·14 July 2020

13 Bahaya Renang di Danau vs Laut | Agar Tidak Berakhir Tragis seperti Naya Rivera

·
9 minutes read
13 Bahaya Renang di Danau vs Laut | Agar Tidak Berakhir Tragis seperti Naya Rivera

Seminggu terakhir ini kita mendengar kabar aktris serial “Glee” Naya Rivera yang hilang saat berenang di Danau Piru, California, AS bersama puteranya. Untungnya sang putera sangat pintar dan menunggu di atas perahu. Hari ini 14 Juli 2020, jasad Naya ditemukan dan kemungkinan dia tenggelam akibat terjerat ganggang di danau. Dari kasus Naya kita jadi diingatkan mengenai bahaya renang di danau, nih.

Bahaya berenang di danau tentu berbeda dari kolam renang dan laut, tuh, meski semua memiliki bahaya masing-masing. Namun, banyak kasus di danau biasanya berhubungan dengan visibilitas serta tumbuhan danau yang akarnya bisa menjerat seperti ganggang maupun eceng gondok.

Di sisi lain berenang laut dan kolam renang juga tidak lepas dari bahaya kalau tidak hati-hati. Eits, bukan berarti kita nggak boleh renang! Tentu lebih baik selalu berhati-hati dan jangan pernah sendirian (atau bersama anak kecil saja!) agar jika terjadi sesuatu kamu masih bisa minta tolong.

2 Hal yang Harus diperhatikan di Kolam Renang

Sebelum membahas bahaya renang di danau yang sering memakan korban, yuk, kita bahas kolam renang dulu. Tempat yang terlihat aman ini juga harus diperhatikan saat rekreasi!

1. Penyebab penyakit pencernaan

Best 16 Swimming Games For All Ages – SwimmerPro
Source: swimmerpro,com

Data dari Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menunjukkan bahwa kolam renang menjadi media terbesar bagi penyakit yang ditularkan lewat air (water-borne). Penyakit water-borne antara lain seperti disentri dan berbagai penyakit pencernaan lainnya.

Air yang diberi bahan kimia biasanya terpapar Cryptosporidium atau parasit dari tinja yang disebut cryptosporidiosis. Penyakit ini meningkat 13% di Amerika serikat sejak tahun 2009 ke tahun 2017 dan umumnya disebabkan oleh kegiatan berenang.

Crypto bisa bertahan bahkan dalam kolam renang yang klorinnya paling keras apalagi kalau orang yang berenang baru selesai atau sedang diare. Kalau ada orang yang menelan air itu maka akan tertular. Jadi bagi orang yang sakit diare, nih, sebaiknya jangan renang dulu selama 2 minggu.

2. Bahan kimia dan alga

How To Lower Phosphates In Swimming Pool (2020)
Source: beesights.com

Bagi kolam yang sudah lama dibuat, tuh, kadang permukaannya ditumbuhi alga dan jadi licin. Maka dari itu permukaan kolam harus rajin dibersihkan dan diberi pasir silika.

Kulitas air juga berbahaya karena banyaknya bakteri dan bahan kimia yang ada di air. Bahan kimia bisa bereaksi satu sama lain dan menyebabkan iritasi pada kulit maupun rambut. Umumnya bahan kimia yang ada di kolam harus dipantau kadar kandungannya secara rutin.

Perhatikan 3 Hal Ini saat Renang di Sungai

Kalau kita sedang main di desa atau trekking di hutan, tuh, kadang ingin renang di aliran sungai yang katanya tidak dalam. Namun, kamu harus tetap hari-hati karena kedalaman sungai, bebatuan di dalamnya, dan arus sungai ternyata sulit diprediksi.

3. Potensi terhanyut arus

Swimming in the Yangtze river in China • Strel Swimming
Source: streel-swimming.com

Arus sungai mungkin salah satu hal yang paling berbahaya. Walaupun arus sungai biasanya tenang, namun kadang ada banjir kiriman yang datang dan berbahaya karena bisa membawamu terhanyut dalam arus. Bahkan permukaan yang dangkal bisa saja berarus cepat.

Kalau kamu renang di sungai perhatikan exit plan untuk berjaga-jaga kalau kamu hanyut. Jangan lupa bahwa semakin dangkal dan sempit dasar sungai, maka semakin cepat aliran arus dan berlaku pula sebaliknya.

Lempar tongkat dulu sebelum renang untuk melihat kecepatan aliran air. Di sungai atau ngarai yang dalam biasanya air di permukaan bisa terlihat lebih lambat daripada air di bagian dalam. Jadi, hati-hati!

4. Ancaman bendungan

One of the UK's most stunning wild swimming spots is just an ...
Source: bristolpost.co.uk

Kamu harus berhati-hati kalau berenang di dekat bendungan, lho. Bendungan kotak sering berakibat fatal dan bisa menjebak perenang. Di beberapa tempat kamu bisa melihat orang berenang di hulu kolam yang terbentuk oleh bendungan yang mungkin cukup aman di aliran rendah.

