Penyakit Kelenjar Tiroid: Kenali Jenis, Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya!
Yuk, ketahui selengkapnya seputar penyakit kelenjar tiroid!
Mungkin kamu sudah tak asing dengan kelenjar tiroid. Sebagian orang mengenal kelenjar tiroid sebagai sebutan untuk penyakit, padahal kelenjar tiroid adalah bagian dari organ tubuh.
Lebih tepatnya, kelenjar tiroid adalah organ kecil berupa kelenjar hormon yang berada di bagian leher, melingkari batang tenggorokan.
Kelenjar ini memiliki banyak fungsi, khususnya dalam menghasilkan hormon. Tapi, ketika kondisinya kurang baik, maka bisa mengganggu metabolisme tubuh yang kemudian menyebabkan penyakit kelenjar tiroid.
Untuk lebih lengkapnya, simak penjelasannya di bawah ini, yuk!
Apa Itu Kelenjar Tiroid?
Seperti yang disebutkan di atas, kelenjar tiroid adalah organ kecil berupa kelenjar yang terletak di leher dan melingkari tenggorokan. Lalu, bagaimana bentuknya?
Kelenjar penghasil hormon ini memiliki bentuk kupu-kupu, tepatnya terletak di leher bagian depan bawah. Seperti halnya organ tubuh lainnya, kelenjar ini memiliki tugasnya tersendiri.
Fungsi kelenjar tiroid adalah memproduksi hormon tiroid yang berperan penting dalam mengatur metabolisme tubuh. Hormon tersebut akan dibawa oleh darah menuju seluruh tubuh.
Peran penting hormon dari kelenjar tiroid antara lain mengatur suhu tubuh, tekanan, darah, mengatur detak jantung, membantu proses makanan menjadi energi, dan lainnya yang menunjang kinerja sistem organ tubuh.
Lantas, apa nama hormon yang diproduksi oleh kelenjar tiroid?
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon T3 (triidothyronine), T4 (tiroksin), dan kalsitonin setiap harinya. Ketiga hormon inilah yang berperan penting dalam menjaga sistem organ tubuh atau sel-sel agar berfungsi dengan baik.
Nah, untuk memproduksi hormon dengan baik, salah satu bahan utama yang dibutuhkan oleh kelenjar tiroid adalah yodium. Untuk memenuhi kebutuhan yodium, maka kita harus mencukupi asupan makanan yang mengandung yodium.
Asupan yodium yang kita dapatkan dari makanan akan diserap ke aliran darah. Lalu, kelenjar tiroid akan membawa yodium tersebut sebagai ‘bahan’ untuk memproduksi hormon.
Selain itu, kelenjar tiroid nggak hanya bekerja sendiri, lho! Kerjanya juga dibantu oleh kelenjar lainnya, yaitu kelenjar pituitari untuk menghasilkan jumlah hormon yang sesuai.
Tugas kelenjar pituitari adalah memproduksi hormon TSH (thyroid-stimulating hormone) dan mengirimkannya. Lalu, TSH akan memberi tahu kelenjar tiroid mengenai berapa banyak hormon yang perlu dihasilkan dan didistribusikan.
Sebab, di situasi tertentu ada kalanya tubuh kita butuh hormon tiroid lebih banyak, atau mungkin lebih sedikit.
Terdengar sangat penting, bukan? Oleh karena itulah, jika kondisinya terganggu atau tidak berfungsi baik maka bisa memicu penyakit-penyakit yang berpengaruh terhadap mekanisme tubuh.
Lalu, apa yang bisa menyebabkan kelenjar tiroid tidak berfungsi baik? Berikut penjelasannya!
Penyebab Penyakit Kelenjar Tiroid
Penyebab penyakit tiroid terdapat dua faktor, yaitu karena kurangnya kadar hormon tiroid atau justru terlalu tinggi.
Kondisi hormon tiroid yang terlalu rendah disebut dengan hipotirodisme, sedangkan hormon tiroid terlalu tinggi adalah hipertiroidisme.
Hipotirodisme
Hipotiroidisme adalah kondisi saat kelenjar tiroid tidak berfungsi baik sehingga hormon yang dihasilkan tidak cukup. Penyebab hipotiroidisme pun berbagai macam, antara lain:
1. Efek samping obat tertentu
Penyebab hipotiroid yang pertama adalah karena efek samping obat-obatan tertentu. Contohnya, seperti obat kemoterapi, obat antikejang, obat jantung amiodarone, atau obat untuk gangguan saraf (fenitoin, gabapentin, dan fenobarbital).
Dilansir dari Alodokter, kurangnya produksi hormon tiroid juga bisa disebabkan oleh efek samping obat lainnya, seperti obat antituberkulosis rifampicine dan litium.
