Tak Hanya Diabetes, Ini 7 Penyakit Silent Killer dan Cara Mencegahnya
Penyakit silent killer ini harus diwaspadai, ya!
Apakah kamu pernah mendengar istilah penyakit silent killer? Sesuai dengan namanya, penyakit silent killer adalah penyakit yang awalnya tidak menunjukkan gejala sama sekali, tapi bisa merenggut nyawa penderitanya secara tiba-tiba.
Menurut Meita Shanty dalam bukunya yang berjudul “Silent Killer Diseases = Penyakit yang Diam-Diam Mematikan”, penanganan penyakit silent killer biasanya sering terlambat, bahkan baru diketahui saat kondisi penderita sudah sangat kronis.
Beberapa Jenis Penyakit Silent Killer yang Mematikan
Oleh sebab itu, kita harus mengetahui jenis-jenis penyakit silent killer agar bisa lebih sadar dan melakukan pencegahan sejak dini. Yuk, sama-sama kita bahas 7 penyakit silent killer serta cara pencegahannya.
1. Penyakit jantung koroner
Penyakit silent killer satu ini tak hanya sering dijumpai di kalangan lansia, tapi juga orang muda. Bahkan, ya, banyak juga yang nggak menyadari tanda-tanda munculnya penyakit mematikan ini. Penyakit jantung koroner atau penyakit arteri koroner terjadi ketika saluran pembuluh darah jantung menjadi tebal karena plak yang tersumbat di dalamnya, seperti yang dilansir dari The Health Site.
Saluran pembuluh darah jantung yang tersumbat akan menghambat suplai darah ke jantung dan organ tubuh lainnya. Bila jantung kekurangan darah dan oksigen, tubuh akan merespons dengan rasa nyeri dada yang luar biasa. Jika tak segera ditangani dengan benar, rasa nyeri ini bisa berubah menjadi serangan jantung.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit jantung koroner. Mulai dari menerapkan gaya hidup sehat hingga pemeriksaan kesehatan secara rutin. Seseorang yang memiliki kolesterol tinggi dan/atau tekanan darah tinggi harus semakin ekstra dalam menjaga kesehatan.
2. Hipertensi atau tekanan darah tinggi
Penyakit silent killer yang harus diwaspadai selanjutnya adalah hipertensi atau tekanan darah tinggi. Seseorang dikatakan memiliki hipertensi bila tekanan darahnya melebihi 130/80 mmHg. Hipertensi dikategorikan sebagai penyakit silent killer karena tidak memiliki gejala. Sehingga, penderitanya tidak akan sadar jika terkena hipertensi.
Hipertensi ini tidak boleh dianggap enteng, ya. Menurut dokter spesalis jantung dan pembuluh darah, Vito A Damay, seperti yang dilansir dari CNN Indonesia, seseorang dengan hipertensi memiliki risiko yang lebih besar terkena penyakit mematikan lainnya, seperti stroke, serangan jantung, dan pembuluh darah pecah.
Untuk mencegah terjadinya hipertensi adalah dengan rutin mengecek kesehatan tubuh, menjaga pola hidup sehat, serta mengonsumsi obat hipertensi bagi yang telah memiliki tekanan darah tinggi. Selain itu, menjaga kesehatan mental juga harus diterapkan, ya.
3. Diabetes Mellitus
Diabetes merupakan salah satu penyakit silent killer dengan penderita yang semakin banyak ditemukan di Indonesia. Diabetes juga menjadi salah satu penyakit komorbid yang semakin memperburuk kondisi penderita infeksi virus Covid-19.
Penyakit silent killer ini sering menjadi “gerbang awal” untuk datangnya penyakit mematikan lainnya, seperti jantung koroner, stroke, dan gangguan ginjal.
Perlu diketahui, penyakit diabetes memiliki dua tipe, yakni Tipe 1 dan Tipe 2. Penderita diabetes Tipe 1 biasanya mendapatkan penyakit ini karena genetik yang mengakibatkan pankreas tidak dapat memproduksi insulin atau kadar sangat sedikit, seperti dilansir dari India Times.
Di sisi lain, diabetes Tipe 2 berdampak pada tubuh yang tak dapat memproses gula dalam darah. Diabetes tipe ini biasanya terjadi pada usia 40 tahun ke atas atau seseorang yang memiliki gaya hidup kurang sehat dan tak teratur.
Diabetes memang tidak menunjukkan ciri-ciri yang langsung dapat dikenali. Namun, ada beberapa gejala khusus yang sering terjadi pada penderita diabetes. Dilansir dari laman Primaya Hospital, gejala diabetes mellitus di antaranya adalah:
- Sering buang air kecil
- Mudah lapar dan haus padahal baru saja makan dan minum
- Berat badan menurun
- Luka sulit sembuh
- Impoten
- Kesemutan
Salah satu cara agar terhindar dari diabetes adalah menjalankan gaya hidup sehat, konsumsi makanan bergizi seimbang, rutin berolahraga, dan lakukan medical check up secara teratur.
