai komunikasi online, terutama video call karena harus berada di depan kamera terus. Orang yang berhasil WFH umumnya bisa tetap berkomunikasi dengan baik di depan kamera, mampu menyampaikan idenya tanpa beban, dan mampu membaca gerak tubuh lewat kamera.
Jadi, bisa dibilang harus ada keseimbangan antara sisi ekstrover dan introver, maka ambiver adalah kelompok tepat untuk sukses WFH. Mereka tetap merasa berenergi saat bekerja sendiri dan tetap bisa berinteraksi optimal melalui virtual saat dibutuhkan.
5. Mereka mudah beradaptasi
Semua orang bahkan yang sudah sangat ahli dalam hal WFH pun kadang mengalami kesulitan kalau sedang stres. Apalagi, nih, Covid-19 membuat hampir semua orang mengalami stres karena ‘terjebak’ #diruamhaja dan nggak bisa ke mana-mana.
Orang yang berhasil produktif saat WFH memiliki kemampuan beradaptasi yang tinggi. Walau merasakan stres karena semua hal tidak seperti biasanya, dia tahu bahwa ini kehidupan yang harus dijalani dan menjadi kenormalan baru sehingga perlu beradaptasi dengan cepat.
Biasanya mereka terorganisasi dan selalu membuat jadwal yang disiplin sehingga cara adaptasinya bisa berjalan lebih cepat.
6. Hemat waktu dan pikiran
Menghabiskan waktu di jalan benar-benar memotong waktu produktivitas kita, kan? Kalau biasanya menghabiskan waktu 1-2 jam di jalan menuju ke kantor, nih, maka jam produktif morning person akan berkurang dan membuat mereka jadi memasuki jam rawan kerja. Sedangkan di rumah, tuh, mereka bisa bangun pagi dan langsung bekerja.
Kelamaan di jalan juga bikin capek, dong. Stuck di jalan membuat orang sampai di kantor dengan badan dan pikiran yang sudah tidak fresh lagi. Sedangkan saat di rumah mereka bisa langsung bekerja saat masih bugar.
Sisi positif lainnya? Mereka bisa bekerja sambil mengawasi apa yang terjadi di rumah. Tidak perlu buru-buru pulang karena khawatir terhadap orang rumah. Hemat energi, kan, karena bisa mengambil tindakan jika ada masalah di rumah.
Apakah Ada Tips untuk Orang-orang yang Produktivitasnya Menurun saat WFH?
Setelah mengetahui kenapa orang-orang bisa begitu produktif saat WFH, nih, saatnya kamu juga menerapkan tips-tips berikut untuk meningkatkan produktivitas.
1. Ingat bahwa menunda pekerjaan membawa petaka
Menunda pekerjaan di dalam satu hari membuat pekerjaanmu keesokan harinya makin banyak. Lalu, terus menumpuk sampai selamanya! Memang distraksi kadang asyik, namun ingat betapa tidak menyenangkannya harus lembur di rumah bahkan saat weekend karena kemarin-kemarin pekerjaanmu menumpuk.
Beri batasan jam kerja seperti biasanya saat berada di kantor. Tetaplah berperilaku seperti di kantor, walaupun tidak ada yang mengawasi. Karena saat pekerjaan menumpuk, tuh, kamu sendiri yang merasakan risikonya. Sementara atasanmu tentu ‘tidak peduli’.
Masih sulit menjadi produktif? Ingatlah bahwa kamu masih punya pekerjaan sedangkan banyak orang tidak. Jadi, manfaatkan berkat ini baik-baik untuk bekerja secara produktif, ya. Kalau kinerjamu tetap baik maka kemungkinan besar kamu bisa mempertahankan pekerjaan tersebut.
2. Berlatih menaikkan toleransi terhadap rasa frustrasi
Semua orang bisa, kok, melatih diri untuk meningkatkan toleransi ini. Caranya: mengendalikan kemauan impulsifnya! Mereka harus mengontrol keinginan dan mampu memprioritaskan pekerjaan.