2. Kehamilan
Dalam keadaan hamil, terkadang kelenjar tiroid mengalami peradangan. Kondisi tersebut dapat meningkatkan kadar hormon tiroid.
Nah, setelah itu terjadilah penurunan hormon tiroid secara drastis yang bisa menyebabkan hipotiroidisme. Namun, jangan khawatir! Sebab, kadar hormon tiroid biasanya akan kembali normal dengan sendirinya.
3. Kelainan tiroid sejak lahir
Penyebab hipotiroidisme juga bisa karena kelainan sejak lahir. Terdapat beberapa bayi yang memang terlahir dengan kondisi kelenjar tiroid terganggu.
Hal itu dapat memengaruhi produksi hormon tiroid sehingga kadarnya terlalu rendah. Kondisi gangguan tiroid sejak lahir ini dinamakan hipotiroidisme kongenital.
Jadi, kelenjar tiroid tidak berfungsi baik dan tidak berkembang seperti seharusnya sehingga produksi hormonnya pun tak sempurna.
4. Operasi tiroid dan pengobatan radiasi
Seseorang yang menjalani pengobatan radiasi di sekitar leher untuk kanker tertentu bisa berpotensi mengalami hipotiroidisme. Sebab, pengobatan radiasi di leher dapat merusak sel-sel jaringan tiroid sehingga mengganggu fungsinya dalam memproduksi hormon.
Selain itu, faktor hipotiroid lainnya adalah karena operasi pengangkatan kelenjar tiroid. Jika saat tindakan operasi mengangkat keseluruhan jaringan tiroid, maka hormon tiroid dapat berproduksi lagi. Hal inilah yang mengakibatkan tubuh kekurangan kadar hormon.
5. Kurang asupan yodium
Penyebab hipotiroid selanjutnya adalah kekurangan yodium. Sebagai bahan yang paling dibutuhkan, kurangnya asupan yodium akan mengganggu proses produksi hormon tiroid.
Oleh karena itu, penting untuk mengonsumsi makanan sumber yodium, seperti garam beryodium, ikan, susu dan produk susu lainnya. Namun, jangan sampai berlebihan juga, ya! Sebab, kelebihan asupan yodium akan memicu terjadi hipertiroidisme,
Apa saja penyebab hipertiroidisme? Simak selanjutnya di bawah ini!
Hipertiroidisme
Jika kondisi hipotirodisme terjadi karena kekurangan kadar hormon tiroid, maka ini sebaliknya. Hipertiroidisme adalah kondisi di mana tubuh kelebihan kadar hormon tiroid.
Tubuh yang mengalami hipertiroidisme biasanya akan menimbulkan gejala tangan gemetar, berat badan turun drastis, hingga jantung berdebar.
Lalu, apa yang menyebabkan kadar hormon tiroid terlalu tinggi? Yuk, ketahui di bawah ini!
1. Konsumsi obat yodium tinggi
Penyebab hipertiroidisme yang pertama adalah karena konsumsi obat yang mengandung yodium tinggi. Contohnya seperti amiodarone.
2. Penyakit graves
Penyakit graves adalah kondisi di mana kekebalan tubuh menyerang sel normal atau autoimun. Seseorang yang menderita graves tubuhnya akan memproduksi antibodi yang disebut thyroid-stimulating immunoglobulin.
Antibodi inilah yang memicu produksi hormon tiroid terlalu banyak. Ada pun penyebab penyakit ini yakni oleh multinodular goiter (toxic goiter), atau biasa disebut gondok beracun.
Tanda seseorang mengalami gondok beracun adalah membesarnya kelenjar tiroid. Kelenjar yang membesar ini akan membentuk nodul yang membuat produksi hormon tiroid berlebih sehingga terjadi hipertiroid.
3. Penyakit tumor
Hipertiroid juga bisa disebabkan oleh adanya tumor. Dilansir dari Halodoc, tumor yang dapat menyebabkan hipertiroidisme antara lain tumor testis, tumor ovarium, dan hipofisis atau tumor jinak dari kelenjar tiroid.
Untuk diagnosisnya, diperlukan pemeriksaan gejala, fisik, dan darah untuk mengetahui kadarhormon T3, T4, dan TSH. Terkadang juga dibutuhkan pemeriksaan scan tiroid atau USG untuk mengetahui apakah terdapat nodul.
4. Asupan yodium berlebih
Penyebab hipertiroidisme yang terakhir sudah pasti karena asupan yodium yang terlalu tinggi. Makanan yang mengadung yodium tinggi antara lain garam, susu, daging merah, kacang-kacangan, telur, dan lainnya.
Konsumsi makanan sumber yodium tentu diperlukan, tapi jika berlebihan maka kadar hormon yang diproduksi pun terlalu tinggi sehingga menyebabkan hipertiroid.