4. Kanker
Segala jenis kanker juga termasuk ke dalam penyakit silent killer yang harus diwaspadai. Biasanya penderita tidak akan merasa terkena kanker sebelum menunjukkan gejala yang berat. Pada saat inilah penderita baru akan memeriksakan dirinya ke dokter dan langsung didiagnosis kanker stadium akhir.
Oleh sebab itu, sangat diperlukan kepekaan diri jika terjadi hal yang terasa tidak wajar. Dilansir dari The Health Site, gejala umum yang sering terlihat dari penderita kanker adalah penurunan berat badan secara dramatis dan kelelahan.
Kanker dapat terjadi saat sel dalam tubuh bermutasi dan mencuri nutris dari sel-sel yang sehat. Sehingga, DNA dan sel sehat akan mati dan tubuh dikuasai oleh sel jahat. Beberapa hal yang dapat memicu pertumbuhan sel kanker adalah radiasi, rokok, pola hidup yang tak sehat, dan sinar matahari.
5. Perlemakan hati
Perlemakan hati atau fatty liver disease dapat menjadi penyakit silent killer yang menyerang organ hati. Penumpukan lemak dalam jangka panjang dapat berisiko pada penyakit hati kronis, seperti kanker hati, gagal hati (liver failure), dan sirosis hati.
Penyakit ini biasanya diderita oleh mereka yang mengonsumsi alkohol berlebih dalam jangka panjang. Namun, tak menutup kemungkinan jika seseorang yang tidak pernah mengonsumsi alkohol juga dapat terkena fatty liver disease.
Dilansir dari laman Mayo Clinic, fatty liver pada non-alkoholik disebab oleh kolesterol tinggi, obesitas, diabetes tipe 2, kadar lemak yang tinggi dalam tubuh, sleep apnea, dan hipotiroidisme. Oleh sebab itu, memiliki gaya hidup yang sehat merupakan salah satu cara untuk mencegah terjadinya perlemakan hati.
6. Osteoporosis
Pengeroposan tulang atau osteoporosis juga termasuk ke dalam daftar penyakit silent killer yang gejalanya sering tidak terdeteksi. Penyakit ini biasanya terjadi pada orang lanjut usia dan berpotensi lebih besar pada perempuan.
Biasanya, penderita akan konsultasi kepada dokter setelah tulangnya terasa sakit. Saat itulah telah terjadi kerusakan tulang yang parah. Bila hal ini jadinya, pencegahan dan pengobatan sudah tidak dapat dilakukan dengan optimal.
Osteoporosis sering terjadi pada tulang pinggul, tulang belakang, dan tulang pergelangan tangan. Sayangnya, penyakit ini tidak dapat dihindari. Salah satu cara mencegah osteoporosis adalah dengan mengonsumsi makanan kaya protein dan mineral. Selain itu, penuhi juga kebutuhan kalsium harian sejak dini.
7. Sleep apnea
Siapa sangka ternyata gangguan tidur juga termasuk dalam salah satu penyakit silent killer yang berbahaya. Sleep apnea merupakan gangguan tidur yang membuat pernapasan seseorang berhenti sejenak selama beberapa kali saat tidur.
Tanda dari kondisi ini adalah mengorok saat tidur dan tetap merasa ngantuk atau lelah padahal sudah tidur lama. Melansir Alodokter, sleep apnea lebih berisiko terjadi pada laki-laki, seseorang yang berusia di atas 40 tahun, perokok, sering minum alkohol, memiliki amandel dan lidah yang besar atau rahang kecil, serta memiliki gangguan sinus.
Seseorang dengan kondisi sleep apnea lebih berisiko untuk mengalami kematian mendadak dan stroke saat tidur. Dilansir dari India Times, mengganti pola hidup lebih sehat dapat mencegah sleep apne yang ringan. Berhenti merokok serta menurunkan berat badan juga menjadi salah satu upaya pencegahan penyakit mematikan ini.
Itulah beberapa penyakit silent killer berbahaya yang harus diwaspadai. Mungkin penyakit ini tidak akan terdeteksi bila tidak ada screening atau gejala yang buruk. Oleh sebab itu, menjalani pola hidup sehat dan melakukan pengecekan kesehatan harus dilakukan secara rutin.
Apa kamu punya pengalaman yang berkaitan dengan penyakit silent killer? Tulis di kolom komentar, yuk!
Kalau kamu sedang pusing cari hunian nyaman antiribet dengan fasilitas lengkap, coba ngekost di Rukita saja! Lokasi unit coliving Rukita sangat strategis di Jabodetabek, Bandung, serta Surabaya, lho!
Jangan lupa unduh aplikasi Rukita via Google Play Store atau App Store, bisa juga langsung hubungi Nikita (customer service Rukita) di +62 811-1546-477, atau kunjungi www.Rukita.co.
Follow juga akun Instagram Rukita di @Rukita_Indo dan Twitter di @Rukita_Id untuk berbagai info terkini serta promo menarik!
Bagikan artikel ini