Namun, jangan coba-coba untuk meluncur ke bawah bendungan karena bahaya terletak di sumbatan bagian bawah bendungan maupun air terjun. Arus yang bersirkulasi ini akan menarik kita ke bawah dan menjebak kita di dalam air.

5. Bahaya bebatuan

Restless Dangerous Mountain River With Stones The River In The ...
Source: istock.com

Bebatuan bisa berbahaya, namun bisa juga menjadi tempat berlindung dari arus yang kuat. Periksa batu di sungai kalau kamu mau melompat, dan hati-hatilah saat berenang agar kaki dan kepala tidak menabrak batu.

Berhati-hatilah juga saat berjalan di atas batu di perairan yang dalam atau berarus cepat. Batu umumnya sangat licin yang membuat kamu bisa terpeleset, jatuh, dan akhirnya terseret arus.

5 Hal yang Perlu Mendapat Perhatian saat Renang di Danau

Naya Rivera kemarin berenang di danau dan tiba-tiba tenggelam? Ini adalah daftar bahaya yang harus diwaspadai saat kamu berenang di danau.

6. Bahaya penyakit

Bahaya renang di danau - air terkontaminasi
Source: dreamstime.com

Sebelum membahas bahaya dari ganggang dan hal lainnya saat berenang di danau, ya, kita perlu membahas penyakit dulu. Data dari CDC yang diterbitkan pada tahun 2018 menyatakan bahwa perairan dalam danau rekreasi memiliki hubungan erat dengan 140 wabah penyakit yang menyebabkan 5.000 penyakit selama periode tahun 2000-2014 di AS.

Walaupun lautan juga termasuk dalam data tersebut, namun 84% kasus muncul dari danau, kolam alami, dan waduk. Di dalam perairan ini ada bakteri Crypto, norovirus, E.coli, dan bakteri Shigella yang disebabkan oleh kotoran perenang maupun polusi.

Danau dan kolam air tawar juga bisa menjadi sarang bagi amuba di antaranya seperti Negleria fowleri yang bisa memasuki tubuh dari rongga hidung. Oleh karena itu, disarankan memakai klip hidung saat renang di air tawar.

Air payau di muara juga kadang berbahaya karena jadi tempat mengendapnya bakteri pemakan daging berbahaya walaupun kasus ini cukup jarang.

7. Hipotermia

Bahaya renang di danau - suhu udara
Source: thewatercoolertoday.com

Berenang di alam bebas termasuk di danau bisa mengagetkan tubuh. Kalau kamu menggigil sampai gigimu bergemeletuk berarti kamu mengalami hipotermia ringan, tuh. Solusinya segera keluar dari air dan menghangatkan diri. Jangan berpikir berendam lama di air akan membuatmu merasa hangat, lho.

Pakai wetsuit kalau mau tinggal di dalam air dalam waktu lama. Cold-shock juga bisa dialami kalau kamu kedinginan dan jantungmu berdegup kencang karena berusaha menghangatkan tubuh. Maka dari itu cek dulu temperatur dan masuk secara perlahan ke dalam air.

8. Kedalaman yang tidak bisa diprediksi

Bahaya renang di danau - kedalaman air
Source: swimjim.com

Walaupun kamu sering main ke danau, nih, kedalaman danau bisa berubah karena kondisi alam. Bisa saja tumpukan batu, pasir, tanah, maupun sampah di bawah berkurang atau bertambah akibat arus yang memindahkannya.

Jangan langsung lompat dan terjun sembarangan! Kamu bisa saja membuat kepalamu terbentur atau malah membuat lehermu patah yang berakibat fatal.

9. Kram

Bahaya renang di danau - kram dan kelelahan
Source: swimming.com

Kram saat berenang dapat terjadi pada betis dan kaki karena aktivitas berlebihan, peregangan berlebihan, atau kecapekan. Salah satu penyebab Naya meninggal diduga karena kram. Kapalnya sempat terbawa arus dan dia mengejar kapal sambil menaikkan anaknya ke kapal. Bisa jadi Naya tiba-tiba kram namun tidak ada orang lain yang membantu.

Orang yang rentan kram umumnya karena pola makan yang buruk dan dehidrasi. Kalau kamu tiba-tiba kram, nih, selain teriak minta tolong selanjutnya coba terlentang agar bisa pelan-pelan bergerak menggunakan lengan untuk kembali ke pinggiran.

Belajar dari tragedi Naya, nih, jangan renang sendirian di danau dan selalu pakai jaket pelampung, ya.