Jenis Penyakit Kelenjar Tiroid
Setelah mengetahui penyebabnya, bisa disimpulkan bahwa penyakit tiroid bisa karena dua kondisi, yaitu hipertiroid dan hipotiroid. Kedua kondisi ini dapat memicu beragam penyakit kelenjar tiroid.
Untuk selengkapnya, simak jenis penyakit tiroid berikut!
1. Penyakit tiroiditis Hashimoto
Jenis penyakit tiroid yang pertama adalah tiroiditis Hashimoto. Penyakit Hashimoto dapat terjadi akibat kurangnya kadar hormon tiroid dalam tubuh sehingga terjadi gangguan autoimun.
Pada penderita penyakit Hashimoto, kekebalan tubuhnya akan menyerang jaringan tiroid. Hal ini membuat fungsi kelenjar tiroid terganggu sehingga produksi hormon tak cukup atau bahkan terhenti.
2. Penyakit Grave
Seperti Hashimoto, Grave juga merupakan jenis penyakit autoimun yang menyerang kelenjar tiroid. Bedanya, penyakit Grave menyebabkan hipertiroidisme atau kelebihan hormon.
Penyakit Grave sendiri memiliki beberapa faktor penyebab. Di antaranya bisa karena keturunan, stres berat, merokok, kehamilan, hingga kurang asupan nutrisi tertentu.
Seseorang yang menderita penyakit Grave dapat mengalami mudah lelah, jantung berdebar, rasa cemas, tubuh gemetar, berat badan turun, keringat berlebih, mudah lapar, hingga sulit tidur.
Dilansir dari Alodokter, dalam beberapa kasus, penderita Grave juga dapat mengalami mata tampak menonjol, gangguan penglihatan, dan gangguan kulit seperti penebalan atau kemerahan.
3. Nodul tiroid
Nodul tiroid adalah kondisi di mana terdapat benjolan di area kelenjar tiroid, tapi belum diketahui dengan pasti penyebabnya. Benjolan tersebut terjadi karena kekurangan yodium atau penyakit Hashimoto.
Umumnya, nodul tiroid tidak memiliki gejala. Namun, jika benjolannya membesar maka dapat menyebabkan sulit menelan, nyeri, hingga sulit bernapas.
Di kasus penderita tertentu, nodul tiroid juga dapat menyebabkan meningkatnya kadar hormon tiroid. Kondisi ini menimbulkan gejala seperti jantung berdebar, tubuh gemetar, cemas atau gelisah, turun berat badan, hingga denyut nadi lebih cepat.
Namun, jika nodul tiroid terjadi karena Hashimoto maka dapat mengakibatkan kondisi hipotiroidisme. Gejalanya antara lain kulit kering, berat badan naik, mudah lelah, dan tak tahan suhu dingin.
4. Tiroiditis pascapartum
Tiroiditis pascapartum adalah penyakit tiroid yang dialami lima sampai sembilan persen wanita baru melahirkan. Umumnya, kondisi ini hanya sementara dan akan membaik sendirinya.
5. Gondok
Nama jenis penyakit ini mungkin sudah tak asing lagi, bukan? Gondok adalah kondisi di mana jaringan tiroid membesar dalam ukuran yang nggak normal.
Walaupun umumnya tidak sakit, gondok sering kali mengganggu kenyamanan, apalagi jika terlalu besar. Bahkan bisa menyebabkan sulit menelan dan mudah batuk.
Dilansir dari Alodokter, gondok dapat terjadi pada orang yang mengalami kondisi hipotiroidisme ataupun hipertiroidisme. Untuk mengetahui kondisinya, diperlukan pemeriksaan kadar hormon lebih lanjut.
Gejala Umum Penyakit Kelenjar Tiroid
Itulah beberapa jenis penyakit tiroid yang dapat diketahui. Walaupun memiliki penjelasannya masing-masing, terkadang jenis-jenis penyakit tersebut memiliki gejala yang mirip satu sama lain.
Umumnya, gejala penyakit tiroid dapat dibedakan berdasarkan dua tipe, yaitu karena kondisi hipertiroidisme dan hipotiroidisme. Berikut gejala penyakit tiroid secara umum yang dapat diketahui!
Gejala penyakit kelenjar tiroid hipertiroidisme:
- Sulit tidur
- Jantung berdebar
- Kelenjar tiroid membesar atau gondok
- Gangguan penglihatan atau mata iritasi
- Mudah berkeringat
- Berat badan menurun
- Mudah cemas dan gugup
- Tremor
- Kelemahan otot
- Siklus mensturasi tidak teratur
- Sensitif terhadap suhu panas
Gejala penyakit kelenjar tiroid hipotiroidisme
- Mudah lelah
- Mudah mengantuk
- Rambut tidak sehat atau mudah rontok
- Kulit kering
- Bertambahnya berat badan
- Sensitif terhadap suhu dingin
- Siklus menstruasi terlalu sering atau pendarahan
- Mudah lupa
- Suara menjadi serak
Orang yang Rentan Terkena Penyakit Kelenjar Tiroid
Penyakit tiroid bisa terjadi pada siapa saja. Namun, memang ada orang-orang dalam kondisi tertentu yang berisiko lebih tinggi untuk terkena penyakit tiroid.
