Jangan Panik! Ini 5 Pertolongan Pertama saat Keracunan Makanan
Pertolongan pertama saat keracunan makanan ini wajib diingat!
Keracunan makanan merupakan salah satu penyakit yang bisa terjadi pada siapa saja. Penyebab keracunan makanan bisa diakibatkan dari mengonsumsi makanan yang terkontaminasi virus, bakteri, atau parasit. Memakan bahan makanan yang beracun atau sudah basi juga bisa menyebabkan keracunan, lho.
Biasanya, gejala keracunan makanan langsung muncul beberapa saat setelah kamu mengonsumsi makanan yang terkontaminasi. Namun, bisa gejala keracunan makanan baru terlihat beberapa hari kemudian.
Berikut ini adalah gejala umum dari keracunan makanan yang perlu kamu ketahui:
- Tubuh terasa lemah
- Mual dan muntah
- Kurang nafsu makan
- Sakit perut
- Diare
- Sakit kepala
Bila keracunan makanan yang diderita sudah parah, pasien juga bisa mengalami diare berdarah, urine berdarah, dan muntah yang berkelanjutan, demam lebih dari 39 derajat Celcius, dan sulit untuk bicara.
Pertolongan Pertama pada Keracunan Makanan
Keracunan makanan ini tidak boleh disepelekan karena bisa menjadi semakin berbahaya. Berikut ini pertolongan pertama keracunan makanan yang harus kamu tahu!
1. Biarkan beristirahat
Bila kamu atau temanmu mengalami keracunan makanan yang disertai diare dan muntah, maka perlu melakukan satu hal ini. Beristirahat dan rileks menjadi pertolongan pertama saat keracunan makanan. Cobalah untuk nggak panik bila muntah atau sakit perut.
Baringkan badan dan beristirahat agar perut sedikit lebih tenang. Selain itu, orang yang sedang keracunan makanan juga perlu mendapatkan tidur yang cukup, ya.
2. Penting untuk melakukan rehidrasi
Pertolongan pertama saat keracunan makanan yang sangat penting untuk dilakukan adalah memastikan tubuh untuk tetap terhidrasi. Lakukan rehidrasi dengan cara memberikan air minum secara cukup dan berkala. Berikan air minum bersih agar tubuh tidak kehilangan banyak cairan. Perlu diingat, meminum banyak air nggak akan membuat feses kamu semakin cair, ya.
Selain itu, kamu juga bisa memberikan minum-minuman berelektrolit, seperti oralit dan air kelapa. Hindari untuk memberikan minuman terlalu dingin atau terlalu panas agar perut tidak “kaget” dan mual.
Beberapa minuman yang harus dihindari saat keracunan makanan antara lain, kopi, teh, alkohol, serta susu dan produk olahannya, seperti yoghurt. Minuman soda dan terlalu manis juga sangat tidak dianjurkan untuk dikonsumsi saat keracunan makanan, ya.
Oleh sebab itu, sangat disarankan untuk selalu menyediakan bubuk oralit di rumah atau kost. Bila kamu nggak punya bubuk oralit, maka bisa membuatnya sendiri, ya.
Cara membuat minuman oralit adalah:
- Siapkan 200 ml air putih matang.
- Tuangkan 1/2 garam dan 8 sendok teh gula.
- Aduk rata hingga tercampur rata.
- Larutan oralit siap disajikan.
3. Berikan makanan secara perlahan
Langkah selanjutnya yang harus kamu lakukan untuk pertolongan pertama keracunan makanan adalah memberikan makanan padat. Namun, perlu diingat untuk hanya memberikan makanan padat setelah muntah dan diare berkurang atau hilang. Bila dipaksakan untuk makan, bisa-bisa justru akan muntah lagi, tuh.
Kamu bisa memberikan makanan setengah padat dan rendah serat untuk orang yang keracunan makanan. Pilihlah makanan yang mudah dikunyah dan hambar seperti, bubur, oatmeal, atau pisang. Jika sulit menemukan makanan setengah padat, kamu juga bisa memberikan makanan padat hambar secara bertahap, seperti nasi dan roti.
Dilansir dari laman Health Line, terdapat jenis makanan yang harus dihindari agar keracunan makanan agar tidak semakin buruk, di antaranya :
- Susu dan keju
- Makanan berlemak
- Makanan yang digoreng
- Makanan terlalu asin atau manis
- Makanan pedas
4. Minum obat pereda diare
Mungkin banyak orang yang tidak menganjurkan untuk meminum obat antidiare atau pereda diare saat sedang keracunan makanan. Namun, dalam laman National Institue of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases menuliskan bahwa orang dewasa bisa meminum obat antidiare untuk meringankan diare karena keracunan makanan. Beberapa obat yang dapat digunakan adalah obat dengan kandungan bismut subsalisilat dan loperamid.
Perlu dicatat, nih, penggunaan obat antidiare tidak disarankan untuk diminum oleh pasien keracunan makanan kategori bayi dan balita. Keracunan makanan yang disertai diare berdarah atau demam juga tidak boleh meminum obat antidiare karena bisa membuatnya semakin parah.
5. Segera ke dokter
Bila keracunan makanan semakin parah selama 2-3 hari, maka sangat dianjurkan untuk segera periksa ke dokter. Khususnya bila terjadi pada bayi, balita, dan lansia.
Perhatikan juga gejala-gejala keracunan makanan yang kamu alami. Jika mengalami demam, nyeri perut yang hebat, diare berdarah atau feses berwarna gelap, serta muntah berkepanjangan dan berdarah, maka harus berobat ke dokter, ya.
Nah, itulah beberapa pertolongan pertama pada keracunan makanan yang bisa kamu lakukan. Hal ini sangat diperlukan mengingat sumber penyakit bisa berasal dari mana saja. Kalau kamu punya riwayat keracunan makanan, coba ceritakan penanganan yang dilakukan. Jangan lupa juga share ke teman-teman yang membutuhkan pengobatan ini, ya!
Kalau kamu sedang pusing cari hunian nyaman antiribet dengan fasilitas lengkap, coba ngekost di Rukita saja! Lokasi unit coliving Rukita sangat strategis di Jabodetabek serta Bandung, lho.
Jangan lupa unduh aplikasi Rukita via Google Play Store atau App Store, bisa juga langsung hubungi Nikita (customer service Rukita) di +62 811-1546-477, atau kunjungiwww.Rukita.co.
Follow juga akun Instagram Rukita di @Rukita_Indo dan Twitter di @Rukita_Id untuk berbagai info terkini serta promo menarik!
Bagikan artikel ini