10. Bahanya ganggang dan alga

Bahaya renang di danau - terjerat enceng gondok
Source: kompas.co

Umumnya di danau ada gulma maupun ganggang yang mudah terlihat. Gulma ini akan berbentuk seperti akar-akar sekecil spageti maupun yang besar dan gendut, tapi umumnya ada banyak sekali seperti hutan dan bisa menjerat kaki perenang.

Usahakan menghindarinya saat berenang dan jangan menendang atau meronta ketika tersangkut. Cobalah melayang dan pakai lengan untuk mendayung. Semakin meronta umumnya jeratannya makin kuat.

Danau tempat Naya berenang visibilitasnya sangat buruk dan ada banyak ganggang dan gulma di dalam danau. Diduga Naya kelelahan atau mengalami kram, lalu terjerat ganggang. FYI, banyak orang meninggal karena terjerat ganggang di dalam danau tersebut.

Ketika cuaca hangat dan lembap biasanya akan muncul alga-alga berwarna hijau dan biru yang berkembang biak. Jangan sampai renang mendekati alga ini karena bisa menyebabkan iritasi mata dan kulit, serta membuat kamu bisa keracunan!

3 Bahaya Berenang di Laut

Sesudah membahas bahaya renang di danau, mari memasuki laut. Cukup banyak bahaya juga yang hadir kalau kita berenang di laut dengan ceroboh. Mungkin bahaya dari penyakit cukup kecil, namun ada ombak dan arus yang perlu diwaspadai.

11. Penyakit dari air laut

Swimming in the Ocean vs. Lakes/Pools: How to Stay Safe | Chica ...
Source: chicabrava.com

Laut juga menyimpan penyakit tersendiri bagi para perenang. CDC mengingatkan bahwa penyakit yang berasal dari laut biasanya berasal dari ganggang dan alga yang mekar, amuba, dan patogen tinja.

Peneliti dalam badan Environment America menemukan kandungan bakteri di atas rata-rata di dalam 2.600 pantai di AS. Sangat tidak dianjurkan untuk berenang di dalam pantai yang memiliki kandungan bakteri setinggi ini. Walau tidak seberbahaya bakteri di danau dan sungai, namun tetap banyak orang bisa sakit akibat bakteri ini.

12. Gelombang laut

Rip Currents: How to Spot, Avoid, and Escape Them
Contoh dari rip current. Source: spectrumnews.com

Terdapat dua gelombang yang sangat berbahaya yaitu Rip current atau arus rip dan shorebreak. Rip current biasanya menjadi penyebab 80% program penyelamatan harus dilakukan. Gelombang ini sangat kuat dan bisa menarik perenang ke laut dengan sangat cepat.

Arus ini biasanya memanjang dari garis pantai melalui zona selancar dan melewati garis gelombang pecah. Agar terhindar dari atus ini, ya, kamu harus bisa mengenali arus rip dan cepat ke pinggir pantai saat melihatnya datang. Kalau terjebak, sih, jangan melawan dan cobalah untuk berenang sejajar dengan pantai.

This is how you capture a shorebreak | Waves photography, Ocean ...
Source: shorebreak.com

Shorebreak sendiri merupakan kondisi laut ketika ombak pecah langsung ke pantai, baik gelombang kecil maupun tinggi yang terbentuk karena transisi cepat dari perairan dalam ke dangkal. Shorebreak bisa menyebabkan cedera ekstrem sampai patang tulang belakang dan leher.

13. Ubur-ubur dan hiu

Source: today.com

Waspadalah terhadap ubur-ubur! Semua ubur-ubur pasti menyengat walau tidak semua beracun atau bisa membunuh orang, namun sengatannya tetap menyakitkan.

Kalau jalan di pantai, tuh, tetaplah berhati-hati di sekitar pasir karena ubur-ubur masih bisa menyengat selama tentakelnya basah. Tentakel yang robek pun masih bisa menyengat. Kalau tersengat cepat bilas dengan air dan segera temui penjaga pantai atau ke dokter.

Walau hiu jarang sekali ditemui di laut, namun kadang mereka ada di dekat pantai atau di sekitar gundukan pasir karena terperangkap pasang. Walaupun kemungkinannya kecil, ya, kamu harus tetap waspada!

Jangan berenang terlalu jauh dari pantai dan tetaplah berkelompok. Hindari pula berenang saat gelap atau saat kamu sedang terluka. Jangan pula memakai perhiasan mengilap dan hindari pakaian renang cerah yang memancing hiu ke arahmu.


Semua tempat renang memiliki bahayanya masing-masing. Bukan berarti kamu nggak boleh berenang, ya, namun harus tetap waspada! Terutama jangan renang sendirian!

Yuk, jaga diri dari bahaya renang di danau, laut, sungai, maupun kolam yang nampaknya sangat aman.

Kamu pernah mengalami kecelakaan di air, nggak? Ayo, bagikan pengalamanmu di kolom komentar di bawah ini.

Bagikan artikel ini