Berikut adalah yang rentan terkena penyakit kelenjar tiroid!
- Usia 60 tahun ke atas
- Memiliki riwayat penyakit tiroid di keluarga
- Pernah menjalani operasi tiroid
- Memiliki riwayat penyakit kronis (autoimun atau diabetes)
- Pernah menjalani pengobatan dengan radioaktif
- Pernah menjalani radioterapi di dada
- Berjenis kelamin wanita
Cara Menjaga Kesehatan Kelenjar Tiroid
Meski kamu merasa tak termasuk kategori yang rentan di atas, tapi sebaiknya jangan abaikan kesehatanmu, ya! Tetap penting bagi kita untuk menjaga kesehatan kelenjar tiroid.
Berikut ini adalah beberapa cara menjaga kesehatan kelenjar tiroid untuk mencegah penyakitnya!
1. Hindari merokok
Cara mencegah penyakit tiroid yang pertama adalah hindari merokok. Seperti yang semua tahu, rokok mengandung banyak racun yang berdampak buruk bagi tubuh.
Kandungan rokok yang bisa merusak jaringan tiroid salah satunya adalah senyawa tiosianat. Kandungan tersebut dapat mengganggu proses penyerapan yodium sehingga produksi hormon pun terhambat.
Berdasarkan HelloSehat, pada penelitian di tahun 2014 menunjukkan bahwa perokok berisiko tinggi terkena penyakit Graves. Maka dari itu, lebih baik hindarilah merokok!
2. Asupan yodium yang cukup
Yodium merupakan bahan penting bagi kelenjar tiroid untuk memproduksi hormon. Namun, tubuh kita tidak dapat menghasilkan yodium sendiri.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mencukupi asupan makanan yang mengandung yodium. Ingat, jangan kelebihan atau kekurangan, ya!
3. Perhatikan asupan lemak
Mulai sekarang, yuk, batasi konsumsi makanan berlemak jenuk dan lemak trans! Contohnya seperti keju, makanan siap saji, dan daging olahan.
Lebih baik carilah asupan lemak dari makanan yang ebih sehat, seperti kacang-kacangan atau ikan dengan omega 3 yang tinggi.
4. Rutin periksa kesehatan
Jangan ragu untuk memeriksakan kesehatan diri secara rutin. Terutama apabila kamu termasuk kategori yang berisiko tinggi terkena penyakit tiroid.
Apalagi, gejala penyakit tiroid secara umum mirip sehingga butuh pemeriksaan lebih lanjut untuk diagnosis pasti. Bila kamu merasa ada masalah pada kelenjar hormon, lebih baik segera konsultasi ke dokter, ya!
Setelah mengetahui penjelasan di atas, jangan keliru lagi dalam menganggap ‘kelenjar tiroid’ sebagai penyakit, ya!
Kelenjar tiroid adalah organ yang terdapat di tubuh kita, bukan nama penyakit. Namun, jika terdapat gangguan maka dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit tiroid.
Agar fungsi kelenjar tiroid tetap terjaga, jangan lupa untuk konsumsi makanan yang mengandung yodium. Ingat, konsumsilah dengan cukup dan jangan berlebihan!
Kalau tinggal di kost Rukita, kamu nggak perlu khawatir tentang kebersihan dan menjaga kesehatan. Kost Rukita memiliki cleaning service gratis dan menerapkan protokol kesehatan demi kenyamanan penghuninya.
Tak hanya strategis dekat kampus dan kantor, lokasi kost Rukita juga tak jauh dari fasilitas umum, seperti fasilitas kesehatan, pusat perbelanjaan, dan lainnya. Kamu bisa menemukan kost Rukita di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Malang, dan Medan!
Penasaran apa keunggulan Rukita dibanding kost biasa lainnya? Tonton video di atas, yuk! Sstt.. harga sewanya mulai dari Rp1 jutaan saja, lho.
Ingin cari kost lebih mudah? Yuk, gunakan aplikasi Rukita yang bisa kamu download di Play Store atau App Store. Mau tanya-tanya tentang kost Rukita? Bisa hubungi langsung ke Nikita (customer service Rukita) di +62 811-1546-477 atau kunjungi www.Rukita.co.
Jangan lupa follow Instagram Rukita di @Rukita_indo dan Twitter @Rukita_id supaya nggak ketinggalan diskon dan update terkini!
Bagikan artikel ini