Kamu harus bisa melatih kemapuan untuk berada dalam waktu sekarang (present) dan tidak memikirkan hal lain saat sedang mengerjakan sesuatu.
Mulai terganggu ingin melakukan hal lain? Coba tarik napas dalam-dalam dan hitung 1 sampai 5. Dengan ini kamu akan sadar untuk terus duduk dan bekerja. Lama-kelamaan kamu bisa terbiasa bekerja dan tidak menyambi hal lain. Terus latih, deh, karena kebiasaan memang perlu dilatih.
3. Buat batasan saat WFH
Agar kamu berhasil lebih produktif saat WFH, ya, selalu buat pembatas antara peranmu sebagai anggota keluarga di rumah dan peran pegawai kantor. Kalau kamu di rumah bersama keluarga, beri tahu mereka agar tidak mengganggumu saat bekerja dan beri mereka pengertian bahwa WFH sama saja seperti ngantor. Semua harus fokus tanpa diganggu urusan rumah.
Beri batasan jam kerja, dong. Banyak orang beralasan kerja WFH bikin kamu bekerja seharian. Salah banget, tuh! Hal ini kemungkinan karena kamu membiarkan diri terdistraksi saat bekerja dari rumah.
Jangan lupa pasang timer untuk set waktu kerja normal dan bekerjalah sesuai waktu tersebut. Usahakan fokus dan jalani peran sebagai pekerja selama waktu bekerja itu. Sesudah selesai, kan, kamu bisa jadi ‘orang rumahan’ lagi.
4. Buat struktur yang jelas
Tidak semua orang mudah beradaptasi dengan kondisi ini, maka struktur yang jelas sangatlah penting. Kamu harus bisa membuat runutan kegiatan sebelum dan sesudah bekerja yang menandakan awal dan akhir jam kerja.
Stick to that process! Kalau kamu memerlukan tempat bekerja khusus, atau harus dandan seperti saat pergi ngantor agar mentalmu siap kerja, ya, lakukan saja. Terpenting buat struktur harian yang jelas agar mentalmu sadar bahwa kamu harus bekerja tanpak gangguan saat WFH.
5. Ubah pola pikirmu
Iya, penulis tahu, kok, kalau Covid-19 benar-benar membuat kita semua stres. Perubahan yang terjadi begitu mendadak sehingga membuat kesulitan bekerja. Namun, beradaptasilah secara perlahan. Jangan pikirkan stres dan anehnya WFH saja, atau hanya membandingkan dirimu dengan rekan lain terus, dong.
Hindari merasa frustrasi jika melihat ada rekan kerja yang memiliki kemampuan WFH tinggi. Hei, setiap orang memiliki sifat dan kemampuan yang berbeda-beda! Mungkin saja mereka diam-diam lebih terstruktur, padahal kamu juga bisa, kok, membuat struktur itu untuk membantu proses adaptasimu.
Belum terlambat karena WFH mungkin akan terus berlangsung cukup lama hingga angka kasus Corona mengalami penurunan signifikan.
Coba duduk sejenak dan cari tahu sifat-sifat dan kemampuanmu dengan jujur. Analisa, deh, apa yang berhasil dan tidak berhasil saat melakukan WFH dan cari tahu penyebabnya? Temukan solusi untuk menghilangkan penghambatnya dan sesudah itu buat struktur. Terus berlatihan, ya!
Setelah membaca artikel ini kamu termasuk kelompok yang mana? Jangan merasa kecil hati, ah, kalau kamu kesulitan saat WFH. Kamu nggak sendirian karena memang perlu latihan dan adaptasi.
Namun, berhubung WFH termasuk hal kenormalan baru, ya, alangkah baiknya untuk berlatih beradaptasi agar bisa tetap produktif di mana pun nantinya kamu bekerja.
Adakah tips lebih produktif saat WFH yang ingin kamu bagikan? Ayo, tuliska di kolom komentar!
Bagikan artikel ini