Ayo, Gabung dalam Digital Strike Climate Action 25 September 2020!
Metronome, sebuah jam elektronik di Times Square, New York pada Sabtu lalu (19/09), menunjukkan bumi kita tinggal memiliki waktu 7 tahun 100 hari sehingga aksi iklim perlu diambil. Hal ini membuat banyak orang terkejut dan menyuarakannya di media sosial.
Hitungan ini berdasarkan bila suhu bumi tidak berhasil diturunkan atau dijaga pada angka 1,5 derajat Celcius. Munculnya jam ini sangat pas sekali karena September merupakan bulan aksi peduli iklim global yang hadir untuk mengingatkan orang-orang mengambil tindakan mitigasi perubahan iklim.
Cara Mengikuti Climate Strike dan Cara Mengubah Gaya Hidup Lebih Ramah Lingkungan
Hari ini, tanggal 25 September 2020, akan ada gerakan global climate strike yang merupakan protes terbuka mengenai perubahan iklim. Aksi ini akan berlangsung secara digital atau demo digital untuk menjaga keamanan selama pandemi. Di Indonesia juga ada, lho, gerakannya kalau kamu mau bergabung!
1. Apakah global climate action?
Aksi iklim merupakan usaha yang aktif untuk menurunkan emisi gas rumah kaca dan memperkuat ketangguhan dan kapasitas adaptasi untuk menghadapi dampak iklim. Biasanya pada momen ini orang-orang yang peduli akan perubahan iklim akan turun ke jalan untuk melakukan kampanye.
Kampanye yang diadakan tentu merambah pada efek perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia. Aksi peduli iklim ini akan dilakukan untuk menarik perhatian para pemimpin negara yang akan hadir pada pertemuan UNFCCC atau badan PBB mengenai perubahan iklim.
Aksi demo ini dilakukan demi masa depan. Dengan waktu yang masih ada, kita bisa memberikan masa depan lebih baik bagi diri sendiri dan keluarga kita. Apabila dunia tidak menghangat dalam waktu cepat, maka risiko yang terjadi akan lebih kecil. Hal itulah yang ingin dicapai.
2. Bagaimana kalau mau gabung di Indonesia?
Pergerakan ini mengajak tiap negara memiliki kampanye masing-masing, untuk menarik perhatian pemerintahnya. Kamu juga bisa membuat papan banner dan berbagai media lainnya untuk mengaspirasikan suaramu. Lakukan strike dengan sopan dan teratur agar pesan positif yang disampaikan bisa diterima.
Di Indonesia sendiri ada gerakannya, kok. Tahun ini gerakan ini dinamai aksi daring untuk iklim Unmute Now yang diadakan oleh Jeda Iklim dan 350id. Untuk bergabung dalam digital climate strike ini, kamu bisa daftar di s.id/digitalstrike. Acara akan dimulai pukul 15.00-17.00 via Zoom. Kalau kamu ingin bicara dalam mimbar bebas, daftarkan diri pada bit.ly/UNMUTENOW.
Acara ini bakal dihadiri oleh berbagai yayasan dan aktivis lingkungan hingga para komunitas adat dan perwakilan masyarakat terdampak. Yuk, daftarkan diirmu sekarang dan suarakan aspirasimu lewat spanduk yang bisa ditunjukkan secara online dalam acara digital strike ini.
3. Edukasi orang-orang terdekat
Selain mengikuti digital strike, situasi #dirumahaja juga bisa dimanfaatkan untuk memberikan edukasi pada orang terdekat. Semakin banyak orang yang menyadari isu perubahan iklim dan mau mengubah gaya hidup yang lebih ramah lingkungan maka semakin baik hasilnya.
Kita bisa berbicara kepada orang-orang di rumah, maupun teman di kost tentang perubahan iklim dan gaya hidup yang bisa mengubahnya. Mengajak orang-orang terdekat bukan berarti menggurui, namun kita bisa memberikan efek yang positif bagi bersama.
4. Netralkan emisi karbon
Selain melakukan kampanye dan edukasi, kita juga bisa menetralkan emisi karbon dari gaya hidup kita. Tanpa disadari, tuh, banyak sekali gaya hidup yang mengeluarkan emisi gas yang besar. Kita bisa menetralkan itu semua, lho, di Indonesia.
Metode ini dinamakan carbon offsetting atau menyeimbangkan karbon. Jadi, karbon yang kamu keluarkan dibayar dengan karbon yang kamu simpan di pohon maupun mangrove dan rumput laut. Banyak perusahaan mulai melakukan ini sekarang, seperti kalkulator GoGreen di Gojek.
Namun, kamu juga bisa melakukannya sendiri lewat organisasi CarbonEthics di Indonesia. Di websitenya mereka punya kalkulator karbon dan kamu bisa memasukkan gaya hidupmu di sana. Lalu akan keluar berapa jumlah karbon yang telah kamu keluarkan dan bisa dibayar menggunakan mangrove dan rumput laut yang bisa menyimpan karbon 4x lebih banyak dibanding pohon.
5. Ubah gaya hidup
Sesudah menetralkan karbonmu secara offsetting, nih, kamu bisa mulai benar-benar mengubah gaya hidup yang lebih rendah karbon. Kurangi naik kendaraan pribadi, perbanyak naik sepeda, usahakan beli bahan makanan yang didapat dari area setempat, kurangi juga traveling yang tidak esensial atau selalu netralkan perjalananmu.
Jakarta, Bogor, dan Bali sudah melarang penggunaan plastik sekali pakai untuk belanja. Sudah saatnya kamu mengoleksi totebag untuk belanja. Sekarang banyak totebag cantik dan lucu, kok, untuk menyimpan belanjaanmu! Kurangi juga jajan kopi susu atau boba yang pakai gelas plastik, ya.
Hemat listrik juga menjadi gerakan rendah karbon, tuh. Sebisa mungkin buka jendela saat bekerja di siang hari dan matikan lampu. Jangan lupa untuk mematikan lampu dan listrik jika tidak digunakan. Kurangi juga konsumsi daging sapi karena gas methane yang keluar dari hewan ternak ini.
Dan… masih banyak hal lain yang bisa kamu lakukan untuk membantu menjaga bumi seperti yang Rukita tulis di gaya hidup ramah lingkungan. Siap berubah?
Gerakan aksi peduli iklim tidak hanya bisa dilakukan di jalan dan di internet. Kita bisa melakukannya dengan mengedukasi keluarga dan mengubah gaya hidup. Ayo lakukan aksimu sekarang!
Apa yang sudah kamu lakukan untuk mengurangi dampak perubahan iklim? Tinggalkan komentarmu di kolom di bawah ini, yuk!
Bagikan artikel ini