Apa Rumah Adat Suku Asmat di Papua? Yuk, Cari Tahu di Sini!
Ada banyak hal menarik yang dapat kamu ketahui dari Rumah Adat Suku Asmat berikut ini.
Suku Asmat adalah salah satu suku yang tinggal di wilayah Papua Selatan, Indonesia. Suku ini terkenal karena keunikannya dalam budaya, seni ukir, dan rumah adat yang khas.
Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan secara rinci mengenai Suku Asmat dan rumah adat mereka, serta menyoroti pentingnya warisan budaya ini. Yuk, simak selengkapnya!
Baca juga: Keunikan Rumah Adat Honai Papua Beserta Filosofinya
Mengenal Lebih Dekat dengan Suku Asmat
Suku Asmat adalah salah satu suku yang tinggal di wilayah dataran tinggi Papua Selatan. Mereka memiliki bahasa dan adat istiadat yang khas.
Suku Asmat hidup dalam masyarakat yang sangat tergantung pada alam, dengan mata pencaharian utama mereka adalah berburu, berkebun, dan berpindah-pindah tempat untuk mencari sumber daya alam yang dibutuhkan. Populasi Suku Asmat terbagi dua, yaitu yang tinggal di pesisir pantai dan pedalaman.
Pola hidup, struktur sosial, dan keseharian kedua kategori Asmat tersebut juga sangatlah berbeda. Populasi di pesisir pantai terbagi dua yakni Suku Bisman dan Suku Simai. Ciri dari penduduk Asmat adalah memiliki fisik yang khas seperti berkulit hitam dan berambut keriting.
Salah satu ciri khas yang membedakan Suku Asmat adalah seni ukir kayu mereka. Seni ukir Suku Asmat diakui secara internasional karena keindahannya dan kompleksitasnya.
Mereka menggunakan pisau tradisional yang disebut “mandau” untuk mengukir berbagai objek, seperti patung manusia, hewan, atau perlengkapan rumah tangga. Motif yang digunakan dalam seni ukir ini sering kali menggambarkan kehidupan sehari-hari, mitos, dan makhluk spiritual dalam budaya Suku Asmat.
Rumah Jew, Rumah Adat Suku Asmat
Rumah Jew atau Rumah Bujang merupakan rumah tradisional yang berasal dari Suku Asmat di Agats, ibu kota Provinsi Papua. Ini adalah rumah panggung persegi panjang yang terbuat dari kayu dengan dinding dan atap yang terbuat dari daun pohon sagu atau pohon nipah yang telah dirajut.
Rumah Jew ini terkenal karena tidak menggunakan paku melainkan akar rotan sebagai penghubung. Rumah ini juga dikenal sebagai Rumah Bujang, tempat berkumpulnya laki-laki yang masih berstatus bujang. Oleh karena itu, anak-anak di bawah usia 10 tahun dan wanita tidak diperbolehkan untuk masuk ke dalam Rumah Jew ini.
Keunikan dari Rumah Jew
Rumah Jew ini dibangun dengan menggunakan bahan-bahan alami yang terdapat di lingkungan sekitar kampung Asmat. Ini sesuai dengan keyakinan adat suku Asmat bahwa leluhur mereka dan alam sudah bersinergi untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Kayu yang digunakan untuk membangun rumah berasal dari kayu besi yang kokoh dan tahan air. Hal tersebut karena letak geografis penduduk Asmat banyak yang berada di daerah pantai dan rawa-rawa.
Rumah Jew juga selalu didirikan membelakangi sungai, tepatnya di lembah sungai dengan tiang penyangga inti berukir motif Asmat. Ini disebabkan oleh adanya perang antar etnis suku Asmat pada masa lalu. Maka dari itu, rumah-rumah ini dibangun di kelokan sungai sebagai tambahan perlindungan.
Membangun Rumah Jew pada lembah sungai juga dapat membantu penduduk asli Asmat mengetahui dan menghindari serangan musuh. Meskipun saat ini peperangan dan pengayauan antar etnis suku Asmat tidak terjadi lagi, namun cara berfikir tersebut masih dipertahankan untuk memastikan keamanan.
Rumah Jew memiliki jumlah pintu yang sama dengan tungku api dan patung Mbis (patung leluhur Asmat). Ini mencerminkan jumlah keluarga Tysem yang tinggal di sekitar rumah tersebut. Sesuai keyakinan suku Asmat, patung Mbis digunakan untuk membuat para bujang di dalam rumah terbebas dari pengaruh jahat.
Baca juga: 6 Rumah Adat Jawa Timur, Unik dan Fungsinya Filosofis Banget
Fungsi Rumah Adat Suku Asmat
Rumah Jew adalah pusat kehidupan sosial suku Asmat, di mana laki-laki yang belum menikah tinggal bersama. Di sana, warga berkumpul untuk musyawarah tentang urusan warga, menyelesaikan perselisihan, merencanakan ritus dan upacara adat serta penyimpanan ukiran-ukiran yang menggambarkan kerabat atau roh nenek moyang mereka.
Rumah Jew juga sering digunakan sebagai Balai Desa dan tempat untuk menyambut tamu dari luar kampung. Semua barang penting yang dibutuhkan suku Asmat, seperti tengkorak kayu, perahu roh, baju-baju roh, kantung Noken, tombak perang, perisai-perisai kepala perang dan tifa suku Asmat juga disimpan di dalam Rumah Jew.
Noken adalah sebuah kantung yang terbuat dari anyaman serat tumbuhan yang dikalungkan di leher. Konon, noken dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit dengan aturan dan syarat tertentu agar si penderita penyakit dapat sembuh.
Artikel menarik lainnya:
- Apa Itu Coliving? Simak Semua yang Perlu Kamu Tahu tentang Gaya Hunian Trendi Ini
- Kost di Bogor Dekat Stasiun KRL Commuter Line | Cuma Jalan Kaki 5 Menit Aja!
- Faktor Penyebab Cuaca Panas Hari ini, hingga Cara Pencegahannya
Nah, itulah penjelasan mengenai Suku Asmat yang berasal dari Papua beserta rumah adat dengan fungsinya. Kalau kamu punya informasi lainnya mengenai Suku Asmat jangan ragu untuk bagikan di kolom komentar, ya.
Sedang cari hunian dekat kampus, bioskop, pusat kuliner, perkantoran, rumah sakit, maupun tempat strategis lainnya? Coba tinggal di Rukita saja!
Tersedia berbagai pilihan jenis hunian yang berada di lokasi strategis dengan akses mudah dekat berbagai tempat strategis, seperti kost jogja, kost malang, kost semarang, maupun kost bandung. Ada juga di beberapa kota Indonesia lainnya, lho!
Namun, kalau kamu punya budget pas-pasan dan sedang mencari hunian harga ekonomis fasilitas lengkap, bisa langsung kepoin Infokost.id. Tersedia kost di beberapa kota di Indonesia dengan harga sewa yang murah!
Jangan lupa unduh aplikasi Rukita via Google Play Store atau App Store, bisa juga langsung kunjungi www.rukita.co. Follow juga akun Instagram Rukita di @rukita_Indo, Twitter di @rukita_Id, dan TikTok @rukita_id untuk berbagai info hunian terkini serta promo menarik.
Bagikan artikel ini